~ [Drabbles] Simply Love (2th Cloudyelfputriandina)~

Tittle     :               Simply Love

Author  :               PrincessClouds

Genre   :               Romance

Rated    :               PG-15

Main     :               Kim So Eun – Cho Kyu Hyun

Cameo  :               Lee Hyukjae , Park Jungsoo.

Summary:           Just because I Love You

Warning:             Typo(s). OUT OF CHARACTER.  – Not so drabble at all -_-

*Listen_Up,_Girl!*

All about songs, and all about Cho Kyuhyun Personal of View…

>> Dislike!

 

“Aku tidak suka kau kesana!”

Gadis ini langsung menghentikan minumnya ketika aku mulai mengeluarkan suara setelah permintaannya. Ia kembali menatapku. Cemberut.

“Aku tak suka kau pergi bersamanya..” tambahku penuh penekanan. Kulihat, ia kembali mendesah dan tidak suka.

“Kenapa kau terus seperti ini?” dia mulai kembali mengomel. “Bagaimana mungkin kau melarangku terus untuk melakukan apa yang kumau?”

“Tentu saja aku melarangmu. Posisiku adalah sebagai kekasihmu, menurutmu apa aku harus membiarkan kau pergi hanya berdua dengan laki-laki yang kutahu pasti sempat dan masih menyukaimu? Aku tak suka…”

“Ini semua hanya karena kau yang terus kekanakan. Sudah kubilang bukan? Eunhyuk itu baik. Dia tak seburuk yang kau fikirkan. Berhentilah menganggap semuanya berlebihan!”

“Jelas ini bukan karena berlebihan atau tidak. Apa aku perlu mengingatkan bahwa—“

“Sudahlah. Aku muak terus berdebat denganmu..” dia bangkit dan memotong ucapanku. “Dengan atau tanpa persetujuanmu aku akan tetap pergi bersamanya ke pameran itu. Kau sendiri kan yang bilang kalau lukisan itu membosankan? Jadi jangan menuntutku kalau aku pergi dengan temanku yang lebih mau mendampingiku..” katanya kemudian. Gadis itu kemudian segera meninggalkan tempat itu.

“Yah! Kau tak bisa begitu!”

Nyatanya ia tak mendengarnya.

*

Sebenarnya bukan tanpa alasan bahwa aku melarang Soeun – kekasihku tadi, untuk pergi bersama Lee Hyukjae – kau boleh panggil di Eunhyuk. Arh, jujur menyebut namanya saja aku sudah malas. Laki-laki itu..betapapun ku jelaskan aku begitu malas menyebutnya panjang lebar. Yang jelas ia sempat menyukai kekasihku, dan berusaha merebutnya dariku dan tentu saja aku tak suka itu. Namun entah kenapa gadis ini selalu saja tak mempercayainya. Ia tak mempercayai bahwa temannya yang bernama Lee Hyukjae tadi berniat menghancurkan hubungan kami. Ia dengan mudah masuk permainannya hanya dengan sesuatu yang dijadikan Lee Hyukjae sebagai jembatan untuk masuk diantara kami, kau bisa sebut hal itu bodoh itu dengan kata lukisan.

*

“Arh kau lagi…”

Pemuda bermarga Lee itu mendesah ketika melihatku. Ia berpaling dariku dan menatap arah lain. Dapat kulihat ekspresi sejenis ejekan yang ia tunjukkan padaku walau bahkan ia tak menoleh padaku.

“Ada apa lagi?” tanyanya malas.

“Sederhana. Jauhi kekasihku…”

Dia menyeringai. Lalu mulai menatapku.

“Dia yang memintaku untuk menemaninya. Seharusnya kau mengatakan padanya…” katanya seperti menantang. Aku sekali aku memukul wajahnya yang menyeringai itu, kalau saja aku tak ingin disebut gila karena menyerang tanpa alasan.

“Aku kira kita sudah saling mengenal. Aku begitu tahu apa maksudmu dengan terus mendekati Soeun. Apa perlu kuingatkan lagi bahwa Soeun itu kekasihku…”

Si Lee ini menyeringai lagi.

