~ [Twoshot] Stupid Boy 1/2 [4th Cloudyelfputriandina] ~

on

stupid boy

Title       :               Stupid Boy (Seq: If I Were a Boy)

Author  :               PrincessClouds/@helloputri228

Genre   :               Romance

Rated    :               PG-15

Main     :               Choi Si Won – Kim So Eun

Minor   :               Lee Dong Hae – Victoria – Kim Ki Bum – Kim Jong Woon

Summary:           Oh is the same old, same old, stupid boy.

Prompter :          RANI

Recommended Song:    Stupid Boy covered by. Cassadee pope

Related page for story :                rianiflower.wordpress.com

Warning:             Typo(s)

*

Pagi terlihat sudah begitu cemerlang. Matahari terlihat sudah cukup tinggi dengan cahayanya yang keemasan menyinari setiap setengah dunia tanpa terkecuali walau hanya seincipun.

Salah satu kamar di sebuah ruang apartement mewah adalah salah satunya yang merasakan sapaan mentari pagi ini. Di kamar yang jendelanya terbuka, matahari tampak menelusup menyapa seisi kamar dari sudut ke sudut. Angin perlahan-lahan juga masuk, mempermainkan apa yang bisa disentuhnya hingga menunjukkan suasana yang terkesan damai di balik hiruk pikuk yang terdengar di bawah sana.

Angin dan sinar matahari itu ikut menyapa sesosok menawan yang saat ini masih tertidur di sebuah tempat tidur di ruangan tadi. Udaranya yang bergerak lembut bersama sinar matahari yang masih tak terlalu terik itu tampak seperti mengganggunya, berusaha untuk membuatnya bangun. Dimana hal itu cukup berhasil karena perlahan pemuda itu tak mulai terusik dan membuka mata.

Suara lenguhan terdengar pelan dari mulut pemuda tampan itu ketika ia beranjak duduk. Matanya yang terlihat sedikit membekak tampak menyipit memperhatikan sekitarnya yang berantakkan, sama dengan dandanannya saat ini.Pemuda itu kemudian mengalihkan perhatiannya menuju sisi kosong di tempat tidurnya, tampak menatapnya sekilas sebelum berusaha bangun dan bergerak dari kamar itu.

Dengan mata yang masih sedikit mengantuk dan dandanan berantakkan ala baru bangun tidurnya pemuda itu kini terlihat menapakkan kakinya mengitari ruang apartmentnya. Matanya tampak memeriksa seisi ruangan yang terlihat begitu sepi dan sunyi.

“Kim So Eun!” Serunya untuk pertama kali. Suaranya terdengar cukup serak sebagai salah satu dampak lainnya dari minuman yang ditenggaknya semalam. “Kim So Eun!” ulangnya karena tidak mendapatkan sahutan.

Kaki Si Won kini menapak di ruang tengah. Matanya kembali mengelilingi sekitarnya untuk melihat kalau saja orang yang dipanggilnya muncul. Namun tetap saja tidak ada perubahan. Hal itu membuat Si Won beranjak menuju dapur kali ini.

Sama dengan sudut lainnya di apartement itu, suasananya masih juga sepi. Namun di atas meja makan mata Si Won bisa menangkap aneka makanan yang telah dihidangkan. Hal itu membuat Si Won lebih mendekat untuk memeriksa. Tangannya berniat mencicipi salah satu makanan yang terhidang disana, namun ia mengulurkan niatnya ketika matanya malah menangkap sepucuk surat diletakkan disana. Dengan penasaran, Si Won beralih meraih kertas itu dan membacanya.

Kepada Choi Si Won…
Saat kau membaca surat ini mungkin aku sudah tidak berada di rumah ini lagi.Aku sudah pergi. Terfikirkan olehku setelah enam bulan pernikahan kita, kita berdua sama sekali tidak menemukan kecocokkan yang selalu diharapkan oleh orang tuamu melalui perjodohan ini. Oleh sebab itu aku memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah karena sejujurnya aku sudah tidak tahan dengan perbuatanmu yang tak pernah menganggapku selama ini. Aku tahu kau masih tak menyetujui dan menganggap pernikahan ini sebagai beban.Jadi kufikir memang sebaiknya kita menentukan jalan kita sendiri-sendiri. Mengenai perceraian aku juga akan mengurusnya dan segera menghubungimu. Jaga dirimu.
Kim So Eun

Si Won tampak mengerutkan dahinya, kembali membaca deretan tulisan itu untuk memastikan bahwa ia tak salah membaca. Namun tulisan itu masih berbunyi sama.

“Jadi dia pergi?” Si Won bergumam sambil melipat kertas itu, memperhatikan seisi makanan yang merupakan hidangan terakhir dari So Eun itu. “Baguslah. Dia akhirnya tahu diri juga..” sambungnya tak lama dan tersenyum puas. Tanpa rasa bersalah sedikitpun ia kemudian menarik bangku untuk duduk dan menyantap hidangan itu dengan lahap. Pemuda itu malah terkesan sangat gembira saat ini.

*Stupid_Boy*

Beberapa pagi setelahnya, di sebuah sudut dari kota yang sama ia disambut dengan cara yang berbeda. Di sebuah toko bunga yang sepertinya baru saja dibuka seorang wanita cantik tampak menyambut pagi dengan senyuman cerah. Secerah puluhan bunga yang berada di sekitarnya.

“Kau terlalu terlihat bahagia, Kim So Eun..” sebuah suara lainnya tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Menunjukkan seorang wanita lainnya yang juga sibuk memperhatikan bunga di sekitarnya. “Untuk seorang wanita yang baru saja mempunyai masalah dengan rumah tangganya..” sambung perempuan berambut sedikit kemerahan itu. Kim So Eun tampak mendesah dan memberikan kesan cueknya atas sindiran itu.

“Jangan mulai lagi, Victoria..” ujarnya sambil kembali sibuk dengan salah satu bunga tulip yang sedang disemprotinya. “Cuacanya sangat bagus hari ini, begitupun moodku, jadi jangan mencoba merusaknya..”

Victoria, temannya itu tampak mendesah, kali ini berjalan sambil mendekati sahabatnya itu. “Aku sungguh tak mengerti dengan fikiran Choi Si Won. Apa yang difikirkan oleh otak lulusan Harvard itu? Kenapa setelah lebih dari seminggu kau meninggalkannya, dia sama sekali tak terlihat berniat mencarimu?” celotehnya sambil berdiri di samping So Eun dan bersidekap. Memperhatikan pekerjaan temannya itu.

“Dia tak akan mencariku..” So Eun lagi-lagi menyahut tanpa menoleh, terlihat berusaha cuek dengan menyibukkan diri dengan tanamannya. “Dia mungkin malah merasa senang..”

