~ [Threeshot] Moonlight’s Secret 1/3~


moonlight

Title       :               Moonlight’s Secret Chapter 1/2

Author  :               PrincessClouds/@helloputri228

Genre   :               Romance

Rated    :               PG-15

Main     :               Kim So Eun – Cho Kyu Hyun – Lu Han

Minor   :               Park Bo Mi – Ocs –

Summary:           “Matahari sama sekali tak tahu dia. Sang surya sama sekali tidak pernah melihat keberadaannya. Namun rembulan tahu. Karena sang rembulan dan sinarnya selalu memperhatikan dan menemaninya setiap malam menjelang.”

Prompter :          Puspa Rini

Recommended Song:    Blossom Tears by. Lyn ft. Leo Vixx

Warning:             Typo(s)

*

Langit malam Seoul terlihat mendung ketika dua buah mobil tampak beriringan memasuki sebuah kompleks perumahan. Air langit tampak turun gerimis membasahi jalan dan setiap apapun yang berada di bawahnya. Sementara hari juga sudah terlihat gelap karena ia tengah beranjak menuju malam.

Dua mobil itu adalah sebuah mobil box dan sebuah sedan mewah. Terlihat dari tulisan ‘Jasa Pindahan’ yang terpampang di badan mobil box bisa dikatakan bahwa pemilik mobil sedan adalah pendatang baru disana. Yang tentu saja tak lama lagi ia akan menetap disana.

Ada tiga orang di dalam mobil sedan itu. Seorang pria paruh baya tampak fokus menyetir sambil mengiringi mobil box di depannya, sementara wanita disampingnya tampak sibuk memperhatikan lingkungan sekitarnya, lain lagi dengan satu gadis muda di belakangnya yang terlihat sibuk memeriksa ponselnya.

“Sepertinya tempat ini menyenangkan. Bagaimana menurutmu, So Eun?” Wanita itu mengalihkan perhatiannya dari jendela, kali ini beralih menuju gadis yang saat ini duduk di belakangnya. Dimana gadis yang dipanggil So Eun itu tampak hanya menatapnya tak berminat dengan hanya menggeser bola matanya pada wanita yang merupakan ibunya itu.

“Terserahlah, yang jelas aku masih tak bisa menerima kepindahan ini. Aku masih kesal karena harus kehilangan teman-temanku..” Gadis bernama Kim So Eun itu menyahut tak bergairah.

“Huh, kau ini sejak kita berangkat dari Daegu sampai kita sampai disini kau masih juga kesal dengan hal itu. Ayolah So Eun, kau bisa memulainya lagi disini. Kuyakin Seoul tak kalah menyenangkan karena kau tahu? Anak-anak disini terkenal keren..” Giliran sang ayah yang bersuara kini sambil melirik cermin yang menggantung di depan untuk mengintip wajah So Eun. Dimana senyumannya melebar melihat putri tunggalnya itu malah memutar matanya.

“Ini bukan masalah keren atau tidaknya. Lagipula kudengar anak-anak Seoul lah yang paling buruk. Mereka senang mem-bully dan sebagainya..” So Eun menyela sebal dimana disambut kekehan kecil dari ayahnya.

“Haha, kau tak bisa meyakini dari apa yang kau dengar begitu..”

So Eun memilih tak menyahutinya, ia menyandarkan dirinya sambil mengalihkan pandangan datarnya melewati kaca jendela.

*!!*

Mobil direm mendadak tiba-tiba hingga membuat So Eun tertolak ke belakang. Ia segera mengalihkan wajahnya kembali ke depan.

“Ada apa?” tanyanya, namun ia mendapatkan jawabannya ketika melihat ada seseorang yang ternyata berdiri di depan mobilnya. Sepertinya ia melintas tiba-tiba hingga mobil ayah So Eun nyaris menabraknya. Ya nyaris, karena sepertinya ia tak terluka sama sekali karena di detik selanjutnya ia segera berlari melanjutkan jalannya tanpa menoleh sama sekali. So Eun menatap kepergiannya.

“Aissh, hampir saja aku menabrak. Ada apa dengan anak muda itu lari-larian siang-siang begini..” ayahnya mengomel sambil melanjutkan laju mobilnya. Sementara So Eun tampak terus memandang punggung pemuda itu yang kini menghilang di telan kegelapan.

*Moonlight’s_Secret*

So Eun segera turun dari mobil begitu mereka sampai di tujuan. Di depannya kini telah berdiri sebuah rumah lumayan megah yang sepertinya adalah tempat barunya saat ini. So Eun kini berganti melirik sekitarnya dan matanya menemukan sebuah rumah yang berdiri tepat di samping rumah barunya itu.

“Hanya ada dua rumah disini? Rumah lainnya berjarak cukup jauh..” So Eun bergumam pelan sambil melirik rumah yang terlihat hampir sama besar dengan rumahnya tersebut. Ayahnya yang baru saja turun dari mobil ikut melirik kesana.

“Itu adalah rumah keluarga-Cho. Dia adalah atasan ayah. Kau harus baik-baik padanya..”

So Eun mendegus sebal, kali ini kembali melirik rumahnya yang terlihat begitu sepi karena masih kosong. “Tapi bukankah kita seharusnya pindah kesini besok saja? Ini sudah malam, sementara semua barang-barang kita masih berantakkan..” gadis itu bertanya lagi.

“Itu tidak masalah. Kita bisa menyiapkan tempat tidur darurat untuk malam ini saja. Biar semuanya cepat ayo kesini dan bantu memindahkan semua barang ke dalam. Jadi kita segera beristirahat!” seru ibunya kali ini. So Eun tampak menghela nafas kesal, namun ia terlihat memilih untuk menurutinya.

Beralaskan dengan tempat tidur darurat yang diatur sementara keluarga-Kim akhirnya menghabiskan malam pertama mereka di tempat baru. Suasana begini terbilang tak nyaman, apalagi bagi So Eun yang bahkan tak bisa memejamkan matanya. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang baginya.

Di tengah usahanya untuk terlelap So Eun tiba-tiba mendengarkan suara yang terdengar samar. Nalurinya juga merasakan bahwa mereka sedang diawasi, sehingga itulah yang membuat ia memberanikan diri untuk mendongak melihat kearah jendela yang berada di atas kepala mereka. Namun tidak ada siapapun disana, terlihat kosong karena cahaya bulan purnama menembus masuk tanpa penghalang ke arah mereka.

So Eun menggelengkan kepalanya mengusir hal-hal aneh yang saat ini menggerayangi kepalanya. Ia pun kemudian semakin bergeser pada ibunya untuk lebih menyamankan dirinya sebelum memejamkan matanya lebih erat.

Pagi-pagi sekali keluarga-Kim mulai sibuk menata dan membenahi rumah mereka. So Eun pun juga turut serta membantu, karena memang mereka harus bisa menyelesaikan semuanya hari ini sebelum besok mereka kembali sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.

Pada saat So Eun ditugaskan untuk mengeluarkan sisa-sisa barang dari penghuni sebelumnya ia terlihat terhenti di depan mobilnya. Ia kemudian sedikit terlihat heran sambil mendekati mobil tersebut dan menemukan ada tanda seperti cat yang tertempel disana berbentuk seperti tangan manusia.

“Sepertinya itu terjadi karena kita hampir menabrak semalam..” ayahnya yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu berseru sambil mendekat. Ia ikut berdiri sambil menatap arah pandangan So Eun. “Sepertinya ayah harus membawanya segera ke bengkel sore ini juga sebelum besok di bawa bekerja. Aish.. ada-ada saja, kita terpaksa harus keluar uang mendadak lagi kan?”

So Eun tak menyahuti dan tampak masih terpaku menatap cat merah yang terlihat kontras di atas mobil bercat putih itu. Tangannya kemudian bergerak mencoba mencocokkan telapak tangannya sendiri dengan telapak tangan itu. Jemarinya terlihat cukup mungil bila dibandingkan dengan tanda yang tercipta disana.

Kegiatannya tiba-tiba terhenti begitu ia mendegarkan seruan seorang wanita seumuran ibunya kepada mereka – sepertinya tetangga mereka. So Eun pun ikut berjalan mendekat ke arah istri atasan ayahnya itu ketika ibunya yang datang dari dalam rumah ikut menariknya mendekat.

“Wah ini putri kalian Kim So Eun? Wah kau sangat cantik..” Nyonya-Cho memberikan pujian senangnya pada So Eun. So Eun tampak balas tersenyum kecil dan memberikan hormat bersama ucapan terima kasihnya. “Kudengar umurmu 17 tahun dan tengah duduk di sekolah menengah atas tingkat 3. Kau seusia putraku kalau begitu!!” serunya lagi dengan senangnya.

“Putra?”

“Ya, namanya Lu Han. Cho Lu Han. Tapi putraku itu sekarang..” Nyonya-Cho celingukan ke sekitarnya. Hingga ia berhenti begitu melihat seorang pemuda yang tampak baru saja mendeka ke arah sana dengan bola basket di tangannya. “Nah, itu dia baru saja selesai latihan basket. Lu Han, kemarilah!!” serunya pada pemuda yang So Eun prediksi seumuran dengannya itu. Pemuda bernama Lu Han itu tampak mempercepat langkahnya ke arah mereka.

Pemuda di depannya ini terlihat cukup keren di mata So Eun. Ia memiliki tubuh yang cukup tinggi, dengan perawakan yang bagus untuk anak-anak seusia mereka. Kulit pemuda itu juga terlihat sangat bagus, dimana hal itu terlihat jelas dari kaos basket tak berlengan yang dikenakannya. Bola mata So Eun terlihat bergerak menatap sosok itu sebisa pandangannya menjangkau, hingga ketika ia menemukan jemari-jemari kecil dan halus yang saat ini berada di kedua sisi tubuhnya entah kenapa tanpa sadar So Eun berhenti melakukan itu dan mengalihkan pandangannya.

“Nah ini dia Lu Han. Lu Han, beri salam pada tetangga baru kita..” ujar Nyonya-Cho begitu pemuda Lu Han itu telah berada di sampingnya. Lu Han tampak tersenyum cerah pada kelurga di depannya mereka, tak lupa juga memberikan hormat.

Annyeong haseyo. Aku adalah Lu Han..” ujarnya ramah. Ia tampak memberikan tatapan yang cukup panjang pada gadis di depannya.

“Hai Lu Han, kami adalah keluarga-Kim. Kami akan menjadi tetanggamu mulai dari hari ini..” Nyonya-Kim tampak menyahuti sapaan pemuda-Cho itu. Lu Han lagi-lagi memamerkan senyuman memikat sedikit kekanakkannya.

“Aku tahu, Tuan-Kim pernah mengatakannya padaku beberapa hari yang lalu..” pandangannya beralih kembali pada So Eun. “Dan ini pasti Kim So Eun. Dia akan menjadi teman sekelasku mulai hari ini..” ujarnya sambil memamerkan kembali senyuman itu pada So Eun. Sementara So Eun tampak sedikit mengangkat alis, agak kaget mendengar pemberitahuan yang baru didengarnya itu. Hal itu membuatnya reflek melirik ayah dan ibunya. Ayah dan ibunya tampak kompak memamerkan senyuman lebar padanya.

“Ayo So Eun, beri salam pada teman sekelasmu yang baru..” Nyonya-Kim menyikutnya pinggangnya pelan. So Eun mendengus dalam hati sebelum beralih kembali menatap pemuda di depannya ini, memberikan senyuman sedikit kaku pada pemuda itu.