“Dan aku kira kita sudah saling mengenal. Kau juga begitu tahu kalau aku bukan orang yang mudah menyerah. Hey, dia hanya kekasihmu, bukan istrimu. Kukira semua orang masih punya hal hak mendekatinya—“

“YAH—“

“Tsk, aku selalu benci orang yang main kekerasan…” ia melecehkan sambil menahan tanganku yang berniat memukulnya. Ia kemudian kembali menyeringai dan menatapku. “Kalau kau mau melawanku, coba pakai otakmu. Ini bukan zaman batu lagi dimana kau harus memakain otot untuk menyelesaikan sesuatu..” ucapnya lagi. Ia kemudian melepas tanganku dan melenggang melewatiku.

Aku berdecak kasar. Dia benar-benar serius ingin menantangku?

*

Okay, aku siap. Hari ini aku akan melawanmu seperti keinginanmu, Lee Hyukjae. Pakai otak bukan? Ku kira aku dengan mudah menemukan cara untuk membalasmu.

Ding Dong!!

“Tunggu!”

Suara gadis manis itu dengan cepat terdengar setelah aku menekan bel. Suara langkah yang begitu kuyakin miliknya terdengar mendekat setelah itu.

Klek!

“Kyu-hmm”

Matanya melabar dan tas ditangannya langsung jatuh ketika aku langsung menciumnya ketika baru saja ia membuka pintu. Ia tampak begitu kaget, namun ia tak berontak sama sekali ketika aku membawanya semakin dekat. Mungkin ia masih ingat kalau aku kekasihnya.

Oh aku rasa aku semakin gila. Aku menciumnya semakin dalam dan merasakan rasa stroberi dibibirnya. Tak peduli ini siang bolong dan semua orang berlalu lalang. Untungnya aku tahu kalau kedua orang tuanya pergi bekerja siang-siang begini. Membuat aku bisa melakukan apapun yang kumau tanpa khawatir ayah atau ibunya akan menyiramku karena telah melakukan ini pada putri kesayangannya. Lambat launpun, ia mulai terlarut dalam permainanku. Rasa kagetnya tadi sepertinya sudah sirna begitu saja ketika kurasakan tangannya melingkari leherku.

!!

Itu dia. Aku menyeringai ketika mendengar suara mobil yang berhenti tepat didepan rumah. Gadis itu juga tampak sedikit gelisah setelah mendengarnya. Hampir saja ia mendorongku kalau aku tak menahan tengkuknya untuk tetap tertahan dalam ciumanku.

Tak lama..

!!

Aku menyeringai setelah mendengar suara mesin itu menjauh. Kemudian aku mulai melepasnya setelah itu. Ia tampak sedikit kelelahan, masih shock, dan nafasnya sedikit tersengal. Aku tersenyum lucu melihat lipgloss stroberinya yang agak melumer didaerah bibirnya.

“Y-Yah..” dia kembali mengatur nafas. “Apa yang kau lakukan… kau membuat hh Eunhyuk pergi..” oh alangkah imutnya melihatnya marah-marah dengan nafas tersengal begini.

“Biar saja. Dia memang tak ada gunanya bukan, berada diantara kita…” ucapku santai sambil mengusap rambutnya. Ia menghindari tanganku.

“Tapi aku membutuhkannya untuk pergi ke pameran!” Serunya sebal.

“Aku yang akan pergi denganmu…” aku menjawab santai. Namun ia tampak begitu kaget.

“Huh?”

“Aku bilang. Aku yang akan pergi denganmu. Sudahlah, segera masuk dan perbaiki dandananmu walau terasa manis bagiku tapi bagi orang-orang kau akan terlihat jelek dengan bibir belepotan seperti itu…”

Wajahnya sedikit memerah. Oh, Lee Hyukjae pasti bercanda berfikir aku akan melepaskan gadis ini begitu saja ketangannya.

“Aku sudah begitu cantik tadi. Kalau saja kau tidak datang dan tiba-tiba menyerangku..” dia kembali cemberut.

“Kau sebut itu menyerang? Itu bukan menyerang. Kau tahu, menyerang itu seperti ini—“

“Iya iya! Aku perbaiki dandananku!”