“Huh, dia itu suami seperti apa?” Victoria mengomel lagi. “Walaupun kalian itu hanya dijodohkan karena perjanjian orang tua kalian namun tetap saja kalian itu sudah menikah dan kau itu istrinya. Jadi sudah seharusnya ia memperlakukanmu dengan baik, bukannya terus menyia-nyiakanmu..”

So Eun mendesah pelan, ia tampak tersenyum miris mendengar setiap ucapan Victoria itu. Namun ia dengan cepat menepisnya. “Sudahlah, jangan membahas hal ini lagi untuk saat ini. Kau sendiri, bukankah seharusnya kau sudah pergi berangkat kerja sekarang? Kenapa kau masih saja disini dan menggosipkan bosmu sendiri, huh?” kekeh So Eun pada temannya itu. Victoria terlihat mendengus.

“Yah.. hal lainnya yang membuatku kesal karena aku bekerja disana sebagai bawahannya, tch. Aku masih ingat ketika pertama kali aku tahu bahwa kau akan menikah dengannya betapa irinya aku padamu. Tapi kini aku benar-benar malah kasihan padamu menikah dengan orang seperti itu..” celoteh Victoria sambil melangkah masuk kembali dan mengambil tasnya. “Ya sudah, aku pergi dulu. Nanti jam istirahat aku akan datang lagi kemari untuk mengajakmu makan bersama. Jaga dirimu..” kata Victoria sebelum meninggalkan tempat itu. So Eun tampak melambaikan tangan padanya dan menatap kepergian Victoria sampai sebuah taksi membawa temannya itu pergi.

Selepas kepergian Victoria wajah So Eun terlihat sedikit memuram. Gadis itu menggigit bibir bawahnya dan menghentikan pekerjaannya. Saat ini ia kelihatan kembali mengingat masalah yang selama ini berusaha ia tutupi.

Bermodalkan sebuah alamat yang diberikan oleh kedua orang tuanya, So Eun akhirnya berangkat dari kampung halamannya di Jeju ke ibukota Seoul. Pada saat itu So Eun bisa dikatakan beruntung karena ia memiliki teman yang sudah beberapa tahun bekerja di Seoul bernama Victoria sehingga ia tak harus terlunta di kota besar itu karena tidak memiliki kerabat. Victoria jugalah yang pada akhirnya membantunya untuk menemukan alamat yang dicarinya, dimana kebetulan ternyata alamat itu adalah alamat dari Direktur perusahaan tempatnya bekerja.

So Eun masih ingat bagaimana kagumnya ia begitu melangkahkan kakinya dari taksi dan menatap rumah mewah yang saat itu ada di hadapannya. Sempat ia ragu kalau saja ia salah alamat, karena rasa-rasanya tidak mungkin keluarganya yang terhitung sederhana memiliki kenalan dengan kedudukan yang sepertinya sangat tinggi itu.

Sedikit memberanikan diri ia memberanikan diri untuk bertanya pada dua orang bertubuh besar yang saat itu berdiri di depan pintu. Dari tatapan cuek yang diberikan oleh keduanya, mereka sepertinya menganggap So Eun hanya orang tersesat yang ingin menanyakan arah.

“Anda benar-benar ingin bertemu dengan tuan rumah?” salah satunya mengulang ucapan So Eun sambil memeriksa kertas di tangannya. So Eun tampak tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“Ya, begitulah. Aku adalah Kim So Eun. Aku datang dari Seoul dan nama ayahku adalah Kim Bong Yeob. Dia bilang dia adalah teman dekat dari tuan rumah ini. Tuan-Choi Ki Ho..”

“Baiklah. Tapi mohon tunggu disini nona. Kami mencoba untuk mengkonfirmasi dulu kepada tuan..” jawab yang satunya sambil menyerahkan kembali kertas tadi. So Eun tampak mengangguk senang dan berterima kasih. Rasanya mungkin setelah kesulitan yang ia lalui untuk menemukan alamat ini, kini jalannya akan lebih mudah.

So Eun baru saja mundur untuk menunggu ketika sebuah pekikan klakson yang sangat keras mengagetkannya hingga So Eun sempat tersentak. Ketika ia berbalik ke belakang ia menemukan sebuah mobil sport merah yang begitu mewah berada hanya beberapa inchi dari tubuhnya. Ketika ia mengangkat wajah ia menemukan dua orang pemuda di atasnya, dimana keduanya menatapnya dengan tatapan datar seakan terganggu dengan keberadaan So Eun di depan kendaraannya.

“Hey!” Seruan dari pengemudinya akhirnya benar-benar membangunkannya dari kealpaannya. Dimana pemuda tampan berkaca mata yang mewarnai rambutnya itu dengan sedikit pirang itu melengokkan kepalanya keluar. So Eun lagi-lagi terdiam saat itu, atau mungkin lebih tepatnya terpana melihat sosok yang harus diakui menawan itu. “Hey penjaga!” teriakan itu menarik So Eun ke alam nyata kembali. Karena kacamatanya yang gelap So Eun tak bisa menebak awalnya pada siapa laki-laki itu berteriak, namun kali ini ia baru yakin kalau panggilan yang terdengar cukup kasar tadi tak ditujukan padanya. Teriakan itu ditujukan pada dua laki-laki di belakangnya. “Apa yang kalian lakukan? Bersihkan jalan dan bukakan pintu!” sambungnya tak lama. Dimana hal itu memberikan realita lainnya pada So Eun ketika salah satu penjaga itu memintanya menepi. Bersihkan? Apa dia menganggap So Eun ini sampah atau sejenisnya sehingga ia harus menggunakan kata yang terbilang kasar?

Apapun itu So Eun tak terlalu memikirkannya karena setelah ia minggir matanya mengikuti ketika mobil itu masuk ke dalam. Dari atap mobil itu yang terbuka ia dapat melihat pemuda yang tadi berteriak padanya memasuki perkarangan dengan acuh tanpa membagi pandangannya untuk So Eun. Sementara itu pemuda yang satunya tampak menatapnya panjang dengan jenis tatapan heran dan penasaran. So Eun hanya dapat melihat beberapa detik sebelum kendaraan itu selesai melewatinya.

“Nona!” Seruan salah satu laki-laki bersuara besar mengagetkannya, membuat ia menoleh kembali pada kedua orang tadi. “Nyonya bilang anda adalah tamu yang sangat ditunggu oleh keluarga ini. Jadi silahkan masuk nona, nyonya ada di dalam untuk menyambut anda..” ujar laki-laki tadi mulai sedikit menghilangkan kesan seram di wajah mereka ketika keduanya sedikit tersenyum. So Eun langsung mengangguk dan balas tersenyum.

“Terima kasih..” ucapnya sebelum berniat masuk dengan menyeret lagi tasnya. Namun tak lama salah satu dari mereka membantunya dan menunjukkan jalan baginya.