“H-Hai…. Lu Han..”

Setelah beberapa jam akhirnya So Eun dapat sedikit bersantai di kamar barunya. Gadis itu kini tampak berbaring kelelahan sambil menatap langit-langit setelah baru saja menata semua barang-barangnya di kamar baru ini. Ia menatap media putih itu sambil menormalkan kembali jalan nafasnya.

Setelah merasa cukup So Eun tampak mulai bergerak menuju jendela kamarnya untuk memperhatikan sekitar. Bagi So Eun, jendela kamar adalah hal yang cukup penting untuk diperhatikan sebelum ia memutuskan betah tidaknya ia di tempat yang dihuninya. Hal itu karena So Eun senang menghabiskan waktu menyambut matahari pagi ataupun menatapi bintang dari tempat kecil itu.

Angin segar langsung menyambutnya begitu jendela kaca itu baru ia longgarkan. So Eun menarik nafas panjang dan untuk pertama kalinya ia tersenyum. Udara disini tidak buruk, rasanya cukup segar mengingat kompleks perumahan pribadi ini memang sangat di rawat sehingga lingkungannya masih terjaga. Lihat saja masih banyak pohon yang dirawat keberadaannya sejauh mata So Eun memandang kompleks perumahan yang luas ini.

Mata So Eun kini beralih menatap rumah lainnya yang berdiri tepat di samping rumahnya. Rumah bernuansa inggris klasik itu terlihat lebih besar dan mewah dari rumahnya ini. Halaman rumahnya yang berbatas sebuah pagar rendah dengan perkarangan rumah So Eun terlihat juga terawat dengan baik baik. Terlihat seekor anjing sejenis husky yang bermalas-malasan di depan kandangannya. Beberapa tanaman terlihat menghiasi rumah tersebut, berdampingan dengan sebuah garasi yang terlihat cukup menampung empat sampai lima mobil. Sebuah ruangan terlihat cukup tersembunyi di sudut garasi, sepertinya itu sejenis gudang tempat menyimpan-nyimpan perkakas.

So Eun berniat menghentikan kegiatannya dan kembali masuk ke dalam, namun gerakkannya terhenti ketika menangkap sosok seseorang yang berdiri di jendela tepat di kamar yang berada di hadapannya. So Eun tampak sedikit mengangkat alis begitu melihat pemuda bernama Lu Han tadi tersenyum darisana dan melambaikan tangannya. So Eun lagi-lagi tersenyum sedikit kaku sambil balas melambaikan tangan pada pemuda yang mulai terlihat aneh di matanya itu.

Malamnya So Eun lagi-lagi sulit untuk memejamkan matanya. Berulang kali gadis itu membalikkan badannya ke kiri dan ke kanan guna membantunya untuk terlelap. Namun percuma, karena nyatanya ia masih terus terjaga dan tak mengantuk sedikitpun.

Sedikit menyerah So Eun akhirnya mulai tenang dan terus memejamkan matanya sambil terus berusaha berhenti memikirkan hal-hal lain yang malah akan membuatnya semakin sulit tertidur. Namun tiba-tiba saja kembali ia mendengar suara-suara aneh seperti semalam. Suara itu terdengar samar, halus, terdengar seperti suara gesekkan kain atau entahlah, yang jelas suara itu bukan suara yang bagus untuk didengar di tengah malam ini di tambah ketika ia tidak bisa tidur begini. Hal itu membuat So Eun menarik seluruh selimutnya untuk menutupi sampai kepalanya.

“Apa-apaan ini? Jadi selain menyebalkan tempat ini juga berhantu..” dumel So Eun kesal sambil terus berusaha menutup matanya. Dan suara-suara aneh itu bahkan terus ia dengar sampai ia tertidur.

“Ingat So Eun, ayah tahu bahwa kau belum terlalu menyukai kepindahan ini dan sekolah barumu. Tapi ayah harap kau tidak menciptakan masalah, okay..” Tuan-Kim tampak ceramah panjang sambil menjalankan kendaraannya. Pagi ini adalah pagi pertama mereka menjalani aktifitas mereka di kota besar ini. Memang terkesan cepat bagi So Eun belum terbiasa dengan perubahan mendadak ini, namun ia tampak mulai menjalaninya walau masih dengan setengah hati. “Hey, jawab ayah..” ayahnya bergumam pelan sambil meliriknya sejenak. So Eun yang sejak tadi tampak hanya menyandarkan tubuhnya pada jok tampak hanya memberikan gumaman demi menjawabnya.

“Hum..”

Mungkin karena terus diacuhkan Tuan-Kim terlihat memutuskan untuk fokus mengemudi saja. Meninggalkan putrinya yang tampak masih terus menatap tanpa ekspresi keluar jendela. Melewati beberapa rumah mewah disana hingga akhirnya meninggalkan pepohonan yang menandakan bahwa mereka sudah dekat menuju pintu gerbang.

Namun di saat itu So Eun baru menyadari bahwa ada sesuatu di balik pepohonan yang dilewatinya. Lebih tepatnya pada dinding-dinding pagar yang melingkari kompleks perumahan itu. Karena semalam ia tak dapat melihatnya, ia tak menyadari bahwa dinding-dinding itu digambari dengan graffiti-graffiti buatan tangan yang terlihat diciptakan oleh seseorang yang bernilai seni tinggi. Coret-coretan yang mungkin masih dianggap sebagai pencemaran lingkungan itu terlihat begitu memperelok keadaan sekitar perumahan tersebut karena bentuknya yang menarik dan So Eun bisa katakana bernilai tinggi. Untuk pertama kalinya So Eun tampak mengangkat wajahnya dan memperhatikan setiap coretan-coretan cat itu hingga pintu gerbang membawanya keluar dari perumahan barunya itu.

Seperti dugaannya, sekolah di kota besar Seoul sama sekali bukan hal yang akan disukainya. Sejak tadi begitu ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam sejujurnya So Eun langsung merasa tak nyaman. Bagaimana tidak, semua mata tampak langsung tertuju padanya seakan mereka tahu bahwa dia memang baru saja menjalani hari pertamanya hari ini. Pandangan itu terkesan melecehkan dan mengejek seakan So Eun datang dengan tubuh penuh kotoran dari atas sampai bawah tubuhnya. Hal yang sungguh membuatnya semakin kesal dan rasanya ingin segera meneriaki mereka semua dan membuat mereka tahu betapa sesungguhnya So Eun juga tak suka berada disini.

2A. Kepalanya terus mengingat kelas yang akan di tempatinya sambil memeriksa setiap tulisan yang tertempel di atas puluhan pintu yang berjejer di hadapannya. Setidaknya itu cukup membuatnya sibuk untuk mengacuhkan ratusan orang menyebalkan yang terus memberikan tatapan tidak menyenangkan padanya. Namun lagi-lagi itu bukan hal yang tepat untuk dilakukan karena tepat begitu ia menemukan pintu yang dicarinya disaat itu juga ia merasakan sesuatu menganjal kakinya hingga ia terjatuh. Lututnya dengan keras membentur lantai bersama suara tertawa yang terdengar di segala penjuru.

“Tch.. tch.. tch.. kau seharusnya memperhatikan jalanmu..” sebuah nada mengejek yang dipalsukan seperti nada simpat terdengar tak lama. So Eun tampak meringis memeriksa lutut dan bahunya yang terluka sebelum beralih menatap arah suara tadi. Oh, apa dia saat ini ada di dalam drama Boys Over Flower atau sejenisnya? Karena kini trio siswi dengan pakaian dan tatanan rambut berlebihan berdiri dengan congkak di hadapannya. “Ouch.. kakimu terluka. Pasti sakit ya?” gadis dengan rambut pirang tadi kembali bersuara.

Sementara salah satunya yang memakai pita berwarna merah muda tampak langsung menarik kartu siswa di tangan So Eun. So Eun bahkan belum sempat menariknya kembali akibat rasa sakit di berbagai titik tubuhnya. “2A? Bo Mi, ternyata dia adalah teman sekelas kita..” ujar gadis itu sambil menunjukkan kartu tadi pada temannya. Dua yang lainnya tampak segera memeriksa kartu itu.

“Jadi kau adalah anak baru itu? Kau ini siapa? Apa kedudukanmu hingga bisa bergabung dengan kami di kelas unggul?” Gadis bernama Park Bo Mi itu kembali bertanya dengan nada merendahkan. “Hey, jawab—“

“Dia adalah tetanggaku!” sebuah seruan yang tak asing terdengar menyela pembicaraan itu. Pandangan orang-orang itu kini tampak berganti melirik sosok yang baru saja datang dan bergabung, dimana orang itu segera berdiri di hadapan trio menyebalkan tadi. “Kau tahu aku tinggal dimana, bukan? Bukan orang biasa yang tinggal disana..”

“C-Cho Lu Han?”

So Eun menengadah menatap sosok yang berdiri tepat di sampingnya itu. Dimana ketika ia membagi menatap yang lainnya semua orang disana menatapnya dengan tatapan kagum. Bahkan tiga perempuan menyebalkan ini mulai menyembunyikan taringnya dan kembali bersikap seperti kucing cantik.

“Park Bo Mi, sampai kapan kau terus menjahili orang lain seperti ini? Kau tahu kau tidak akan mendapatkan keuntungan apapun, kan?” Lu Han kembali bersuara sambil kini beralih menatap So Eun. Dimana So Eun masih terpana dengan apa yang saat ini terjadi begitu cepat tak beberapa lama ia pindah sekolah kesini. “So Eun, kau tidak apa-apa?” Lu Han kini terlihat membantunya untuk berdiri. So Eun menerima tawaran itu, walau ia bersumpah melihat semuanya malah semakin membencinya karena itu.

“Kau mengenalnya, Cho Lu Han?” Bo Mi kembali bertanya dengan nada kesal. Sepertinya dia cemburu.

“Tentu saja, sudah kubilang kan dia ini tetanggaku..” Lu Han membagi tatapannya kembali pada Bo Mi. Lu Han lalu kembali melirik So Eun dan tersenyum padanya. “Juga sahabatku..”

“Haaaah?” nada itu bukan hanya dikeluarkan oleh orang-orang sekitarnya tapi juga oleh So Eun sendiri. Ia lagi-lagi menatap aneh Lu Han. Seingatnya mereka hanya sempat menyapa kemarin, kenapa tiba-tiba hari ini pemuda ini mengaku sebagai sahabatnya? Seenaknya sekali dia.

“Oleh karena itu..” Lu Han melirik semua orang yang ada disana dan mengeraskan suaranya. “Bagi siapapun yang menganggu gadis ini, maka kalian berhadapan langsung denganku. Kalian tahu aku paling tak suka ada yang menganggu temanku, kan?” serunya pada semuanya. Semua orang tampak langsung berdecak mendengarnya namun mereka terlihat akan mengikutinya. Sepertinya pemuda Lu Han ini benar-benar bukan orang biasa di tempat ini. Buktinya ucapannya itu berhasil membuat Park Bo Mid an teman-temannya kesal dan segera meninggalkan tempat itu begitu saja. Secara perlahan orang-orang keramaian itu juga tampak memisahkan diri dari mereka sehingga meninggalkan dirinya dan Lu Han kini disana.

“Melihat keadaanmu sebaiknya kau beristirahat dulu. Ayo kuantar kau pulang, aku juga akan memintakan ijin untuk itu..” ujar Lu Han tak lama pada So Eun. Sementara So Eun masih cukup tercengang dengan semua yang dialaminya hari ini.