Dia berlari panik dan menutup pintu ketika aku mulai bersiap menerkamnya. Aku hanya tertawa lucu melihat pintu yang tertutup yang mungkin akan terbuka kira-kira tiga puluh menit lagi itu. Dan aku benar bukan? Pada akhirnya yang menjadi pemenang akan tetap aku! (Dislike – 957 Words)

)*

 

>> Catch Me If You Can

 

Gadis itu! dia benar-benar berbakat membuatku gila dan hilang kesabaran. Dia benar-benar professional membuatku seperti tidak punya akal dan fikiran. Hanya dengan melihatnya tersenyum aliran darahku berhenti seketika. Lalu kau tahu? rasanya benar-benar ingin mati saja ketika aku menyadari bahwa nyatanya aku tak bisa memilikinya.

Gadis itu terus disana, bergerak dengan ceria mengikuti music yang bergema. Ia bahkan tak mengacuhkan tatapan lapar para laki-laki itu melihatnya. Ia masih juga asyik menikmati malam. toh, ia sadar tak aka nada seorang pun yang berani berbuat macam-macam padanya.

“Hallo, Game! Kau mendengarku?”

Sebuah suara serak tiba-tiba terdengar keluar dari Headseat yang terpasang di telingaku. Aku tersadar.

“Y-Ya Leader. Aku mendengarmu…” ucapku sedikit gugup. Aku sedikit menutup salah satu telingaku demi mendengar suara yang dihasilkan oleh Headseat ditelingaku.

“Kau sudah melihat sendiri Violet Kim?”

Pertanyaannya membuatku mengangkat wajahku. Pandanganku beralih kembali kearah lantai dansa bar. Dimana gadis itu masih bersenang-senang disana.

“Ya, aku sudah melihatnya…”

“Baik. Kau tahu tugasmu bukan. Segera susun rencana untuk menangkapnya…”

*

Siapa aku? Itu adalah pertanyaan bagus jika itu terlintas dalam fikiranmu. Kau pasti heran dengan apa yang aku lakukan disini. Masuk ke dalam tempat berisik ini untuk mengintai seorang wanita. Ya, wanita, walau sangat sayang wanita ini bukan wanita biasa.

Ia terkenal dengan nama Violet Kim – tidak ada yang tahu identitas aslinya. Ia tergabung dalam organisasi peredaran narkoba terbesar di dunia. Sudah bertahun lama polisi berusaha menangkapnya, namun entah kenapa ia bisa lolos dengan begitu anggun. Tak ada bukti yang bisa mengikatnya.

Kata orang, salah satu hal yng bisa membuatnya terus lolos adalah pesonanya. Entah pakai sihir atau sejenis apa yang jelas pesonanya bisa membuatnya lepas bebas seperti sekarang. Padahal sebagian polisi di Negara ini sudah begitu tahu kalau si menawan ini begitu berperan penting dalam penyebaran obat-obat terlarang itu di Negara ini. Tapi itu tadi, dia terlalu licin untuk ditangkap begitu saja.

Dan disinilah aku. Aku yang merupakan seorang agen dan polisi ini baru saja didatangkan dari Taiwan untuk ikut membantu. Hanya sekedar informasi, aku dipercaya karena prestasiku yang terkenal di Taiwan karena beberapa kali aku berhasil menemukan lubang tikus dan menangkap para penjahat kelas kakap di Negara itu. Hingga mengapa aku disini adalah dengan harapan yang sama, aku bisa menangkap dan membongkar kejahatan Violet Kim dan anak buahnya.

Tapi kau tahu? kata mereka untuk menangkap Violet Kim bukanlah segampang itu. Setidaknya kau harus terpesona dulu diawal pertama kau melihat sosok yang ‘katanya’ menakutkan itu. Aliran darahmu akan membeku, kau selalu mengingat wajahnya, dan mulai berfikir ‘bagaimana mungkin ada penjahat secantik itu’ lalu otakmu akan sulit berfikir untuk membongkar kasus ini. Dan sialnya, aku kira aku sudah mengalami gejala-gejala itu.

*

Hari ketujuh…

Seperti biasa aku memasuki bar tersebut dengan harapan menemukan Violet Kim. Aku harus mulai berfikir bagaimana cara membongkar kejahatannya – walau jujur otakku tak bisa dengan jelas memikirkannya. Setiap malam bahkan aku hanya mengingat wajahnya ketika aku mulai menyusun rencana pembongkaran.