“Astaga, jadi kau benar-benar putri Kim Bong Seob itu? Astaga.. aku begitu senang melihatmu..” wanita itu berseru senang sambil memeluknya ketika ia baru saja melihat So Eun. Hal itu tentu saja membuat So Eun sedikit canggung karena ini baru pertama kalinya bertemu. Namun ia senang atas sambutan yang diterimanya ini. “Astaga, kau benar-benar sudah besar. Sebulan yang lalu ketika kami mengunjungi ayahmu di rumah sakit kami tak sempat bertemu denganmu. Sekarang setelah melihatmu aku begitu lega. Suamiku pasti akan sangat senang..” seru wanita itu terus tersenyum bahagia menatap So Eun. Berulang kali juga ia memeluk So Eun.

“Y-Ya.. ayahku baru saja meninggal seminggu yang lalu. Dan,beliau memberikan aku alamat ini dan menyuruhku untuk menemui anda. Maafkan kalau ini membingungkan dan merepotkan..”

“Aish, tak usah sungkan begitu. Kamilah yang meminta ayahmu melakukan itu ketika kami datang waktu itu. Dan, tch, jadi dia sudah meninggal? Astaga, kami ikut berduka. Kalau saja kami tahu maka kami pasti akan menyempatkan diri untuk mengantarnya untuk terakhir kali…” wajah wanita itu memuram kini. Ia terlihat berduka dengan apa yang didengarnya itu. Yang kini juga membuat sedih wajah gadis di depannya itu.

“Maaf, aku tak tahu cara menghubungi anda..” gumam So Eun lirih.

“Tch sudahlah. Tak seharusnya kita membuat sedih pertemuan ini. Ayo So Eun, masuklah. Kau pasti lelah menemukan alamat ini. Tch, harusnya waktu itu seharusnya kami juga harus meninggalkan nomor telepon sehingga semuanya lebih mudah sehingga…” Sang nyonya rumah terus saja berceloteh panjang yang mau tak mau membuat senyuman di wajah So Eun kembali terlihat. Sejujurnya ia sangat lega karena nyonya rumah menyambutnya begini berarti kedatangannya bukanlah beban dan dari ocehan lainnya dari wanita ini tadi sepertinya Tuan-rumah juga tak keberatan dengan kedatangannya. Baguslah, setidaknya ini menjadi awal yang baik baginya. Walau… “Ah anakku Choi Si Won!”

Seruan tiba-tiba dari Nyonya-Choi yang awalnya berceloteh membuat ia tersadar dari lamunannya tadi. Ketika ia mengangkat wajah lagi-lagi ia menemukan dua orang yang tadi. Dimana kini keduanya telah berganti pakaian dan kembali bersiap pergi lagi sepertinya.

Kedua orang itu tampak menghentikan langkahnya. Dimana untuk pertama kalinya ia bisa melihat mata pemuda yang tadi tertutupi oleh kacamata hitam. Tatapan yang datar dan terkesan bosan, tatapan yang sejujurnya sedikit tak membuat nyaman So Eun.

“Hey Choi Si Won. Kemarilah!” Seru Nyonya-Choi lagi dengan seruan senang. Tangannya melambai pada pemuda yang tak bergerak dari posisinya saat ini. “Sapa dan ucapkanlah salam pada calon istrimu, Kim So Eun…” serunya yang langsung membuat So Eun tersentak dan menatap tak percaya padanya.

“Apa?” So Eun berseru tak sadar, mengundang tiga pasang mata menatap padanya. “C-Calon istri?” tanyanya tak yakin.

Nyonya-Choi tampak mengangguk dan tersenyum lebar dan pemuda berambut hitam di belakang laki-laki bernama Choi Si Won itu tampak juga kaget sambil membagi tatapannya pada So Eun dan Si Won. Lain lagi dengan Choi Si Won yang tak menunjukkan reaksi lain selain ekspresi bosan dan kesal di wajahnya. Yang mengisyaratkan pada So Eun bahwa…

Apa dia telah mengetahuinya?


“She was precious like a flower
She grew wild, wild but innocent
A perfect player in a desperate hour
She was everything beautiful and different”

Bar kelas atas yang paling terkenal di Seoul itu masih seperti hari-hari sebelumnya. Tubuh yang bergerak-gerak tak karuan bersama musik menghentak yang memekakkan, aroma alkohol dan asap rokok yang berseliweran di udara, teriakan, seruan, bahkan makian yang terdengar dimana-mana. Mengikuti dunia malam yang benar-benar terkesan gila.

Di tingkat atas di bagian VIP, beberapa orang tampak duduk menghadap meja yang berisikan minuman keras, rokok, dan benda-benda lainnya. Sementara itu canda tawa juga terdengar bersama dengan kikikan tak jelas dari beberapa wanita berpakaian minim yang mendampingi dua laki-laki muda dan terlihat mapan itu. Salah seorang dari mereka adalah sang pemeran utama laki-laki kita, Choi Si Won.

“Kau terlihat cuek-cuek saja untuk seseorang yang baru saja ditinggalkan istrinya..” di waktu jeda pembicaraan rekan sejawatnya, Kim Ki Bum, tampak bersuara. Ia melirik temannya yang saat itu sedang menuang minuman ke gelas keduanya malam ini.

Si Won tampak berhenti menuang minuman, ia menatap rekannya itu dengan tatapan agak bosan karena ucapannya itu. “Haruskah kau membahasnya disini?”

“Apa kau masih saja membencinya, huh?” Kim Ki Bum temannya itu terus membahas hal itu walau ia tahu temannya itu tak menyukainya.

“Benar. Bukankah kau tahu sendiri? Sejak awal.. aku tak suka dengannya. Perempuan itu masuk seenaknya dalam hidupku dan merusaknya. Baguslah sekarang dia sudah tahu diri dan pergi.. jadi aku tak perlu harus melihat wajahnya lagi..”

“Bagaimana kau bisa bosan melihat wajah secantik itu..” Ki Bum terkekeh menyikapi dengusan Si Won. “Aku saja sejak pertama kali terpana melihat wajahnya. Dia berbeda dengan gadis-gadis yang pernah kulihat sebelumnya. Tanpa make-up, rambut panjang tanpa sentuhan hair-stylist, tapi anggun dengan wajah polosnya. Aku tak pernah mengerti kenapa kau terus saja membencinya..”

“Tch, justru yang seperti itulah yang menganggu, Kim Ki Bum..” Si Won lagi memutar bola matanya bosan. “Dengan wajah polos seakan tak berdosa namun terlalu bodoh menyadari apa yang terjadi karena dirinya. Kalau dia pintar sedikit saja dia seharusnya tahu alasan kenapa aku begitu membencinya. Namun dia terus saja berada disana seperti tak tahu apa-apa…”

“Tapi dia tak punya pilihan karena permintaan orang tuamu. Sama dengan dirimu..”