“Inilah alasannya aku tak suka pindah sekolah ke sekolah Seoul. Anak-anak disini terkenal congkak dan menyebalkan. Lihat, aku bahkan belum satu jam menapakkan kaki disana namun aku sudah babak belur..” So Eun terus mengomel sepanjang perjalanannya kembali pulang bersama Lu Han. Hari ini untuk pertama kali dalam sejarah hidupnya ia menumpangi mobil seorang pemuda dan ternyata orang itu adalah pemuda bernama Cho Lu Han ini. Pemuda yang tadi telah menolongnya walau So Eun masih tetap menganggapnya aneh.

Sementara itu Lu Han tampak hanya terkekeh kecil sementara ia terus mengemudi. Ia terlihat cukup menikmati omelan sahabat barunya itu.

“Tch, lalu pulang begitu saja di hari pertamaku, begitu? Orang tuaku pasti akan langsung sedih melihatku diperlakukan begini. Aish, kalau saja tadi aku tidak diserang tiba-tiba maka akan aku jambak rambut pirang menyebalkan gadis tadi. Lihat saja kalau besok aku bertemu lagi dengannya maka aku akan menjambaknya..” omel So Eun semakin panjang. Ia terlihat benar-benar kesal. Sementara Lu Han lagi-lagi terkekeh.

“Pasti lucu juga melihat Park Bo Mi dijambak. Bagus, bagus, aku mendukungmu melakukannya. Itu pasti akan sangat keren..” laden Lu Han sambil lagi-lagi tertawa. So Eun kali ini balas menatapnya.

“Kau sendiri mengapa mengaku-ngaku sebagai sahabatku? Aku tak merasa pernah mengatakan aku mau bersahabat denganmu. Walau tadi aku terlihat lemah, namun itu semua karena aku kaget dengan yang terjadi. Aku bisa menghadapi mereka sendiri tanpa bantuanmu..” So Eun kini mengomel padanya. Lu Han lagi-lagi tertawa.

“Benarkah? Mereka ada sekitar dua ribu orang. Memangnya kau bisa melawan semuanya?”

“Maksudku adalah—“

“Apapun itu, itu adalah yang terbaik agar mereka berhenti menganggumu. Kau tak suka terlibat dengan mereka bukan? Aku hanya mencoba membantumu. Lagipula kita ini teman sekelas dan tetangga, aku rasa kemungkinan bersahabat juga akan sangat besar dalam waktu dekat..” Lu Han memotong ucapannya kini. Dimana kali ini So Eun mendengus sambil kembali menatap keluar jendela.

“Aku bukan orang yang bisa berteman dengan sembarangan orang..” So Eun menggumam pelan. Lu Han lagi-lagi tertawa mendengarnya.

“Tapi aku orang yang asyik sehingga mudah menciptakan teman. Aku kira kita ini cocok, bukankah kau fikir begitu?” laden Lu Han lagi. So Eun lagi-lagi mendengus sambil memutar bola matanya. Pandangannya kembali melirik keluar jendela begitu menyadari mereka memasuki perkarangan kompleks perumahan mereka lagi. Mata So Eun menatap deretan dinding yang dihiasi graffiti yang menarik minatnya pagi ini.

“Berhenti!” So Eun tiba-tiba berseru, membuat Lu Han reflek menginjak pedal rem. Lu Han kini terlihat menatapnya heran. “Aku belum mau pulang, aku tidak mau melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Aku mau jalan-jalan keliling kompleks dulu. Kalau kau mau kembali ke sekolah kau boleh kembali. Terima kasih atas hari ini..” ujar So Eun tanpa jeda. Tanpa menunggu sahutan gadis itu berusaha turun dari dalam mobil. Dengan kakinya yang masih sedikit pincang So Eun berusaha menjauh dari mobil, tapi tak lama seseorang menahan lengannya untuk membantu berjalan.

“Tch, kau bahkan lebih menyebalkan dari Park Bo Mi. Kau mau kemana? Kakimu itu sakit, tahu. Bagaimana mungkin kau pergi berkeliaran dengan keadaan begitu..” Lu Han mengomel pada So Eun. So Eun juga baru menyahut, tapi giliran Lu Han yang memotongnya. “Aku akan menemanimu seharian. Aku sudah meminta ijin untuk kita berdua jadi aku tidak peduli lagi dengan sekolah untuk seharian ini.”

“Tapi—“

“Aku tak peduli apapun jawabanmu, yang penting seharian aku akan mengikutimu. Lagipula ini adalah usahaku untuk membuatmu mau menjadi temanku..” potong Lu Han lagi tidak peduli. Dengan senyuman kekanakkannya ia tampak kembali berjalan menyesuaikan langkah pincang So Eun. “Jadi kita mau kemana nona-Kim So Eun?”

So Eun kali ini memilih tidak memperdulikan kehadiran pemuda itu. Ia kemudian melanjutkan apa yang diinginkannya tadi, berjalan menuju dinding-dinding berukiran graffiti yang telah menarik perhatiannya. Lu Han tampak mengikuti di sisinya.

“Ini yang menarik perhatianmu?” tanya Lu Han heran. Namun So Eun tak terlalu mendengarnya dan terus berjalan mendekati dinding itu. Jemarinya menyentuh karya seni yang terukir disana, terlihat semakin kagum begitu menyaksikannya dengan dekat.

“Di perumahan mewah seperti ini bagaimana mungkin mereka membiarkannya? Bukankah penjagaan disini termasuk ketat? Kenapa mereka sampai membiarkan seseorang membuat ini?” tanya So Eun penasaran sambil terus menatap kagum media di depannya. Sementara Lu Han menatap datar goresan itu.

“Karena dinding itu memang disediakan untuk peseni graffiti. Lihat saja, semua dinding disini khusus berwarna putih seperti media lukis..” jawab Lu Han tak tertarik.

“Benarkah? Itu bukan gaya pengusaha bangunan biasanya.. Bagaimana mungkin mereka tahu ada warga yang pintar membuat graffiti? Bagaimana kalau malah tangan-tangan jahil yang mencoretinya?” gumam So Eun sambil menyentuh sebuah tulisan bergambar matahari. Ia tersenyum karena menyukai ukiran itu sehingga tak menyadari Lu Han yang wajahnya tampak berubah dan terlihat tak nyaman berdiri disana lebih lama. “C-Cho.. building?” So Eun bergumam begitu membaca tulisan yang tercetak kecil di bagian bawah dinding pagar. Dimana hal itu membuatnya langsung melirik pemuda di belakangnya. Lu Han sedikit kaget karena ia sepertinya sempat tenggelam memikirkan sesuatu.

“A-Apa?” tanyanya bingung.

So Eun menatapnya menyelidik. “Jangan bilang kalau kompleks perumahan ini adalah usaha keluargamu..” Luhan tampak tersenyum dan mengangkat bahunya.

“Kau yang temukan sendiri bukan? Aku tak pernah berniat menyombong..” ujarnya menunjukkan senyuman itu lagi. Untuk pertama kali So Eun menyunggingkan senyuman kecil padanya. “Huh? Apa itu? Jangan bilang kau mau berteman denganku setelah tahu aku sekaya itu..” goda Lu Han padanya. So Eun lagi-lagi memutar bola matanya bosan.

“Tapi kalau begitu setidaknya kau tahu siapa pelukis graffiti ini bukan? Ayahmu adalah pemilik tempat ini.” Kata So Eun terlihat lebih penasaran dari biasanya. Lagi-lagi ekspresi Lu Han agak berubah dengan pertanyaannya itu, walau So Eun sepertinya tidak menyadarinya karena sibuk mengagumi karya graffiti di depannya.

“H-Hum.. aku juga tak tahu. Atau lebihnya aku tak mau tahu. Kudengar ada laki-laki muda aneh yang setiap malam keluar rumah dan mulai mencoreti dinding rumah disini hingga akhirnya berakhir ke dinding ini setelah ayahku membangunnya. Tidak ada yang tahu siapa orang itu. Mengingat, ada puluhan orang tinggal di sekitar sini..” ujar Lu Han berusaha tidak merubah nadanya walau ekspresinya terlihat sedikit berbeda. Sementara itu So Eun tampak terdiam mendengar keterangan itu, ia terlihat semakin penasaran dengan sosok graffiti itu.

“Mencoreti dinding setiap malam?” ulangnya bermonolog.

Setibanya di rumah So Eun bergegas menuju belakang rumahnya untuk memeriksa dinding kompleks yang tepat berada di belakang perkarangannya. Langkahnya langsung terhenti begitu dengan mudah ia dapat menemukan apa yang dicarinya.

WELCOME Moonlight!

Sebuah tulisan besar itu langsung menyambutnya bersama dengan ukiran cat lainnya yang menyerupai sebuah bulan dan bayangan gadis yang sedang tidur. Semuanya hanya coretan indah cat berwarna-warni, namun ia sangat yakin bahwa inilah suara-suara berisik yang didengarnya dua malam ini. Dan gambar serta ucapan itu… mungkinkan itu ditujukan padanya?

Pemuda itu, dia yakin pemuda yang dua malam yang lalu hampir tertabrak mobilnya dan meninggalkan cetakan tangan di depan mobilnya adalah orang yang melukis ini. Pemuda yang sempat mengintipnya malam itu dari balik jendela dan yang semalam mengukir ini untuknya.. semuanya adalah orang yang sama.

Tapi siapa? Apakah bisa So Eun bertemu dengannya?

So Eun, si tokoh utama wanita kita bukanlah tipe yang seperti ini. Dia bukan tipe gadis ceria yang akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengelukan idolanya atau bahkan pemuda taksirannya. Dia juga bukan tipe gadis yang akan rela menunggu seseorang yang kedatangannya bahkan tak terlalu pasti. Namun nyatanya, dia terjebak di situasi seperti itu hampir dua minggu lamanya. Dua minggu sudah sejak hari itu So Eun sengaja terbangun setiap malam untuk mengintip keluar jendela menemukan sang pelukis jalanan yang membuatnya mati penasaran. Dia bukannya ingin menyatakan cinta padanya, ataupun ingin mengelukannya seperti seorang idola, hanya saja dia… sangaaaat penasaran. Dia ingin tahu wajah asli dari pemilik tangan bernilai seni itu hingga itu sebabnya ia menghabiskan waktu hampir setiap malam untuk terjaga dan menunggunya.

Namun nyatanya keadaan seperti tak berpihak padanya. Sejak malam itu bahkan dia tak mendengar suara-suara semprotan cat minyak seperti waktu itu. Dia bahkan juga mengecek dari jendela untuk melihat kalau ada yang melintas namun semua itu juga tidak berhasil. Nyatanya sejak lukisannya selesai malam itu sang gravitor tak pernah menampakkan dirinya lagi. Entahlah, entah karena ia tahu bahwa So Eun berniat untuk mengintainya, atau mungkin karena memang ia sudah tak punya alasan lagi menggambar disana mengingat graffiti bertuliskan WELCOME MOONLIGHT itu telah selesai sepenuhnya.

Tapi bagi So Eun, dampaknya tak semudah itu. Sejak kejadian itu ia jadi sering mengantuk di kelasnya. Terang saja ia sering mendapat teguran dari para guru atau bahkan mendapat hukuman. Seperti hari ini dimana ia ditugaskan untuk membersihkan kelas setelah salah satu guru menangkapnya tengah tertidur di tengah pelajaran.