Hari ini aku kembali duduk ditempat biasa. Berharap bisa menemukannya dan melihatnya lagi. Sudah seminggu, bahkan ia tak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia adalah seorang wanita yang berbahaya. Ia bahkan selalu terlihat seperti wanita biasa yang haus kebebasan dan dunia malam.

Tsk. Sudah dua jam.

Aku mulai sedikit gelisah ketika menyadari bahwa ia belum juga kelihatan. Kemana dia? Apa dia sudah mengetahui keberadaanku yang mengintainya atau kenapa. ini tak seperti biasanya ketika ia tak menampakkan dirinya.

!

Omelanku tadi berhenti. Kali ini pandanganku beralih kearah pintu ketika ia sudah datang. Diiringi oleh tatapan beberapa orang yang sepertinya juga menunggunya. Lalu disini aku, melongo agak seperti orang bodoh ketika ia berjalan. Aku bahkan hampir tersedak ketika aku menyadari bahwa ia menatap padaku. Berjalan padaku. Datang padaku.

Apa dia menyadari identitasku?

Mataku terus mengikuti pergerakannya ketika ia terus mendekat. Ia tersenyum sinis padaku, seakan menggodaku. Sial jantungku bahkan terus berdetak seiring bunyi ujung sepatunya yang mendekat.

Dan satu. Dua. Ti-

Dia melewatiku. Aku hanya dapat mencium aroma memabukkan dari tubuhnya setelah itu. Aku berbalik. Melihat dirinya yang berdiri dibelakangku. Berbicara dengan sang barista.

“Kau bisa berikan apa yang selalu kupesan?” tanyanya pada sang barista. Sementara aku hanya terpaku. Sumpah aku sedikit merutuk dengan terlalu beraneka ragamnya manusia yang diciptakan tuhan. Aku sedikit menyayangkan bahwa pekerjaanku yang notabenenya sedikit berbahaya ini harus berhubungan dengan sosok se-mengagumkan ini. otakku bahkan jadi lebih sakit ketika harus berperang pada diriku sendiri.

Dia berbalik tiba-tiba. Membuat aku yang masih memperhatikannya sedikit kaget. Aku langsung buang muka.

“Jadi agen rahasia tentu melelahkan bukan?” ucapnya tiba-tiba. Begitu pelan dan cukup hanya didengar oleh kami berdua.

“Anda bicara denganku?” tanyaku masih tak percaya. Ia kembali tersenyum sinis. Lalu membawa gelasnya tadi dan mendekat padaku. Terlalu dekat.

“Tentu saja padamu. Agen Game 103, Cho Kyuhyun…” ia berbisik ditelingaku.

Tentu aku kaget. Aku menatapnya dimana ia masih juga tersenyum padaku. Sebenarnya aku kesal dengan senyuman yang seperti melecehkan itu, tapi entah kenapa bahkan dengan senyuman seperti itu ia masih cukup menggoda bagiku.

“D-Darimana kau tahu?”

“Oh entahlah…” ucapnya pelan sambil sedikit memperbaiki kerah jaketku. Ia kemudian kembali menatapku. “Tapi aku tak menyangka kalau Letnan Park Jungsoo akan mengirim orang setampan dirimu kali ini. alangkah begitu disayangkan…” katanya pura-pura kecewa.

“Jadi kau tahu aku akan menangkapmu, Violet Kim?” tanyaku pelan padanya. Ia mengangguk ringan sambil memperbaiki poniku. Apa dia sedang mencoba mempermainkanku?

“Kau mau aku jujur padamu? Sebenarnya aku sudah cukup bosan dengan Park Jungsoo yang terus berusaha mendatangkan agen-agen baru untuk menangkapku. Tapi kau lihat? Aku bahkan masih bisa bermain dengan bebas disini. Tapi… entah kenapa untukmu…” dia menggantung ucapannya.

“Untukku?”

Dia kembali sedikit tertawa pelan. “Sepertinya aku tak keberatan kalau kau menangkapku. Aku menunggu untuk itu..”

Itu langsung pergi setelah kata-kata itu. menghilang diantara gerombolan orang-orang di lantai dansa. oh, dan yang benar saja… apa ia benar-benar ingin mempermainkanku?