“Tch, sudahlah Kim Ki Bum, berhenti membahas ini karena moodku langsung buruk mengingatnya. Yang jelas aku senang dia akhirnya pergi. Dan aku berharap dia tak kembali lagi sehingga hidupku bisa kembali normal..” seru Si Won mulai benar-benar merasa terganggu dan tak menghendaki pembicaraan itu lebih jauh. Ki Bum tampak kali ini mengerti dan mengangkat alis sebelum melanjutkan minumannya. Dia tahu kalau sudah seperti itu Si Won memang tak bisa lagi diganggu atau kekacauan besar akan terjadi.

Dingin, masih seperti biasanya. Itulah kesan So Eun terhadap Si Won yang berdiri di sisinya saat ini. Pemuda ini tadi menariknya kesini setelah keluarga-Choi selesai membahas rencana pernikahan keduanya yang akhirnya akan dilakukan kurang dari dua bulan lagi.

Kini disinilah keduanya berdiri, di balkon tingkat tiga rumah pemuda tampan itu. Mata keduanya menatap hamparan citylight, walau mungkin So Eun sering sekali curi-curi pandang pada calon suaminya itu. Dimana sangat mengecewakan karena pemuda itu hanya terus menatap lurus ke depan sana dan tetap dengan sikap angkuhnya.

“Langsung saja..” Si Won tiba-tiba membuka suaranya. Suaranya juga terdengar dingin, sama dengan sikapnya selama ini pada So Eun, sama dengan cuaca malam ini. “Aku hanya tak ingin kau salah faham dan berfikiran yang tidak-tidak mengenai persetujuanku dengan rencana pernikahan ini. Aku mengiyakannya bukan berarti aku menerimanya..”

“Huh?” So Eun bergumam dan meliriknya dengan apa yang didengarnya, sedikit tak yakin dan tak mengerti apa yang baru saja dikatakan pemuda itu. Pemuda itu tampak menghela nafas panjang dengan nada bosan dengan reaksi dari So Eun.

“Bisa dibilang aku terpaksa menerimanya..” ulangnya kini, lebih jelas dan lebih ke inti pokok maksud ucapannya. Hal yang tentu saja memancing perasaan tak nyaman lainnya bagi So Eun. “Karena orang tuaku mengancamku, maka mau tidak mau aku harus melakukan hal ini. Jujur saja, kau tak bisa berharap banyak padaku karena kehidupan seperti itu sama sekali tak sesuai dengan pribadiku..”

“Choi Si Won..” So Eun hanya mampu bergumam menyebut namanya karena ia sungguh tak yakin dengan apa yang saat ini sedang dikatakan Si Won padanya. Sejujurnya juga ia masih tak yakin dengan rencana perjodohan tiba-tiba ini, namun fakta ini tentu saja membuatnya semakin tak percaya dengan arah yang selanjutkan akan ia pijaki itu. Ucapan Si Won ini terang saja menghancurkan kembali kemungkinan-kemungkinan yang belakangan ini ia bayangkan setelah mengetahui rencana perjodohan mereka. Kemungkinan-kemungkinan itu masih begitu kabur dulu, namun saat ini Si Won seperti tengah menghapusnya sama sekali.

“Aku tak akan mungkin bisa seperti yang kau dan mereka harapkan. Aku masih terlalu muda untuk menikah. Hidupku masih cukup panjang untuk bersenang-senang sebelum masuk dalam fase membosankan seperti pernikahan…”

Membosankan? So Eun sebatas mengulang itu dalam hatinya kini. Ia tak yakin akan menggumamkannya jelas karena itu hanya akan membuatnya semakin terkejut dan tak bisa berkata-kata lagi dengan calon suaminya ini.

“K-Kenapa?” akhirnya pertanyaan itu yang lolos dari mulutnya yang tanpa ia sadari sama sekali. Sepertinya karena itu adalah pertanyaan terbesarnya kini.

“Uang dan kedudukkan..” pemuda itu menjawab tanpa nada, tanpa rasa peka sama sekali. “Orang tuaku mengancam kalau aku tak mau menerima rencana mereka ini maka mereka akan menarik kembali perusahaan yang saat ini kupegang. Bukankah itu bercanda, kenapa mereka harus melakukan hal seperti itu? Siapa memangnya kau ini hingga mereka bisa mengambil keputusan aneh seperti itu pada anak mereka satu-satunya..” Si Won kini melirik padanya, memberikan tatapan dinginnya yang selama ini sering ia berikan kepada So Eun. Tatapan yang penuh ketidaksukaan bahkan.. kebencian?

Mata keduanya bertemu dalam beberapa saat sebelum Si Won membuang wajahnya lagi, kembali menatap pemandangan di depannya. “Jadi.. aku hanya memperingatkanmu dengan semua ini agar tak salah faham kemudian..” katanya setelah itu. Si Won memberikan tatapan datarnya pada So Eun sekali lagi, sebelum beranjak dari tempat itu dan kembali ke kamarnya. Meninggalkan So Eun disana berdiri sendiri dan terpaku merenungi ucapannya tadi.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi ini sang mentari dan sang angin kembali menemui Choi Si Won tertidur di kamar mewahnya sendirian. Kembali menyapa dengan lembut sang pangeran yang kembali tertidur dengan keadaan kacau akibat dunia malam penuh khayalan yang semalam dirajainya. Berusaha untuk menggodanya bangun dan secepatnya tersadar tentang kehidupan nyatanya yang ia jalani penuh dengan kebodohan.

Tak lama suara bel datang bergabung, ia bergema memenuhi setiap sudut rumah dan berusaha mengusik tidur sang direktur muda. Sekali, dua kali, bunyi itu sama sekali tak mendapat respon dari Si Won. Namun di deringan yang ketiga pemuda itu tampak bereaksi, sedikit tersentak dari tidurnya seperti merasa terusik. Di deringan ke empat ia tampak benar-benar terganggu dilihat dari erangan yang diberikannya tak lama.

“Tch, siapa yang bertamu sepagi ini..” erangnya pelan dan berusaha untuk tidak peduli. Salah satu tangannya meraih sebuah bantal untuk menutupi lubang telingannya tepat ketika bel ke lima berbunyi. Dimana hal itu tidak berhasil karena ia masih bisa mendengar suara bel ke enam yang terdengar kian keras. “Tch… Kim So Eun buka pintunya!!” dengan suara malas dan mata tertutup ia memanggil sebuah nama yang tak seharusnya tak ia panggil di deringan ke tujuh. Deringan ke delapan kembali terdengar dan ia kembali berseru, “Hey, Kim So Eun! Kau masih tidur, huh?”