“Haaah, rasanya mau mati..” So Eun tersandar lemas begitu ia selesai mengepel seisi kelas. Gadis itu kini terlihat begitu kelelahan dan keringat mengucur deras dari dahi dan wajahnya. “Sebaiknya aku hentikan melakukan kegiatan bodoh itu setiap malam kalau tidak mau terus berakhir seperti ini..” ujarnya ngos-ngosan.

Tiba-tiba saja sesuatu yang dingin terasa menempeli salah satu bagian pipinya. Ketika ia menengadah terlihat wajah Lu Han yang tersenyum usil sambil menempelkan minuman mineral di pipinya. “Untung si tukang tidur..” cengir Lu Han. So Eun tampak melepaskan senyuman kecilnya sambil meraih minuman itu. Hal yang kejutan lainnya selama dua minggu ini bahwa ternyata Cho Lu Han berhasil membuat So Eun mau berteman dengannya. Selama dua minggu ini, nyatanya Lu Han berhasil melunakkan sisi keras kepala So Eun hingga akhirnya mau bergaul lebih akrab dengan pemuda putra seorang konglomerat itu.

“Terima kasih..” sahut So Eun sambil membuka tutupnya. Kemudian dengan tanpa jeda ia meminum lebih dari setengah botol cairan itu.

“Sebenarnya apa yang kau lakukan sehingga terus ketiduran di kelas seperti ini? Hey, kau langganan web porno bagus ya? Bagi padaku dong..” ujarnya nyengir, namun dengan cepat memalingkan wajahnya begitu So Eun hampir menjitaknya.

“Dasar mesum. Enak saja, aku bukan tipe orang seperti itu. Lagipula kau lupa aku ini perempuan, huh?” So Eun menyahut sebal. Lu Han lagi-lagi terlihat terkekeh.

“Siapa tahu saja. Lalu apa alasanmu terus tertidur di kelas, huh?” tanya Lu Han sambil menyamankan diri duduk di sisi So Eun. Kini keduanya sama-sama duduk sejajar di koridor depan ruang kelas dengan bersandar pada dinding kelas.

“Hum, aku juga kurang yakin. Mungkin… jet lag?”

“Huh, yang benar saja. Jarak Daegu dan Seoul hanya beberapa jam. Bagaimana kau sampai jet lag segala, bodoh..” Lu Han tergelak cepat.

“Aku tahu, tapi begitulah nyatanya. Aku sulit tidur sejak pindah ke rumah baru..” So Eun bersikeras menyahut sambil menyikut perut Lu Han pelan dengan sikunya. “Juga berhentilah memanggilku bodoh, idiot..”

“Huh? Kau melarangku tapi kau memanggilku dengan panggilan lebih buruk. Hey, seharusnya kau tujukan pada dirimu sendiri ucapan itu? Kau sudah lihat nilai pertengahan semester? Luar biasa, kau ada di lima terbawah. Kau bisa tinggal kelas kalau terus seperti itu..”

“Apa katamu?” So Eun terlihat mengangkat alis dan sedikit kaget. Sementara Lu Han mengangkat bahunya.

“Lihat saja LCD di depan pintu masuk. Woah, kau benar-benar rekor. Kau baru saja pindah kemari namun kau terus membuat ulah dengan tidur di kelas. Bagus, bagus, pertahankan—arrrgh..”

“Berhentilah bercanda.” Sungut So Eun kali ini menjewer telinga Lu Han. Lu Han tampak mengaduh.

Oh My God, Kim So Eun kau adalah mahluk tuhan paling lancang. Tidakkah kau tahu aku ini pewaris grup terbesar di Negara ini? Mengapa kau terus menganiayaku?” Lu Han bersikap dramatis. Namun melihat So Eun malah semakin menatapnya tajam pada akhirnya ia menyerah. “Aku serius. Nilaimu ada di lima terbawah di kelas ini. Kau tak bisa membiarkannya kalau tidak mau tinggal kelas..”

Giliran So Eun yang berdecak kini. Gadis itu mengomeli dirinya sendiri karena kebodohan dan kelengahannya selama ini. Ia memukul pelan kepalanya. “Astaga, apa yang telah kulakukan? Bagaimana kalau orang tuaku sampai tahu? Aku bisa-bisa digantung hidup-hidup” sesalnya pada dirinya sendiri. Lu Han tampak terkekeh melihat tingkahnya.

“Tapi itu kan bukan akhir dunia. Masih ada tiga bulan, aku yakin kau akan bisa mengejar ketertinggalanmu. Aku akan membantumu..”

“Apa maksudmu?”

“Hum apa ya?” Lu Han mengerutkan dahinya pelan sambil berfikir. Tak lama wajahnya kembali cerah begitu mendapatkan sebuah ide. “Bagaimana kalau belajar kelompok?”

Akhirnya keduanya menyepakati hal itu dan memilih rumah Lu Han sebagai tempat mereka belajar bersama. Hal ini bertujuan agar orang tua So Eun tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya dan lagipula rumah Lu Han adalah tempat yang paling tepat mengingat bahwa tidak ada satu anggota keluarganya pun yang di rumah selain beberapa maid. Hal itu karena ibu Lu Han yang juga merupakan seorang pengacara yang sibuk jadi ia selalu pulang malam.

Akhirnya dua jam mereka lewati di hari belajar kelompok mereka yang pertama. Keduanya yang saat ini tengah belajar di ruang tengah rumah mewah itu tampak sudah kelelahan setelah belajar pelajaran yang paling dibenci So Eun, matematika.

“Huaaah melelahkan. Inilah kenapa aku membenci matematika.” So Eun mengomel panjang sambil menguap beberapa kali. Gadis itu kini terlihat tersandar lesu di atas sebuah sofa.

“Tapi kau tak punya pilihan. Ini adalah pelajaran dengan nilai paling buruk di skor terakhirmu” Lu Han terkekeh. Sementara So Eun tampak semakin lesu.

“Aku tak sanggpu belajar lagi. Kita lanjutkan besok..”

“Baiklah..”

Hening beberapa saat, So Eun kemudian mengangkat wajahnya lagi dan memperhatikan sekitar. Seperti sudah diduga bahwa rumah Lu Han benar-benar sangat mewah, apalagi furniture dan arsitekturnya di bagian dalam. So Eun melihat banyak sekali barang-barang antik yang terlihat terpajang di berbagai sudut ruangan ini. Beberapa hiasan juga terlihat berkelas, bahkan ada beberapa yang terbuat dari emas. Semua itu tampak diperlengkap dengan adanya sebuah foto keluarga berukuran sangat besar yang bingkainya sendiri terlihat dilapisi emas. Tuan-Cho, Nyonya-Cho, dan Lu Han terlihat tersenyum bahagia di tengah-tengahnya.

“Tapi ngomong-ngomong, kemana para maid­-mu tadi? Seingatku mereka langsung hilang setelah menghidangkan minuman.” So Eun celingukan melihat sekitarnya.

“Jam segini mereka biasanya berada di kamar mereka yang letaknya berada di belakang rumah ini. Mereka biasanya hanya datang ketika dipanggil, ataupun ketika menyiapkan sarapan ataupun makan malam. Mereka mungkin akan kembali sekitar jam 6 sore ini.”

“Woah, bukankah itu hal yang baru. Biasanya kalau di drama-drama rumah mewah seperti ini akan memiliki belasan maid di setiap sudutnya. Mereka bahkan terlihat berjaga 24 jam.” Celoteh So Eun. Lu Han tampak terkekeh.

“Kau terlalu banyak nonton drama. Mahal tahu membayar maid sebanyak itu. Lagipula seperti yang kau lihat, rumah ini begitu sepi. Akupun juga jarang di rumah kalau saja kita tak ada jadwal belajar kelompok seperti ini. Rumah ini sesungguhnya membosankan..”

So Eun terdiam dan menatap Lu Han. Entah mengapa kali ini dia merasa kasihan padanya. Walaupun mereka sama-sama anak tunggal namun setidaknya So Eun masih mempunyai ibunya yang selalu tinggal di rumah jadi ia tak begitu kesepian. Hal itu tentu berbeda dengan Lu Han yang seluruh keluarganya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

“Kalau begitu ayo kita main.” So Eun tiba-tiba bersuara lagi. Lu Han tampak menoleh heran padanya.

“Main kemana?”

“Main di sekitar sini saja. Kita bisa bersepeda di sekeliling kompleks sambil membawa anjing peliharaanmu atau mungkin kita bisa bermain basket atau sejenisnya. Pasti asyik kalau sore-sore begini..” ujar So Eun bersemangat. Lu Han tampak terkekeh lagi.

“Kenapa terdengar seperti permainan yang biasa dilakukan anak-anak ya?”

“Aish.. jangan banyak komentar. Turuti saja, karena aku yakin kau akan terhibur..” So Eun bangkit dari tempat duduknya dan menarik Lu Han. “Sekarang kau mandi dan bersiap-siap dulu. Aku akan menunggumu disini..” tuntutnya sambil menarik Lu Han untuk bersiap-siap. Sementara Lu Han tampak pasrah dan mengikutinya.

“Baiklah..” ujarnya sedikit malas sambil berjalan ke arah kamarnya. Sementara So Eun yang memang sudah bersiap-siap sebelum tadi ia datang ke rumah ini tampak menunggu temannya itu hingga selesai bersiap-siap. “Apa sebaiknya aku menyapa anjing peliharaan mereka dulu? Kalau aku sudah akrab maka nanti akan lebih mudah membawanya bermain..” gumam So Eun tak lama. Dengan antusias gadis itu kemudian segera berjalan ke arah dimana ia tadi melihat letak kandang anjing peliharaan milik keluarga Lu Han itu.

“Hai Sangchu, namaku adalah Kim So Eun..” So Eun kali ini sudah terlihat berada di depan kandang anjing peliharaan keluarga-Cho. Sedikit menjarak dan takut-takut, gadis itu tampak melambaikan tangan pada si hewan yang mengangkat wajah untuk meliriknya. “Apa kau tak bosan terus disana? Ayo kita pergi jalan-jalan..” sambungnya kemudian. Terlihat ia masih ragu kalau saja anjing itu tidak menyukai kehadirannya. Tentu saja, anjing ini adalah salah satu anjing yang bertubuh besar. Dia memiliki bulu yang berwarna putih yang bercampur dengan abu-abu. Matanya terlihat tajam dan ia terlihat gagah. Sepertinya keluarga-Cho sengaja merawatnya untuk menjaga rumah yang hanya memiliki sekitar tiga penjaga itu.

“Tenang-tenang. Aku tidak akan menyakitimu. Aku ingin mengajakmu bermain..” ulang So Eun lagi masih mengajaknya bicara. Apalagi karena anjing itu tak menunjukkan reaksi yang signifikan. Ia hanya terus memperhatikan setiap gerakkan So Eun walau ia juga tak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia merasa terancam. “B-Boleh aku sentuh bulumu?”

So Eun mencoba semakin mendekati hewan tersebut, sementara si hewan juga terus memperhatikannya seperti menanti sesuatu. Hal itu lagi-lagi membuat So Eun ragu. “K-Kau.. tidak akan menggigitku, kan?” tanyanya lagi. Namun kali ini anjing itu bersuara, tampak mengibaskan bulunya dan berdiri dari posisinya yang awalnya tiduran di tanah. Ia kini mengeluarkan gonggongannya yang terdengar ceria. “Jadi kau tidak membenci kehadiranku?” tanya So Eun mulai kembali tersenyum. Anjing itu kembali menggonggong seperti memberi jawaban. Ia pun kini mulai mengibaskan bulunya.