*

“Bagaimana Cho Kyuhyun. Sudahkah kau berhasil menemukan bukti keterlibatan Violet Kim?”

Aku mengalihkan pandanganku dari laptop menuju komandanku. Ia adalah orang yang mendatangkanku.

“Eung, untuk saat ini belum komandan. Aku sedang berusaha…” sahutku pelan sambil kembali melihat layarku. Dimana disana terpajang dengan baik foto biang kerusuhan dari semua ini.

“Sebagai penjahat dia terlalu mempesona bukan?”

“Huh?”

Laki-laki dengan dimple itu tersenyum. lalu melirik gambar itu lagi.

“Dia… begitu licin. Sudah bertahun aku berperang dengannya namun aku selalu gagal. Semua agenku terus kalah begitu saja karena tersilaukan oleh pesonanya. Kuharap kau tak begitu, Agen 103…”

Aku agak terpana mendengar penjelasan Park Jungsoo. Pandanganku beralih pada layar itu, menatap lagi wajah itu. Terfikirkan tentang bagaimana nasibku…

*

“Akhirnya kau datang?”

Suara itu langsung menyambutku ketika aku memasuki kamar hotel tempat dimana Violet Kim tadi memanggilku. Ia kini tampak bersantai, duduk tenang disebuah kursi sambil menatap keluar sana.

“Kenapa kau memanggilku?” tanyaku sedikit sarkatis. Sementara ia masih juga membelakangiku. Menatap langit malam seoul melalui pintu balkon yang terbuka.

“Kau bilang kau mau menangkapku. Aku hanya memudahkanmu..” sahutnya tenang. Ia kemudian berbalik kepadaku. Menyecokiku dengan pesonanya untuk kesekian kali.

“Apa kau sedang berusaha menggodaku?”

“Memang kau tergoda padaku?”

Aku mendesah pelan. Mataku kembali menatap padanya. Membiarkan larut kembali dalam pesonanya yang sepertinya sudah terlalu parah meracuniku.

“Buat ini lebih mudah. Akui perbuatanmu dan serahkan dirimu dengan cara baik-baik…”

“Memang kau tak mau membawaku secara kasar?”

Arh Violet Kim, kau benar-benar…

“Sekarang apa maumu?” ladenku sedikit menyerah. Jujur aku kehabisan kata untuk meladeninya. Aku terus tersurut dengan jawaban-jawabannya.

“Kau tahu mauku apa. Keinginan kita sama, bukan?”

Dia kembali tersenyum. menekankankan aura pesonanya yang semakin kuat. Gaun dan beberapa helaian rambutnya berterbangan, membuat aku bahkan tak bisa berdiri dengan diriku sendiri.

“Kita hentikan dengan cara seperti ini?” tanyaku sambil mulai menyentuh senjataku. Aku kemudian menodongkan padanya sesaat, lurus. Sebelum akhirnya aku membuangnya begitu saja. Aku kemudian berjalan kearahnya dan meraih pinggangnya. “Kau benar-benar membuatku gila…”

Ia tersenyum kecil. Lalu kembali menyentuh kepalaku. Merapikan rambutku yang berwarna seperti madu. Hal itu benar-benar membuatku hilang kesabaran dan akhirnya mencium bibirnya. Ia langsung membalas ciumanku dan melingkarkan tangannya dengan ketat di daerah leherku.

Dan aku ikut menyesal karena Letnan Park Jungsoo harus kembali kehilangan agennya… (Catch Me If You Can – 1310 Words)

*( ❤ )*

Sebuah Drabbles gila

Sebuah Drabbles mendadak

Ditulis kilat selama kurang lebih satu jam

FF ini dibuat khusus untuk para KyuSso shippers yang mungkin bertanya-tanya mengenai jumlah part KyuSso yang berbeda dari yang lainnya. Mianhae, FF2 ini sebenarnya hanya one part, namun karena perubahan cerita beberapa FF mengalami pertambahan part mulai dari Two shot sampai Three Shot. Hanya KyuSso yang akhirnya benar-benar menjadi One Shot karena konfliknya selesai dalam satu part. Oleh sebab itu sebagai gantinya aku menambahkan Drabbles gaje ini. Semoga bisa cukup memuaskan para KyuSso shippers walau ini TETAP GAJE.

Okey, Gomawo^^