TIIIT. Deringan kesembilan benar-benar terdengar lebih keras dan benar-benar membuatnya tak tahan. Dengan terpaksa ia tampak membuka matanya dan bersiap lebih berteriak pada orang di sampingnya. Dimana di deringan kesepuluh ia terpana kalau orang yang sejak tadi dipanggilnya tidak mungkin ada disana.

Si Won tampak termangu, menatap sisi lain tempat tidurnya itu sejenak seperti orang kebingungan. Namun tak lama ia kembali tersadar mendengar bunyi bel yang kesebelas. TIIIIIIT!!

“Aish… iya tunggu!!” teriaknya pada sang tamu yang tidak mungkin mendengar ucapannya. Dengan malas dan dengan mata yang masih sedikit tertutup pemuda tampan yang kaya itu tampak bergeser dari singgasana tidurnya itu untuk membuka pintu.

Tepat setelah jumlah deringan bel yang didengarnya mencapai tiga belas deringan ia tampak sudah berhasil meraih pintu dan membukanya. Seorang laki-laki yang kira-kira berada di usianya tampak berdiri disana, memberi tatapan dingin dan bosan yang tak jauh berbeda dengan ekspresi di wajahnya.

“Ada apa? Apa anda berniat merusak bel rumahku?” tanya Si Won dengan ekspresi datar. Kini ia berdiri dengan berpangku tangan sambil menghadapi tamu tak dikenalnya itu.

Laki-laki berpakaian formal itu tampak tak langsung menyahut, dengan wajahnya yang masih datar ia tampak memberi hormat singkat pada Si Won sebelum bersuara, “Pertama saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, namun saya tidak punya cara lain karena anda sangat sulit dihubungi, Tun-Choi. Dan perkenalkan namaku adalah Kim Jong Woon. Aku adalah pengecara istri anda, nyonya-Kim So Eun..” ujar laki-laki itu tak lama. Hal yang membuat Si Won sedikit kaget mendengarnya.

“Pengacara Kim So Eun?” ulangnya tak yakin. Kim Jong Woon tampak menganggukkan kepalanya sambil mengambil sesuatu yang ternyata dibawanya sejak tadi dan menyerahkannya pada Si Won.

“Ini adalah surat tuntutan perceraian Nyonya-Kim terhadap anda. Saya juga datang untuk membicarakan masalah ini lebih jauh kepada anda dan.. mungkin pengacara anda..”

Si Won berdecak malas, namun ia tetap menerima kertas yang diulurkan padanya itu. “Terima kasih karena telah menyempatkan diri untuk datang, Pengacara-Kim. Tapi maaf, aku sedang tak punya waktu untuk membicarakan ini. Aku akan menghubungimu nanti melalui pengacaraku untuk membicarakan ini lebih jauh..” kata Si Won tanpa membuka dan membaca map itu sama sekali. Jong Woon tampak menganggukkan kepalanya mengerti.

“Baiklah Tuan-Choi. Tapi kami harap cepat atau lambat anda memberikan kabar kepada kami karena Nyonya-Kim ingin menyelesaikan ini secepatnya..”

“Haa… baiklah..” Si Won menyahut bosan dan tidak berminat sama sekali. Dengan itu pengacara muda itu tampak menyampaikan pamitnya sebelum berjalan meninggalkan tempat itu. Si Won tampak juga langsung masuk kembali ke apartementnya.

“Huh… tuntutan cerai, huh?” gumam Si Won malas sambil menimang map berisi kertas penting di tangannya. Si Won kemudian meletakkan benda itu di atas meja ruang tengahnya begitu saja, dan tanpa melihat untuk yang kedua kali ia tampak meninggalkan benda itu begitu saja dalam keadaan membisu disana.


So what made you think you could take a life?
And just push it, push it around
I guess to build yourself up so high
You had to take her and break her down

Sementara itu So Eun terlihat sibuk melayani para pelanggan di toko bunganya. Hari ini hampir hitungan seminggu ia membuka toko bunga tersebut dan sejauh ini bisnisnya berjalan dengan baik. Semua itu karena bunga-bunganya yang terlihat segar serta So Eun yang sangat ramah malayani pembelinya mengingat ia sangat tahu banyak soal bunga.

Saat ini So Eun terlihat sedang melayani seorang gadis muda ketika sebuah mobil mewah tampak berhenti di depan tokonya. Tak lama dari kursi belakang keluar seorang pemuda tampan yang berpakaian formal. Pemuda itu kemudian mendekati So Eun yang baru saja selesai melayani pembeli yang tadi.

“Selamat datang..” sapa So Eun ramah sambil memberi pernghormatan. Pemuda tampan itu tampak balas tersenyum padanya.

“Aku ingin memberikan bunga pada partner kerjaku yang baru saja membuka cabang perusahaanya. Tolong pilihkan sebuah bunga yang tepat..”

“Maaf, rekan kerja anda perempuan atau pria, tuan?”

“Laki-laki..”

So Eun tampak mengangguk mengerti. Gadis itu tampak sibuk menimang bunga yang cocok dalam beberapa menit sebelum akhirnya meraih bunga pilihannya.

“Saya kira anggrek biru ini adalah yang paling tepat..” kata wanita cantik itu sambil menunjukkan rangkaian bunga anggrek berwarna biru terang di tangannya. Wanita itu kemudian melanjutkan masih dengan wajah dengan senyuman, “Anggrek biru ini mempunyai arti kekuatan dan stabilitas. Bukankah kalau untuk partner kerja yang membuka cabang perusahaan baru ini adalah bunga yang tepat?”

Terpana karena terlalu kagum sekilas, namun pemuda itu segera tersadar dari lamunannya yang tanpa ia sadari menatap terlalu dalam mata penjual bunga itu. Pemuda itu tampak tersenyum dan mengangguk, “Ya kedengarannya sangat tepat. Sejujurnya aku juga baru tahu kalau ada arti-arti tersebut pada bunga. Aku fikir semua bunga digunakan untuk komunikasi lainnya hanya karena keindahannya tanpa spesifikasi lain..”

“Tidak, tuan. Setiap bunga disini memiliki arti dan perwakilan bahasa mereka sendiri. Baik itu berdasarkan warna ataupun jenis..”

“Hum… begitukah?” laki-laki itu bergumam sekilas sambil mengalihkan perhatiannya pada beberapa bunga di sekitar mereka. “Bagaimana dengan anggrek hitam? Apa artinya?” tanyanya sambil menunjuk bunga yang tadi terlihat di samping si anggrek biru.

“Anggrek hitam berarti sebuah penekanan tentang kekuasaan dan otoritas yang mutlak..”

‘Itu seharusnya yang paling cocok kuberikan..’ laki-laki itu bergumam dalam hati, namun segera menepisnya dan beralih menuju bunga lain. “Anggrek ungu?”

“Membangkitkan misteri dan ketidakpastian..”