“Kau ternyata lucu juga..” kekeh So Eun mulai benar-benar mendekat. Ia sangat lega karena hewan itu tampaknya menyukai kehadirannya. So Eun lagi-lagi tersenyum sambil membelai bulunya. “Kau mau menemaniku jalan-jalan?” tanyanya lagi. So Eun lagi-lagi terkekeh karena anjing itu kembali menyahuti seakan mengiyakannya.

Ketika ia sedang asyik bercanda dengan hewan itu tiba-tiba saja kandang Sangchu menarik perhatiannya. Hal itu membuatnya sedikit mendekat ke arah kandangn untuk melihat lebih jelas dinding-dinding kandang yang juga telah digambari dengan seni graffiti itu. “Good Boy, SangChu.” So Eun mengeja tulisan yang terukir disana bersama gambar seekor anjing yang seperti mewakili sosok Sangchu. Jemarinya yang menyentuh permukaan kandang kemudian bergerak ke bagian paling pojok bawah bangunan mini itu. Kembali mengeja “C.K.H?”

Memori So Eun tiba-tiba berputar mengingat kembali gambar-gambar graffiti yang pernah ia lihat semuanya. Graffiti di dekat gerbang kompleks, bahkan di belakang rumahnya, kalau ia mengingat itu semuanya rasanya memang ada sebuah goresan yang tertulis di bagian pojok kanan bawah karya yang dikaguminya itu. Tiga huruf yang dipisahkan oleh dua tanda titik, sebuah inisial, C.K.H? Apa artinya?

Tapi pertanyaan lainnya adalah bagaimana mungkin si pembuat graffiti itu bisa sampai berada di rumah ini? Walaupun hanya tiga orang, namun ia yakin penjaga rumah ini adalah orang professional yang tidak akan menyadari ada yang mencoret-coret dinding kandang ini. Lagipula kalau Sangchu tak keberatan rumahnya dicoret-coret oleh orang ini berarti baginya dia bukan orang asing baginya. Apa ini? Apa itu artinya pelaku gravitor ini adalah salah satu penghuni di rumah ini? Tapi siapa? Lu Han? Tidak, So Eun masih ingat ukuran tangan yang tercetak di bagian depan mobilnya dulu dan ia yakin telapak tangan orang itu lebih lebar dari Lu Han jadi dia tidak mungkin Lu Han. Sementara semua penjaga ataupun orang tua Kyu Hyun rata-rata mereka semua sudah cukup berumur bila dibandingkan dengan postur tubuh yang sempat So Eun lihat malam itu. Lalu siapa? Sementara Lu Han juga tak punya satu saudarapun.

So Eun tiba-tiba ingat ucapan Lu Han tadi mengenai kamar terpisah khusus yang dimiliki oleh para Maid yang terletak di belakang rumah ini. Apakah mungkin bahwa pelaku gravitor ini adalah salah satu dari maid itu?

*!!*

So Eun bangun dari pemikiran panjangnya begitu mendengar seperti sebuah suara yang terdengar samar tak jauh darisana. Sangchu sepertinya juga mendengarnya karena anjing itu langsung menggonggong setelah itu.

*!!*

So Eun mengalihkan pandangannya ke arah garasi yang berada di dekat sana. Lagi-lagi itu langsung membuatnya mendekat kesana, setelah menyadari bahwa ternyata lebih banyak coretan-coretan yang diukir di garasi besar itu. Walaupun terlihat samar karena telah ditutupi cat namun ia dapat memastikan bahwa itu dibuat oleh orang yang sama.

*!!*

Suara seperti suara senggolan semacam besi bertemu besi itu kembali terdengar. Kali ini perhatiannya tertuju pada sebuah ruangan tersembunyi yang berada di dekat garasi itu. Rasa-rasanya suara tadi terdengar dari dalam sana.

Pintu-pintu itu bahkan juga terlihat pernah disentuh oleh tangan si gravitor, walaupun terlihat sudah tertutupi oleh cat. So Eun menyentuh permukaan pintu itu sebelum beralih meraih gagang pintunya. Ia sungguh mati penasaran. Rasa-rasanya ia akan mendapatkan jawaban yang selama ini ia inginkan dibalik pintu itu sehingga itu sebabnya ia membukanya. Ia mungkin beruntung karena pintu itu tak terkunci.

Sebuah tangga menyambutnya ketika ia menapakkan kakinya ke dalam. Tangga itu terlihat terhubung menuju sesuatu di bawahnya yang terlihat seperti lorong-lorong yang dindingnya kini digambari oleh coretan-coretan bernilai seni. Sepertinya pintu dan lorong ini terhubung menuju ruang bawah tanah dan semacamnya.

Semakin penasaran, So Eun akhirnya menuruni tangga dan menelusuri lorong. Salah satu ujung jemarinya tampak menyentuh dinding-dinding lorong yang dipenuhi oleh jejak seni oleh gravitor misterius berinisial C.K.H itu. Hingga tak lama setelahnya, ia melihat sebuah pintu sebagai akhir dari setiap kelokkan lorong itu. Sepertinya disana sumber suara tadi dan disana juga orang yang selama ini dicarinya sehingga So Eun mendekati pintu itu. Kali ini bersiap meraih gagangnya lagi sambil berdoa agar pintu itu juga tak terkunci.

*!!*

Suara tadi kembali terdengar, dimana kali ini terlihat lebih keras karena sumbernya memang berada tepat di balik pintu ini. Pada akhirnya itu yang membuat So Eun semakin membulatkan tekadnya dan langsung memutar kenob pintu. So Eun bersorak dalam hati karena pintu itu tak terkunci.

Namun sorakkan itu tiba-tiba saja langsung tertelan lagi ke dalam begitu ia membuka pintu itu dan melihat ke dalam. So Eun terlihat cukup kaget menemukan sebuah ruangan cukup luas yang dipenuhi oleh sekitar puluhan bahkan ratusan cat semprot untuk menggambar graffiti. Namun bukan itu, bukan itu yang membuatnya sangat terkejut, melainkan sebuah sosok di atas tempat tidur yang memberi kesan menyedihkan ketika pertama kali So Eun melihatnya. Apalagi melihat salah satu tangannya yang dibelenggu oleh sebuah rantai yang terpasang kuat pada dinding di sampingnya. Orang inikah seniman yang ia cari selama ini?

Sedikit terlambat, namun sepertinya sosok yang saat ini dipandanginya dengan masih terkejut itu mulai menyadari kehadiran So Eun. Sosok yang awalnya menundukkan kepalanya itu tampak mengangkat wajahnya dan melirik ke arah So Eun. Sepasang matanya yang indah terlihat mengintip di balik poni yang nyaris menutupinya, memancarkan dua mata yang berwarna hitam kecokelatan.

“M-Moonlight?” Ia bersuara. Suaranya terdengar lembut dan halus seperti yang selama ini digambarkan orang-orang dengan sebutan Honey Voice. Namun bukan itu yang menarik perhatian So Eun saat ini melainkan panggilannya tadi. Jadi benar, orang inilah yang selama ini dia cari? Tapi kenapa dia berada di tempat seperti ini dan diperlakukan begini. “M-Moonlight.. ini aku.. ini Kyu Hyun..” dia bersuara lagi, dimana memberikan efek terkejut lainnya dari So Eun menyadari nada bicaranya yang terkesan melenceng dari postur menawannya. Orang ini berbicara dengan nada merengek, terdengar seperti suara anak-anak. “Moonlight… ini Cho Kyu Hyun..” ulangnya dengan nada yang lagi-lagi merengek pada So Eun yang masih seperti membeku di ambang pintu.

“C-Cho Kyu Hyun..” So Eun mengulang nama itu. Memberikan sebuah gambaran lampu menyala di atas kepalanya karena pada akhirnya dia memastikan bahwa dialah orang yang dicarinya. Tapi mengapa? Dia tak seperti yang selama ini dibayangkannya. So Eun tanpa sadar tampak menutup mulutnya.

“Moonglight… kemarilah. Tolong aku..” dia kembali bersuara sambil merengek seperti menahan tangis. Ia lalu menggerak-gerakkan lengan kanannya yang masih dibelenggu oleh rantai yang tampak terikat kuat. Suara aneh tadi juga langsung terdengar dari gerakannya itu. “T-Tolong lepaskan benda ini dariku. Aku ingin pergi menggambar..” katanya lagi merengek atau bahkan memohon. Satu hal yang kembali di catat So Eun ya itu bagaimana mata pemuda itu yang tidak benar-benar focus menatap padanya. Mata itu terus bergerak gelisah ke segala arah.

“C-Cho Kyu Hyun?” ulangnya masih tak sepenuhnya tak mengerti. Namun ia masih terus ingin tahu apa arti dari semua ini. “Cho Kyu Hyun?” ulangnya lagi. Walau ia menyebutkan nama lengkap pemuda itu namun nama Cho, Cho, dan Cho berputar-putar di otaknya. Apa artinya ini? Siapa orang ini sehingga dia memiliki nama belakang yang sama dengan Lu Han. Bukankah Lu Han itu anak tunggal dari Tuan dan Nyonya-Cho? Lalu siapa orang ini? Anak angkat mereka? Tapi mengapa dia diletakkan di tempat seperti ini. “Cho Kyu Hyun?”

“K-Kumohon Moonlight.. cepat. Nanti Ayah, ibu, atau Lu Han datang dan melarangku untuk menggambar keluar. Cepat..” pintanya lagi dan merengek. Sementara So Eun masih membeku menatapnya, matanya juga entah mengapa merasa perih tiba-tiba seperti akan mengeluarkan sesuatu.

“So Eun!” Tiba-tiba saja Lu Han datang dan menyusul ke dalam. Pemuda itu tampak panik sekaligus terkejut melihat So Eun saat ini berdiri di depan pintu dan terus menatap sosok lainnya yang terantai di atas tempat tidur.

“Cho Lu Han!” Laki-laki bernama Kyu Hyun itu berteriak, kali ini dengan ekspresi senang di wajahnya. “Adikku, Cho Lu Han..” ucapnya berbinar. Sementara So Eun dengan cepat mengalihkan pandangannya kembali pada Lu Han. Tatapan itu terkesan tajam menuntut penjelasan. Sementara itu Lu Han seperti berkeringat dingin di hadapannya.

“So Eun..”

“Lu Han, tolong kakak.. tolong.. lepaskan ini.” Cho Kyu Hyun mengintrupsi keadaan kembali. Ia kembali merengek sambil terus menggoyangkan belenggu di tangannya. Namun ia seperti tak diperdulikan sama sekali. Karena di detik selanjutnya Lu Han segera menarik So Eun keluar dan menutup pintu itu. Ia lalu terus menarik So Eun keluar dari lorong rahasia itu mengacuhkan teriakan kencang Kyu Hyun di dalam.

Sesampai mereka diluar So Eun tanpa kompromi menarik tangannya lagi dari Lu Han. Matanya terus menatap Lu Han meminta penjelasan.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa orang itu? Siapa Cho Kyu Hyun? Kenapa dia ada disana dan memanggilmu adik?” So Eun bertanya tanpa jeda, sementara Lu Han yang jelas terlihat kalang kabut tampak masih berusaha mengendalikan keadaan.