“Aku bisa menebak kalau anggrek merah muda ini mungkin berarti kasih sayang dan cinta, anggrek putih mungkin berarti cinta yang tulus, kuning ini?”

“Anda benar tuan, anggrek merah muda melambangkan kasih sayang yang tulus, anggrek putih berarti cinta yang murni tanpa pamrih, sementara anggrek kuning berarti ucapan kagum karena keanggunan..” jawab gadis itu dengan sabar dan masih saja dengan wajah ramah penuh senyuman. “Menarik bukan?”

Pemuda itu tampak tersenyum dan melirik lagi pada So Eun. Senyuman itu tampak terlihat halus karena sesungguhnya gadis ini berhasil membuatnya terkagum. “Benar. Dan… kurasa anggrek kuning ini cocok dengan anda..” ujarnya tak lama. So Eun tampak semakin tersenyum dan sedikit memberi hormat tanda merendah.

“Terima kasih tuan..”

Laki-laki itu lagi-lagi mengangguk dan tersenyum. “Baiklah, kurasa lain hari aku akan datang lagi untuk menanyakan arti-arti bunga yang lainnya. Sekarang aku harus pergi, tolong siapkan bunganya nona..”

“Baik tuan..” gadis itu tampak mengambil beberapa rangkai bunga anggrek tadi dan membawanya menuju counter di toko itu untuk mulai merangkainya untuk pelanggannya itu. Sementara pemuda itu tampak menunggu sambil memperhatikan bunga-bunga di sekitarnya lalu beralih pada sang florist. “Oiya tuan, apa anda akan menyertakan ucapan di dalamnya?”

“Hum.. tidak perlu.” Laki-laki itu sedikit kaget ditanyai karena tanpa sadar ia kembali terpesona melihat keuletan gadis itu ketika berkutat dengan tumbuhan indah itu. “Hanya tulis saja namaku di dalamnya..”

“Maaf, boleh saya tahu siapa nama anda..” kata wanita itu menyelesaikan pekerjaannya sejenak dan menatap pelanggannya itu. Pemuda itu tampak tersenyum halus, sebelum mendekat ke arah counter.

“Dong Hae, Lee Dong Hae dari Aiden Corp. Tolong tulis disana..” katanya. Dan setelah sampai di depan So Eun ia kini balas bertanya, “Dan nama anda?”

Dong Hae dapat melihat sedikit kecanggungan gadis itu yang sepertinya menyadari arti lain dari nada bicara Dong Hae padanya. Namun di detik kemudian ia tampak kembali tersenyum ramah dan mengangkat wajahnya untuk menatap pemuda kaya di depannya itu.

“Saya adalah Kim So Eun..” sahutnya tak lama.

Pemuda Choi itu tampak sedang fokus bekerja ketika telepon di sampingnya berdering cukup keras. Si Won terlihat berdecak, sebelum menekan salah satu tombol di benda canggih itu. “Ya?”

“Tuan, Direktur Lee Dong Hae dari Aiden Corp saat ini datang untuk menemui anda, Direktur. Apa anda akan bertemu dengannya?” suara seorang wanita terdengar dari benda canggih itu. Si Won tampak sedikit kaget, melirik benda canggih itu dengan pandangan sedikit tak yakin.

“Lee Dong Hae? Untuk apa bajingan itu kemari?” gumam Si Won sambil berfikir. Namun tak lama ia tampak merubah ekspresinya kembali menjadi datar. “Ya sudah, suruh dia masuk..” kata Si Won sebelum mematikan sambungan singkat itu. Pemuda itu tampak menerka-nerka sejenak sebelum menutup pekerjaannya tadi dan merenggangkan otot persendiannya yang cukup pegal karena terlalu lama duduk sambil menunggu tamunya datang.

Tak beberapa lama terdengar ketokan pintu dari luar, dimana tak lama pintu itu dibuka begitu saja. Dari luar terlihat seorang gadis muda masuk, diikuti oleh seorang pemuda tampan yang tampak membawa sebuket bunga di tangannya. Tak lama sekretaris itu meninggalkan dua orang yang sangat tampan dan sama-sama menduduki jabatan direktur itu untuk tinggal di dalam ruangan itu.

“Aku membawakan bunga untuk anda, Direktur-Choi. Sebagai ucapan selamat atas anak perusahaan barumu..” seru direktur muda yang bernama Lee Dong Hae itu tak lama sambil menunjukkan buket Aggrek biru di tangannya. Si Won tampak hanya menatap datar bunga itu sejenak, sebelum menyunggingkan senyuman tipisnya dan berjalan mendekat lawan berbisnisnya itu.

“Sebuah bunga, huh? Ini sama sekali bukan gayamu, Direktur-Lee. Aku yakin kau malah sangat berduka karena kini perusahaanku satu langkah lebih maju daripada milikmu..” kata Si Won sambil mengambil posisi duduk di hadapan Dong Hae. Dong Hae terlihat balas tersenyum.

“Kenapa kau senang sekali berburuk sangka begitu? Kita sudah saling mengenal di dunia bisnis selama beberapa tahun ini. Walau kita sering bermusuhan maka bukan berarti aku tak bisa ikut senang dengan pencapaianmu..”

“Hentikan ceramahmu. Aku tahu orang seperti apa kau ini..” Si Won memutar bola matanya bosan. “Permusuhan kita sudah terlalu kental dari darah sekalipun. Dan aku tak yakin walau hanya keajaiban pun dapat merubah itu, seperti apapun kau mencoba dengan mengirimiku bunga murahan seperti ini..”

“Kau sungguh sangat tak mengergai pemberianku bukan? Wanita cantik yang tadi menjualnya padaku pasti akan sangat kecewa karena penolakanmu..” ujar Dong Hae masih bertele-tele. Namun tak lama ia tampak bosan juga dan mulai melirik musuh abadinya itu. “Ini mengenai tender miliaran di pulau-Nami. Kudengar kau juga akan mengambilnya…”

“Yeah..” Si Won menyahut malas namun dengan senyuman sinisnya pada Dong Hae. “Kau terkejut dengan bergabungnya aku dengan proyek yang kau incar ini? Apa kau takut akan kalah lagi dariku seperti yang terakhir kali?”

Wajah Dong Hae tampak berubah sekilas dengan sindiran itu, namun tak lama ia memasang seringaian kembali. “Kau sepertinya lupa kalau aku lah pemenang tender lainnya daripada dirimu. Sejujurnya pun aku tak kaget kau akan ikut masuk kemari mengingat pribadimu yang terlalu percaya diri dan ingin ikut campur urusan orang..”

“Ya, tentu kau begitu tahu aku karena watakmu pun begitu, Direktur-Lee Dong Hae..”

“Benar. Hanya saja ada satu hal yang membedakan kita..” Dong Hae tampak mengambil sesuatu di sakunya yang melemparkannya di atas meja tepat di depan Si Won. Sebuah kertas foto dengan gambar perempuan terlihat disana. “Setidaknya aku tidak menggunakan trik murahan dengan mengirim pengkhianat ke perusahaanku..” ujar Dong Hae tak lama. Nadanya terdengar sedikit berubah dingin kini. “Kini aku tak kaget mengapa waktu itu aku kalah darimu..”

Si Won tak bereaksi sejenak dan hanya menatap kertas foto itu, namun tak lama seringaian tadi kembali di wajahnya dan ia pun mengambil kertas foto itu. “Wanita ini… setelah hampir setahun kuselundupkan dia ke perusahaanmu namun kau baru menyadarinya, huh? Kau tak sepintar yang dikatakan orang..” ujarnya mengejek. Tak lama ia mengangkat wajahnya kembali dan menatap Dong Hae yang kini menatapnya sedikit emosi. “Lalu kenapa? Namanya juga bisnis maka apapun bisa dilakukan. Salahmu karena tidak memikirkan hal ini sejak awal..”

Dong Hae tampak menatapnya datar sejenak, terlihat marah. Namun seperti lawannya ini, wajah itu tak lama hingga berganti dengan sebuah senyuman tipis. “Benar. Namun terlambat bukan berarti aku tak bisa melakukannya, kan?” ujarnya tak lama, kali ini menarik senyuman dari wajah Si Won.

“Apa maksudmu?”

Giliran Dong Hae untuk tersenyum penuh kemenangan kini. Pemuda itu terlihat menahan jawabannya sejenak dan menyandarkan tubuhnya di sofa sambil menatap wajah marah Si Won. Ia berusaha menggantung ucapannya untuk memancing Si Won. “Ada ratusan karyawan baru yang kau tempatkan di anak perusahaan yang baru kau bangun, dimana puluhan diantaranya kau tukar dengan karyawan lamamu di kantor pusatmu ini. Menurutmu dari semua karyawan barumu itu siapakah orang yang kusisipkan atau… mungkin pertanyaan awalnya adalah… berapa orang yang sudah kusisipkan untuk membantuku memenangkan tender ini? Dimana posisi mereka? Di kantor cabangmu itu atau… disini, di istana tercintamu?” Dong Hae bergumam sambil menerawang langit-langit ruangan Si Won. Tak mengacuhkan ekspresi tak menyenangkan di wajah Si Won saat ini.

“Lee Dong Hae…”

“Bagaimana caramu menemukan mereka? Kau tak mungkin memeriksa mereka satu persatu dan juga tak mungkin bagimu memecat mereka semua karena perusahaanmu bisa hancur saat itu juga. Tch, sepertinya aku lebih pintar daripada dirimu dalam hal sabotase..”

Si Won hanya bisa menatap geram Dong Hae saat ini juga. Ia berusaha tenang, walau kini dalam fikirannya banyak scenario kekacauan lainnya tentang hal ini. Dari awal ia seharusnya tahu bahwa kelicikkannya dan Dong Hae sama-sama berbanding lurus. Dia seharusnya lebih waspada dengan tender ini setelah kekalahan Dong Hae di tender sebelumnya sebelum sabotase yang ia lakukan.

“Tch, apapun yang ada di otakmu itu sekarang fikirkanlah.. caritahu cara menghentikan rencana brilianku ini. Aku akan memberikan waktu untukmu agar bersiap-siap untuk kalah..” Dong Hae yang terlihat sudah selesai berbicara tampak bangkit dari tempat duduknya dan merapikan jasnya. Setelah memberikan senyuman tipis terakhir pada Si Won ia tampak melenggang keluar dari ruangan itu dengan penuh kemenangan.

Sementara Si Won tertinggal di tempat duduknya dengan ekspresi marah. Pemuda itu tampak langsung mencari-cari ponselnya dan berniat untuk merundingkan ultimatum Dong Hae ini dengannya, namun baru saja ia hendak menghubunginya tiba-tiba ponsel itu malah berdering karena panggilan dari pihak lain. Si Won membeku menatap tulisan ‘IBU’ yang tertulis disana sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.

So Eun tampak terpaku di tengah pekerjaannya merangkai bunga. Wanita itu terlihat alpa dengan tatapannya yang kosong menatap satu titik dalam waktu yang cukup lama. Sementara ingatannya saat ini membahana kemana-mana.

So Eun terlihat gelisah duduk di ruang tengah apartment yang ditempatinya dengan Si Won, suaminya. Wanita yang baru saja menikah kurang dari sebulan yang lalu itu tampak kini mempunyai rutinitas baru hingga lepas tengah malam begini. Bukannya tertidur seperti manusia normal lainnya, namun ia malah duduk disana untuk menunggu kedatangan suaminya. Hampir setiap malam ia melakukan ini.

Bip. Suara bel mengagetkannya, membuat So Eun segera mengangkat wajahnya. Meyakini bahwa itu adalah orang yang ditunggunya ia tampak segera bergeser dan berniat membukanya.

“Choi Si Won-ssi…”

Nada bicaranya terdengar aneh di telinga. Sama dengan ekspresi wajahnya begitu melihat apa yang ada di balik pintunya saat ini.

“Maaf..” suara itu mengagetkannya, membuat So Eun tersadar dari lamunannya itu dan menatap gadis berpakain minim yang tampak membantu Si Won yang sudah mabuk untuk berdiri. Dimana laki-laki itu terlihat berantakkan.

So Eun tampak menepis pemikirannya itu dan membantu wanita itu yang terlihat sudah kesusahan menopang Si Won. “T-Terima kasih..” ucap So Eun padanya yang ia sendiri tak yakin apa ia harus mengatakan itu pada wanita itu atau tidak. Namun ia terlihat tak terlalu memikirkan itu lagi saat ini.

Gadis asing itu tampak langsung pergi setelah mengucapkan salam padanya. Sementara So Eun membantu Si Won untuk masuk ke dalam. Sesampainya di kamar tubuh besar itu segera ia letakkan di atas tempat tidur.

Si Won tampak melenguh tidak nyaman, ia mengacak rambutnya dan terus mengeluh kepanasan. So Eun tampak menghela nafas, sekuat hati berusaha menahan perasaan tak karuan yang masih memperngaruhinya melihat suaminya dengan wanita lain tadi dan terus memutuskan untuk membantu Si Won. So Eun membukakan sepatu Si Won dan berniat membuka jasnya untuk memberikannya kenyamanan, namun gerakannya tiba-tiba berhenti ketika matanya menangkap noda merah di kemeja putih Si Won. Bekas lipstick.