“So Eun—“

“Dia kakakmu?” So Eun memotong lagi. Semakin menatap tajam pemuda itu untuk lebih menyudutkannya dan menjawab yang sebenarnya. Ia berhasil, karena Lu Han terlihat semakin berkeringat dingin.“Hanya jawab ya atau tidak. Hanya itu yang ingin kudengar.” So Eun menekankan kembali kata-katanya. “Apa dia benar-benar kakakmu?” So Eun mengulang pertanyaannya. Dimana kali ini dengan pelan dan terkesan ragu Lu Han menganggukkan kepalanya.

“Y-Ya..”

“Kakak kandungmu?”

Lu Han tampak kembali ragu dan menggantung jawabannya. Namun tak lama dia menganggukkan kepalanya sekali. “Y-Ya.”

Giliran So Eun yang kehabisan kata-kata. Ia tahu ia terlalu emosional dalam hal ini namun ia sungguh tak bisa menghentikan dirinya untuk bereaksi seperti itu. Tentu, siapapun harus kaget dengan fakta seperti ini. Apalagi mengingat bagaimana selama ini keluarga ini terkenal hanya memiliki satu orang putra sementara nyatanya ada sosok lainnya yang mereka sembunyikan di bawah tanah rumah mewah mereka. “Kenapa?” Pada akhirnya ia hanya dapat mencapai pertanyaan itu. Sebelum akhirnya kembali muncul dan tergumamkan olehnya. “A-Apa.. Apa karena dia gila?”

Lu Han mengangkat wajahnya, menatap mata So Eun dengan matanya yang juga sedikit basah. Ada penyesalan di dalam sana, So Eun menangkapnya. Walau entah mengapa itu tak cukup untuk membuat So Eun tersentuh, jujur saja kini So Eun tiba-tiba saja merasa benci pada Lu Han dan keluarganya. “Dia tidak gila.” Lu Han menggelengkan kepalanya. “Dia hanya mengidap autis..”

“A-Apa?” So Eun kembali kaget di bagian ini. Dia kira alasan lainnya kenapa orang itu dirantai karena ia berbahaya dalam artian yang sesungguhnya. Tapi.. autis? Bukankah mereka tidak seharusnya berbahaya sampai harus dirantai seperti itu. Dan terlebih lagi, mereka tak seharusnya menendangnya dari daftar keluarga hanya karena alasan itu. “K-Kalian memperlakukannya seperti itu hanya karena dia autis? B-Begitu?”

“So Eun maksudny—“

“Hanya jawab ya atau tidak.” So Eun mengulangi ujarannya tadi. Kini ia terlihat benar-benar larut dalam emosi yang dirasakannya. “Kalian memperlakukannya begitu karena dia autis?”

“So Eun..” Lu Han menggumam, kali ini terdengar lebih memohon. Dia mungkin bermaksud agar So Eun mendengarkannya, bukannya terus mendesaknya dengan cara seperti ini.

“Kau tak berani menjawabnya. Aku menganggap bahwa jawabannya adalah ‘iya’. Kau dan keluargamu memperlakukannya seperti itu karena dia pengidap autis.”

“So Eun, kumohon—“

“Jangan bicara padaku.” Ekspresi So Eun berubah lebih dingin dari biasanya. Ia menatap Lu Han dengan tatapan tajam. “Karena aku sungguh membenci orang-orang yang suka melakukan tindakan penyiksaan. Terlebih pada mereka yang menyakiti keluarganya sendiri..” ujar So Eun untuk terakhir kalinya. Sekali lagi ia menatap tajam Lu Han sebelum segera bergegas meninggalkan rumah mewah itu. Mengacuhkan seruan Lu Han yang memanggil namanya.

Sosok itu menawan, dia sangat-sangat menawan. Dia memiliki sebuah tubuh yang tinggi dengan kulit yang berwarna putih pucat. Wajahnya juga sangat tampan, dibalut dengan rambut berwarna caramel yang terlihat halus turun hampir menutupi matanya. Hidungnya juga mancung, terlihat begitu sempurna dengan bibirnya yang berwarna merah menawan.

Tapi, dilihat lebih jauh dia terlihat menyedihkan. Matanya yang indah dan sayu, terlihat terus bergerak-gerak gelisah mengitari hamper setiap sudut. Tubuh itu juga terus bergerak samar, menunjukkan ketidakamanan bersama dengan hentakan-hentakan pelannya pada salah satu lengannya yang terbelenggu sebuah besi yang terpancang kuat pada dinding.

Dia adalah Cho Kyu Hyun. Putra pertama dari konglomerat paling kaya di Negara ini, Tuan-Cho Do Hyuk. Namun sebagai putra mahkota yang harusnya dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang, Cho Kyu Hyun nyatanya harus menerima kenyataan hidup seperti pangeran yang terbuang.

*!!*

Pintu tiba-tiba terbuka, membuat pemuda tampan itu mengangkat wajahnya dan menatap ke arah pintu. Menemukan sosok seorang perempuan yang mampu membuatnya tersenyum.

“Ibu..” panggilnya haru seperti anak kecil yang dipisahkan berjam-jam dari wanita yang melahirkannya. Sosok yang masih memakai seragam kerja itu tampak juga tersenyum haru sambil berjalan mendekati pemuda itu. Sebuah logam seperti kunci terlihat di tangannya. “Ibu..” ulang Kyu Hyun terlihat begitu senang.

Sementara itu Nyonya-Cho tampak tersenyum. Ia melepaskan rantai yang membelenggu putranya berjam-jam lamanya itu, lalu setelahnya mencium tangan putranya itu. Sementara Kyu Hyun juga menatap polos walau mata indahnya menunjukkan kebahagiaan.

Kira-kira hampir satu jam So Eun berdiri diam-diam di balik pagar yang membatasi rumahnya dengan rumah Lu Han. Gadis itu terlihat kedinginan tertiup udara malam, sementara itu ia juga terlihat was-was takut-takut kalau orang tuanya menyadari bahwa ia keluar rumah diam-diam tengah malam begini.

Berulang kali juga So Eun memeriksa jam tangannya ataupun mengintip ke arah pintu yang terletak di sudut garasi. Ia tampak begitu gelisah karena sesuatu yang ditunggunya tak kunjung keluar juga padahal hari sudah tengah malam begini.

Namun tiba-tiba saja ia melihat pintu itu terbuka. Dari dalamnya terlihat seorang pemuda memakai hoodie berwarna merah yang keluar dari dalam sana dengan membawa sebuah ransel di bahunya. Pemuda itu sempat menyapa Sangchu yang saat itu juga terlihat menyambut kedatangannya, sebelum akhirnya pemuda itu berlari layaknya anak kecil meninggalkan rumah itu. Meninggalkan para penjaga yang menyadari kepergiannya namun terlihat tidak memperdulikannya sama sekali. Dan ketika pemuda itu terlihat lebih jauh, So Eun baru keluar dari persembunyiannya dan diam-diam mengikutinya.

Setelah mengikuti beberapa menit, akhirnya Kyu Hyun tampak berhenti di depan sebuah bagian pagar yang masih belum tercoreti. Pemuda itu kemudian tampak mulai mengacak-acak tas yang dibawanya dan mengeluarkan banyak sekali cat berwarna-warni sebelum akhirnya mulai bekerja mendandani dinding putih polos itu. Sementara itu So Eun tampak masih diam-diam memperhatikannya.

Awalnya benar-benar terlihat random, So Eun hanya melihat seperti Kyu Hyun hanya menyemprotkan sembarangan warna pada kanfas di depannya. Namun semakin lama, gambar itu tampak semakin membentuk sebuah karya seni yang selama ini dikaguminya. Membentuk berbagai objek dengan begitu mudahnya menggunakan cat warna-warni yang keluar ketika disemprot itu.

Namun tak seperti biasanya, kali ini bukan graffiti itu yang mengambil alih perhatiannya sepenuhnya melainkan sang pembuatnya. Disana, di bawah sinar bulan yang bersinar terang sosok yang selalu disembunyikan dari matahari itu tampak bersinar dengan dengan paint sprayer di tangannya. Sinar bulan itu melihatnya, menemaninya, bahkan merahasiakan dirinya setiap malam untuk menyuarakan kebebasannya yang sering dikekang.Membiarkannya bebas berekspresi tanpa harus terbelenggu oleh sempitnya ruang bawah tanah ataupun sebuah besi yang merantai tangannya.

Mungkin karena terlalu larut dengan pemikirannya ataupun terlalu terpeson dengan Kyu Hyun dan ciptaan tangannya sehingga itu sebabnya So Eun tak terlalu sadar bahwa malam sudah mulai pergi perlahan-lahan. Yang jelas ketika ia baru sadar ketika ia mendengar seperti suara alarm dari arah Kyu Hyun, dimana itu juga membuat Kyu Hyun yang belum sepenuhnya selesai menghentikan pekerjaannya.

Kyu Hyun tampak membuka masker pelindung yang dikenakannya. Ia lalu melirik jam tangannya dan mematikan benda yang bersuara samar itu dan segera mengemasi kembali barang-barangnya dan memasuki kembali ke dalam ransel. Setelah memastikan semuanya bersih, ia kemudian berlari lagi ke arah rumahnya. Meninggalkan karya ciptanya yang mungkin belum jadi sepenuhnya.

Sementara itu So Eun baru keluar dari persembunyiannya. Dia menatap gambar yang terlihat masih basah itu lalu mengarahkan pandangannya mengikuti Kyu Hyun yang kembali lenyap di tengah kegelapan.

Sejujurnya pertama aku mendapat promptnya dimana prompter (Puspa) meminta pemeran cowok berkarakter kuat seperti Kyuhyun untuk dijadikan penderita autis, aku ga terlalu pede dengan cerita yang satu ini. Karena SATU aku ga terlalu punya pengetahuan tentang penderita autis, DUA aku ga terlalu mengenal Lu Han dan karakternya, TIGA aku juga ga pernah nonton MV referensinya ataupun mendengarkan lagunya. Tapi berbekal penasaran dan dibantu dengan karakter Joo Won di drama GOOD DOCTOR akhirnya aku tetap mencobanya sehingga beginilah jadinya *yang aku sendiri ga tahu sesuai keinginan prompter atau gak*.

Juga, aku minta maaf sama Puspa karena akhirnya aku memilih Moolight’s Secret sebagai judul dari FF ini karena baik judul maupun isi lirik lagu Blossom Tears sepertinya agak tidak cocok dengan alur cerita ini. Jadi aku harap Puspa juga mengerti yang satu ini 🙂

Dan kalau prompter atau reader menemukan kejanggalan dengan tabiat Kyu Hyun yang dinilai ‘gak autis-autis banget’ ataupun jalan ceritanya jadi sulit dimaklumi aku harap reader semua dapat memahaminya ya. Karena sejujurnya aku cukup buta dengan semua point-point penting dalam cerita ini. Tapi walaupun begitu aku harap FF ini masih dapat memberi hiburan untuk reader semua sehingga mau menantikan chapter selanjutnya yang akan diposting kalau aku sudah dapat menyelesaikannya.

Oh ya, sorry juga kalau KyuSso momentnya masih dikit banget. Tapi ntar dichapter dua pasti momentnya dibanyakin kok…

Sekali lagi, terima kasih karena telah berkunjung ke blog dan membaca ^^.

54 Comments Add yours

  1. Mothisan berkata:

    Mengidap autis tapi memiliki kemampuan di atas rata2,,,,
    D kucilkan d ruangan gelap,,,

  2. hellolina97 berkata:

    apa Luhan tidak bisa menerima keberadaan Kyuhyun ? krna Kyuhyun autis ? dan apa alasan keluarga Cho merantainya ? apa karena takut saham perusahaan dan nama baik mereka hancur krna publik mengetahui anak mereka yg lain.

    huhh ~ benar2 nggk tega sama Kyuhyun, biasanya dia sllu bersikap keras, tidak suka diatur dan kuat. tp di ff ini, dia seperti sangat lemah. tak berdaya 😥
    huaaa… Kyuhyunnnn… aku mau nangissss 😥

  3. Husna Murat berkata:

    wow.. bru pertama kali watak kyuhyun yg seperti ini… pghidap autis.. ffnya jg keren.. ingin tahu bgaimana kyuhyun bisa knal ama soeun.. thumbs up author-nim:)

  4. Aisparkyu berkata:

    Aku ampe nangis tngah mlem gini,,mlang bnget nasib kyu di sni sbgai anak pngidam autis,,pnsran ma klnjutannya crtanya next put

  5. tesya berkata:

    Saya malah dpet bgt feelnya kyuhyun jd anak autis yg tampan tampan gmna gitu :3
    Pokoknya menurut aku klo kakput yg buat karakternya aku slalu aja bisa imajinasiin dengan baik walau kdng characternya beda jauh sm karakter asli. Tapi asli aku bisa ngerasain kok feel nya kyu kd autis. Next chapternya cepetan ya kak😘

  6. pipip berkata:

    Waaaaa ada ts baru
    ceritanya misteri gtu ya
    pnsrn bnget awlnya siapa yg nyenggol mbil ayahnya soeun tpi kyknya bneran kyu
    nmbah pnsrn lgi knp kyu smpe diborgol gtu pdhal dia cmn autis
    dan kliatannya ibunya kyu syang bnget ke kyu tpi knp smpe sgtunya ya
    psti ada ssuatu yg dsmbnyiin kluarga cho nih
    pnsrn dgn next partnya dtnggu eon

  7. Puspa Kyukyu berkata:

    Yeaaaaa..
    Akhirnya di kabulin sama Uni…
    Puspa ngerti ko’ Uni… ;))
    makasih banget udh mau di buatin promtnya Puspa…
    Bersyukur akhirnya bisa baca FF si Kyuhyun autis heheheh v.v #DitabokKyuhyun

    wuaaaa…
    Itu jangan-jangan si Luhan yg nyuruh keluarganya ngerantai Kyuhyun ??? Karna tau Soeun penasaran sma pembuat grafitti di dinding :/ :/ :/

    uhhh.. Jd penasaran next chapternya kya’ gimana…
    Dan penasaran endingnya pasti !!

    Sekali lagi makasih Uni ^.^

  8. Safitri berkata:

    masih nebaknebak arah dan alur ceritanyaa penasaran sama karakter kyuhyun sekaligus keluarga cho dan agak ga ngerti sih maksud dari suarasuara yg ngebayangi eunnie tiap mo tidur apa maksudnya — well next part soon yaa author sukses selalu :))

  9. chosoohyunstory berkata:

    moment kyuso nya masih dikit.. tp kyuhyun autis bikin penasaran jarang jrang soalnya kyuhyun jd autis

  10. YhuliSoeun berkata:

    Aigoo , gak nyangka kyu mengidap pnyakit autis … Tpi dia bisa brbakat seperti itu…
    Ya sama kya sso aku jga kcewa dah kyu d.asingkan dan d.hilangkan dri daftar kluarga… Kan ksihan si kyu … T,T .. Sso sama luhan cocok jdh sahabat feel.y dapet.. Apa luhan gk suka sama Sso yah… 😀
    Pngen liat kyu smbuh dan d.akui sama kluarga.y,, dan tntu.y bisa brsama sama sso… Pnasaran sama part 2.y … Jgan lama2 ya Put 😉 smangat ^^

  11. keren putri ,

    dan feelnya juga lumayan dapet kok .karakter kyu ga autis2 bnget justru kerennya masih ada !
    dan sngat suka sma karakter sso di sini !

    di tunggu lanjutannya sma ff sso yg lainnya !?

  12. anna berkata:

    Daebak,,,keren bgt putri temany,,poor kyu krn keterbatasanny jd mnjauh dr dunia luar,,tp sbnrny klrgny jg bknny brmksd jht,,,huaa bnr2 pnsrn klnjtn hbgn kyusso,,update soon pliiiis #winkwink

  13. wahyuSsoAngells berkata:

    satu kata buat ff ini WOW …. gk tau mw komen apa pkoknya dsini critanya beda dr yg ff yg laennya dan dibuat penasaran…mungkin ada alasan khusus knpa kyu diasingkan,,,tp emng sih cara mreka salah org autis itu bknnya dijauhi mlah hrusnya didekatkan biar sembuh hhehe#sotoygue 😀
    Pokoknya nnggu klanjutannya aja deh biar jelas… 🙂

  14. Luthfiangelsso berkata:

    Di awal aku baca aku kira nih ff fantasy dan mosteri haha tapi pas liat genre koq romance. Eh ternyata emang romance dan suara” aneh itu ternyata dari kyuhyun toh. Sumpah gak nyangka bgt ya sesempurnanya keluarga cho ternyata ada rahasia yg bom dahsyat. Tapi kenapa anak kandung sendiri di perlakuin kaya gitu miris bgt…
    Kerrreennn karakter kyu yg disini bener” keren beda lain daripada yg lain hebat buat putri dan prompter puspa (y)
    Sangat menunggu buat next part nya semangat ^^

  15. Narulita RC berkata:

    huwaaa ksian kyu pdhal dia cman autis tp d prlakukan kyk gtu..sso kyknya mulai ska sm kyu nextnya jan lama2 ya eon

  16. mira berkata:

    sso seharus nya dengarin dulu penjelasan luhan dan mengerti dengan situasi sebenarnya.penasaran sama kelanjutan nya. semangat kak awan

  17. Mama Nikita widiyati berkata:

    Wahhhh…kereeennnn banget!!!!!ini layak dibaca oleh reader yg lain…..penampilan baru dr karakter cho kyuhyun…smg chapter 2 segera di bikin yaaaaa…aku setia menunggu…..jujur sama luhan aku jg ga terlalu kenal….hahaaa…tapi menarik222 bgt!!!!

  18. Fee berkata:

    Wah ska bgt sm ni ff.
    Ok part slnjt.y ditunggu pake bgt. Hehehe

  19. Ayu ChoKyulate berkata:

    si epil jadi autis :v karakter baru kyuhyun, kaya nya unik banget..
    seorang pengidap autis yg punya kemampuan seni yg tinggi, cerita nya seeruuu (y)

  20. Kim Ra rA berkata:

    wow ini terasa baca ff mistery karna penasaran dengan sosok yang selalu berhasil membuat sso di hukum karna tertidur di kelas gara gara begadang semalam

    dan mistery itu terjawab saat Sso menemukan anggota keluarga Cho yang lain, meski belum semua rahasia terungkap sih… karna masih penasaran apa alasan mereka mengurung kyu seperti itu, dan jenapa Kyu manggil Sso dengan Moonlaight

    pokoknya ff nya putri selalu suka dech karna aslinya emang keren, dan ff ini juga Unik dengan karakter Kyu yang sangat berbeda. di tunggu banget dech part 2 nya

  21. Rani Annisa berkata:

    keren banget ts-nya 🙂
    Ceritanya juga bikin penasaran,, misterius banget ceritanya…

    Jadi kyuhyun mengidap autis,, awalnya penasaran banget dimana kyuhyun,, dan akhirnya tau kalau kyuhyun seperti itu..

    Kasihan banget kyuhyun kayak nggak dianggap oleh keluarganya..

    Penasaran banget sama kelanjutan ceritanya…

    Next part

  22. chacakyusso berkata:

    Apa ini??? Author.. aku mewek sumpah… gx pernah baca ff sekeren ini.. Kata2″y keren, ngena, menyentuh banget!!!

    Semua like n support ku buat kamu!! plz cepat di lanjutin yah..#maksa

    ini ff yg paling aku tunggu loh.. mian sebelum’y gx pernah comment d Ff kamu sebelum’y. soal’y Hp gw error jd mesti pake PC #curhat Love ya!! ^^

  23. nita berkata:

    stu kta buat ff nie WOW bngt, aq bru bca ff yg prn kyu jd autis, buat fell ny juga dpt bngt,
    anak autis itu biasa ny pnya klbihan, dan d sni kyu pnya klbhn dlm hal seni grafitti.
    hemm sso kyk ny ada sdkit rsa sm kyu krna dri mngagumi krya2 ny kyu.
    next part d tnggu 🙂

  24. Vhi berkata:

    Gak nyangka kyu ternyta autis 😮 Apa kyuhyun pengagum sso juga 😐 kasian amaet kyu ampe di gtuin sma keluarganya, tpi ibunya msih mening ya 🙂 kisah sso sma luhan gmana ya :/ part 2 nya mki penasaran selalu suka sma cerita yng di buat eonii putri 😀 ….

  25. kristienuuna berkata:

    Aku jadi penasaran ama sosok na Kyuhyun d sini..
    Kenapa keluarga Cho harus menyembunyikan jati diri na Kyu..
    Apa emang alarm itu memperingatkan Kyu untuk harus kembali “pulang”??
    Jadi selama ini setiap malam dia keluar karna ibu na yg buka kunci borgol na..

    Kira2 ada kisah cinta G ya antara Kyusso..
    Yang jelas.. Soeun uda terpesona ama Kyu.. juga karya grafiti na..
    Baru kali ini baca character baru seorang Cho Kyuhyun..
    Biasa na CEO yg COoL.. sekarang pria tampan yg menderita autis..
    Penasaran ama part Lanjut na..
    d tunggu part 2 na Putri..

  26. safriyanti berkata:

    Hwaaaaaa kyu kd autis,,,
    Aish kluarga cho psti malu mla,a mnymbunyikan kyu,,,
    Bru x ne liay krkter si epil yg brbda,,,
    Nah pnsran ne gmna sosok sso brknalan ma kyu,,
    Pa luhan bkal mlrang,a,

  27. nita berkata:

    kereennn karakater baru buat seorang cho kyuhyun di dunia per-ff-an, hahaha
    sedih juga ya, kalo kyu diperlakukan seperti itu, masih belum jelas sih motif keluarganya ngelakuin itu, emang bner krna autis ato ada yg lain, maluu mungkin
    trus apa yg bakal dilakuin sso ya stelah tau, penasaran penasaran penasaran, next next next deh d tunggu
    ini cerita menarikkk

  28. shaneyida berkata:

    Judulnya menrik ..storynya pun menarik ..klo udeh d tangan puput pasti sesuatu bgt itu yg aye suka dr author yg atu ini 😉 yg biasa iso jd luarbiasa (y)


    D skolah sso yg bru ..sso kena bully prilaku anak skolah slalu labil yak hiiihi *plakk* ada yg bening aja d bully hhh etsss tp itu bukan maksud mau ngebully soeun tp itu penyambutan untuk anak bru biar slalu d kenang jd gitu dah cr penyambutannya berkesan bgt hhhh *eoh*
    Luhan lah teman pertaama soeun d situ .. Walopun awalnya sso cukup keras tp lambat laun dia iso nerima kehdiran luhan sbg temannya .. Apalgi tetangaan yee ..luhan pun menyambut sso dg baik yo
    Pas soeun bru pindah k kawasan perumahan yg baru … Serasa angker ya t t4 hhhhe aye pikir beneran ada hantu ..kek seram gt t perumahan apalgi ada tanda2 bunyi2 d tengah malam + jejak coret2 yg indah d dinding ..kek misterius gitu ..rpnya memng ada sesuatu yg menarik d balik lukisan itu .. Dan yg lebh aneh lg is pelukis ngucapin selamat datang moonlight itu dg coretan d dinding … Yg rpnya d tujukan k soeun t ucapan hmmm soeun jd penasaran mau bertemu ma t orang ampe tiap malam begadang tp ga ada hasil hhhh hingga iso ketiduran d skolah ,, eee sii luhan memperingtkan agar sso fokus ma nilainya .. Nah dr luhan lah proses pemikiran2 sso itu terungkap .luhan ngajak dia k rumah nya untuk bljr kelompok awalnya dan rpnya dr situ smua terbognkar sso iso melihat sosok setan etss sosok malaikat kek kyu d sono…dg rs keterkejutan dan sejuta pertanyaaan …
    Akhirnya kyu d rantai juga hhhhh setan kan mmng kudu d rantai biar g kliaran memnganggu orang ¨Ħiii¨¨Ħiii¨¨Ħiii ƪ(˘⌣˘)ʃ•´¯`• ♥ tadi tak pikir kyu itu gilaa or orang berbahaya yg iso ngigit leher manusia *eoh di kira vampire hhhha* XD
    Pas thu dia seorang autis .. Tiba3 aye jd merana …waduh kesiannye .. Perih hati ku *lebay* hhhe …sumpah kesian lo yak ..cos d t4 kk juga ada orng autis nah t anak suka d olok2 n d permainkan orang lain..kesian bgt lo yak ,, terlebih aye suka ngajak t anak ngobrol walopun kdg g ngerti dia mgomong apa tp di ngerti n kdg2 anak autis itu berprilaku lebh pintar dr pd anak yg normal malah klo orng autis sembuh iso jd orang hebat *hmmm nape aye jd curcol yak* hhhe

    Eee alasan kyu d belenggu kek gitu apa benr alasannya krna kyu autis taw ada alasan lain .mungkin malu akan menjoreng nama kluarga besar gitu yak..ee Mengingat keknya ny cho baik ma kyu yak buktinya dia melepaskan kyu d tengah malam ..tp mmng yak cm dikit bgt waktu kyu iso bebas itupun cm buat mencoret3 dinding aje hhhh ,, kelebihan kyu ada d situ ya iso menghasilkan krya seni yg bagus (y) .. Dan kyu namain sso dg moonlight … Kira2 knapa begitu ya ..ada apa d balik itu ???? Trus kyu kek udah kenal ma soeun pas pertama bertemu .. Itu kyu kenal m soeun pas sso udah tinggal d komplek ntu or kenalnya dah lama yg mungkin sso lp mungkin hmmmmm
    Ee mungkin klo d therapy scra intens kyu iso sembuh 😉

    Ini permintaan puspa ya..rada2 dag dig dug ..ngeliat nextpartnya cos puspa kdg suka ngeliat ending nya yg berbau sedih hhhhe 😀 *plakk*

    Lanjuuuuut ~
    Two thumb up (y) (y)

    Cmingith puput (✽^⌣^✽)
    Lempar jempol kaki bang jong buat puput (✽^⌣^✽) jd cacat ee t kaki hhhhh ~

  29. Esaa berkata:

    Suka sama ceritanya, bikin penasaran.
    Sempat aku berpikir Luhan ini mempunyai kepribadian ganda -efek Kill Me Heal Me & Jkyll n Hyde,Me- ketika di foto yang berada di rumah Lu Han hanya terpampang 3 orang, oke aku mulai ngelantur karena setelahnya itu aku diingatkan kembali kalau pemikiranku itu salah mengingat telapak tangan sang grafiti misterius berbeda dengan Lu Han.
    Lalu sekarang apa?
    Aku tahu itu Cho Kyuhyun tapi ia siapa?
    Dan tak disangka ia anak tertua dari keluarga Cho yang mengidap autis.
    Oh Cho Kyuhyun yang karismatik dibuat seperti ini? Oh my!

    Aku masih penasaran dengan perihal Cho Kyuhyun yang diperilakukan seperti itu dan seolah-olah keberadaannya sengaja disembunyikan itu. Kalaupun tudahan So Eun itu benar, tapi kenapa ketika sang ibu menghampiri Kyu Hyun ia kelihatan sangat menyayangi Kyu Hyun?

    Oke put, ff ini ditunggu sekali kelanjutannya. Dan untuk prompternya, terima kasih sudah bikin kita berimajinasi dengan sosok Kyu Hyun yang lain 🙂

  30. desy larasati berkata:

    Aaaaa keren bgt baru baca perannya kyuhyun jadi org autis deabakk lanjutkan lankutkan

  31. Ranynatasha berkata:

    Awalnya aku kira yng lari dan hampir tertabrak itu luhan tpi ternyata kyuhyun .
    Aku sebenarnya ngak ngerti arti AUTIS itu apa?
    Kenapa keluarga cho smpek iket kyu dngn rantai…
    Aku harap soeun bisa buat kyu hilang dri penyakit autis.
    Lanjut ya author putri!
    Fighting!

  32. elfika berkata:

    kereeen put …hahhaha ya walaupun rada susah buat ngrasain karakter kyu yg jdi anak autis…
    tapi menurutku ini bagus ko hehhe…
    semangat put buat ffnya dan smoga kuliahnya lancar ..jdi bisa cepet lnjutin deh part ke 3″nya 😀

  33. Moli berkata:

    Kenapa ya kyu manggil sso dgn sebutan moonlight hmm. Kaya udah lama kenal gitu. Semoga part selanjutnya bisa dipublish segera. Semangat author!

  34. haekyusso berkata:

    Waahhh…karakter kyu bnr” baru…yg biasa y cowok yg WAH!!! tp d ff ini karakter kyu jd autis…keyeeennn wlpn kegantengan y kgk ilang
    Tp lihat kyu hrs d perlakukan seperti itu agak ngenes juga.d hps dr daftar keluarga y cho…
    Wahh…kira” nanti da cinta segi3kah antara kyu sso dan luhan??? dan bisa kah nanti keluarga cho mau menerima kekurangan dr kyu??? next….

  35. uchie berkata:

    next chingu . . .

    Aqu suka ma cerita xa

    d tunggu yah

    hwaiting

  36. dawu azhar berkata:

    Sebenarnya ada rahasia apa sie di balik keluarga cho, kenapa kyu di asingkan seperti itu
    Hnmmm…kayaknya luhan bakal bersaing dgn kyu hyung nya untuk mendapatkan so eun
    Di tunggu part selanjutnya putri 😊
    Semangat!

  37. miani caledupha berkata:

    gambaran anak Autis pada karakter kyuhyun yang bersikap layaknya anak kecil yg merengek namun memiliki kemampuan diatas rata2 itu sdah tepat #SokTahu

    Alasan apa yg membuat keluarga cho sampai setega itu pada kyuhyun yang autis ?
    Penasaran bagaimana jdinya jka kyusso kembali bertemu n apa yang akan terjadi jka kyuhyun memiliki ketertarikan pada so eun

  38. Azizah berkata:

    Kasihan banget Kyuhyun Oppa hanya krn penyakit autis Dia diikat dgn rantai. ditunggu next partnya..

  39. elsaecha29 berkata:

    Aishh.. kenapa cast nya ada luhan Andwaeeeeee !! #stress_tingkat_lebay😁

  40. lilare berkata:

    Penasaran dengan kyuhyun…dan kenapa harus tinggal diruang bawah tanah toh kyuhyun jika sudah waktunya dy kembali lagi kerumah…benar” buat penaran…ditunggu lanjutannya

  41. aina freedom berkata:

    SUNGGUH ..aku benar2 terkesan dg alur ceritanya ,karakter kyu sbg penderita autis sangat pas dan cocok sekali …sungguh kasihan skali kyu ,di kucilkan dr keluarganya hnya krn dia sakit ,berharap bngt part lnjutannya moment kyusso makin bnyk ,keren put …buat pemula yg menulis ff tentang penderita autis ,kamu mampu menulisnya dg sangat bagus skali .next partnya put.

  42. Wie kinameiro berkata:

    Wooa kerenn sso yg ceria apa adanya dan peduli sama orang lain , kenapa kyuhyun harus di rantai segala , sepertinya anak autis ngk terlalu berbahaya seperti orang gila atau spikopat
    kasihan juga kyu dia diperlakukan tidak adil
    apa ff ini cerita cinta anak autis , menarik lain daripada yg lain
    author fighting

  43. yuliaseptiani berkata:

    Gak nyangka disini kyu peran ny jdi autis tpi memiliki IQ d atas rata2 , suka sama sifat sso yang apa adany . Bikin penasaran ,menarik ceritany 😉d tunggu nexy ny 😊

  44. aikurasin berkata:

    kerenz tokoh kyuppa lain dari biasanya . . . next . . .

  45. 김 현수 berkata:

    hua… Kyu nya kasian, d belenggu ky gtu…

    karakter luhan dsni tergambar sangat manly…

    penasaran sm klanjutannya….

    dtunggu y chingu next part nya, ^^

  46. hesti berkata:

    Waw bikin penasaran kelanjutannya

  47. Windy berkata:

    Keren .. jd penasaran knp identitas kyuhyun disembunyikan. Dan itu khuhyun kenapa manggil so eun Moonlight ya? Update soon author-nim 🙂

  48. Benzema tuth berkata:

    Miris banget dengan nasibnya kyu, kenapa…kenapa…keluarganya setega itu, kenapa harus di kucilkan kenapa tidak di coba untuk di sembuhkan, bukankah mereka k0ngl0merat tentu ada d0nk cara untuk menyembuhkan penyakit itu, bahkan di sini kyu memiliki kelebihan, huh…entahlah sem0ga ada es0k yang lebih baik untukmu kyu

  49. octa berkata:

    Bagus kok eonni bagus bgt
    Aku baru baca ff nya eonni lgih kangen deh
    Semangat terus bikin ff yang bagus2

  50. Devi berkata:

    wahhhhh gk nyangka yh kyuppa mempunyai penyakit autis,tpi tega bangeet keluarga’a kyuppa menempatkan kyuppa d ruang bawah tanah,,,,,
    meskipun kyuppa autis tapi kemampuan’a diatas rata2,,,,
    jdi penasaran ma kelanjutan’a,,,

  51. rizki berkata:

    Keren.. bikin penasaran aja ceritanya, tpi kasian sma kyuhyun…

  52. HaeNy Choi93 berkata:

    Jadi Si ChoKyu Autis ya.. Bener2 menakjubkan ketika dia mengidap kelainan itu dia masih bisa mengeksplor kelebihan dia.

    Juga masih banyak pertanyaan tentang Kel Cho yg terkesan menyembunyikan keberadaan kyuhyun. Pdhl klo di lihat2 dia tidak berbahaya. . Kecuali sih klo dia rada2 freak mungkin alasan keluarga untuk sedikit mengantisipasi bisa di terima. Lah ini??

    Nextnya ditunggu put.. Fighting?

  53. mayindrianingsih berkata:

    pas awal awal agak horor baca ff ini,
    dan ternyata kuyunn autis :’0

  54. rizki berkata:

    ye,,,,,, ceritanya seru misterius gitu, bikin penasaran banget,,, kasian kyuhyun perannya autis,,,

Tinggalkan Balasan ke aisyah kyubum elfangelssoeun Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.