So Eun lagi-lagi menepis fikiran itu dan berusaha tetap tak terlalu mempercayainya. Namun lagi-lagi hal itu terpatahkan ketika matanya malah menangkap tanda kemerahan lainnya yang kini tercetak baik di beberapa sisi batang leher Si Won. Dimana kali ini tanda itu berhasil membuat ia menarik tangannya dari Si Won, bersama tubuhnya yang menjauhi sosok itu. So Eun menutup mulutnya, berusaha terus menepis fikiran buruk dan menabahkan hatinya untuk menahan itu dulu, namun sepertinya hatinya tak sekuat harapannya itu. Hal itulah yang membuat So Eun akhirnya memutuskan keluar saja dari kamar itu dan meninggalkan Si Won di dalamnya begitu saja.

“Arght!” So Eun terlempar dari lamunannya begitu saja ketika rasa perih menyentuh ujung jarinya. So Eun tampak mendesis dan menatap telunjuknya yang tak sengaja menyentuh ujung duri sehingga ia sedikit terluka. So Eun terlihat mendesah sambil meraih kain lap yang ada disana untuk membersihkannya.

Dan tak lama setelahnya tiba-tiba sebuah mobil mewah tampak berhenti di depan tokonya sehingga membuat So Eun berdiri dan berniat menyambut tamunya itu. Namun ketika pintu terbuka dan pemilik mobil keluar So Eun tampak sedikit diam terpana, dimana sang pemilik mobil yang baru saja keluar juga tampak terkejut melihatnya.

“Si Won, ibu berencana untuk berkunjung ke korea minggu depan. Ibu sudah sangat merindukan kalian..” ucap suara yang sudah sangat dikenalnya itu senang. Namun hal itu tentu saja berbeda dengan ekspresi yang ditunjukkan Si Won. Pemuda yang bahkan masih emosi itu tampak kaget mendengarnya.

“Ke korea?”

“Ya, ibu ingin mengunjungimu dan So Eun..”

Si Won tampak terdiam tak menyahut, ia mendesah panjang sambil mengusap kepalanya. Rasa panik mulai mengusainya mengingat So Eun sekarang sudah tak tinggal bersamanya. Dimana orang tuanya pasti tidak akan menyukainya.

“Si Won? Kau masih disana?” pertanyaan ibunya kembali mengagetkannya. “Kau dan So Eun baik-baik saja, bukan?”

Si Won tergagap, tak terlalu dapat menjawab sesuatu yang malah terdengar seperti menyudutkannya. Namun pada akhirnya ia mendesah dan memejamkan matanya. “Y-Ya.. tentu..” sahutnya.

“Baguslah. Sampaikan salam ibu padanya ya..”

 

“Arght…” Si Won mendesah sambil mengacak rambutnya. Sang direktur muda kembali lagi-lagi terlihat kacau saat ini. “Belum selesai permasalahan Dong Hae sekarang malah ada masalah baru. Aish, kepalaku bisa pecah kalau begini!!” omelnya kesal. Sementara itu salah satu bawahan yang baru saja menghadap karena dipanggil tampak hanya menatapnya tanpa komentar.

“Tch, terserah. Masalah wanita itu bukan hal yang paling penting saat ini tapi perusahaanku. Aku harus memikirkan dulu bagaimana caranya menghadapi Lee Dong Hae kalau tak mau aku kalah darinya..” gumamnya tak lama. Pemuda tampan itu kemudian menatap pada bawahan yang menunggunya tadi. “Tolong bawakan aku daftar semua karyawan baru yang kita terima baik di perusahaan ini ataupun perusahaan yang baru saja dibangun. Bawakan yang lengkap, riwayat kerja, bahkan sampai latar belakang keluarga mereka..”

Bar adalah tempat yang dituju Si Won setelah ia menyelesaikan urusan pekerjaannya. Bagi Si Won memang hanya tempat itulah satu-satunya dimana ia dapat bersantai dari keras dan membosankannya hidup yang ia jalani. Sama dengan minuman-minuman disana serta gadis-gadis seksi yang bisa menjadi ajang mencuci mata.

Namun hanya beberapa menit ia duduk bersama temannya itu, semuanya terasa terganggu begitu saja tak kala Ki Bum menyampaikan sesuatu.

“Maksudnya kau bertemu dengan Kim So Eun, begitu?” tanya Si Won tak terlalu yakin sambil melirik sahabatnya itu. Ki Bum langsung mengangguk.

“Benar. Bertemu secara tak sengaja ketika aku membeli bunga untuk taksiran baruku. Kau tahu, letaknya bahkan cukup dekat dari kantormu. Hanya saja letaknya adalah arah sebaliknya dari jalan menuju tempat kau tinggal. Tokonya juga cukup tersembunyi..”

Si Won terlihat terdiam, terlihat memikirkan sesuatu. Namun tak lama ia malah mendengus pelan dan melanjutkan minumnya. “Jadi dia sekarang jadi penjual bunga, huh? Aku cukup kaget kalau ia masih berada di Seoul. Aku fikir dia akan langsung kembali ke tempat asalnya, Jeju..” kekehnya ringan sambil meneguk minumannya. Ki Bum tersenyum miring dengan sahutan itu.

“Kau sepertinya benar-benar tak memperdulikannya..”

“Bukankah dari awal aku memang tak pernah peduli padanya?”

“Aku tahu. Kau terus terlihat sangat membencinya. Hal yang tak pernah aku fahami mengapa kau sampai segitunya..” Ki Bum mengangkat bahu sambil meminum whiskey miliknya. “Padahal bukankah tadi kau bilang bahwa minggu depan ibumu akan berkunjung? Tapi kenapa santai-santai saja? Ibumu akan sangat marah begitu tahu kenyataan yang ada..” Ki Bum melirik pada Si Won lagi.

“Lalu kenapa? Bukankah bagus kalau ia mengetahui kenyataannya? Bahkan sejak dulu mereka seharusnya tak memaksaku untuk menikahi gadis yang tak kukenal sejak awal. Sekarang kalau semua itu terjadi itu juga salah mereka..” Si Won menyahut cuek. “Lagipula, alasanku menurutinya selama ini karena ancaman mereka yang akan mengambil alih perusahaan yang kupegang dari dulu. Kini mereka tak bisa berbuat apa-apa lagi, karena setelah pernikahan perusahaan itu adalah milikku sepenuhnya. Jadi aku tak mau ambil pusing lagi…”

Ki Bum lagi-lagi tampak mendesah dan geleng-geleng kepala. Walau mereka tumbuh bersama dan melakukan hal yang sama sejak dulu, itu semua tak menjamin baginya untuk memahami apa yang difikirkan Si Won tentang semua ini.

“Lakukan saja sesukamu, Choi Si Won. Aku hanya berharap semoga kau tak menyesal..” gumam Ki Bum terkekeh sambil menenggak minumannya kembali.

“Jadi kau bertemu dengan temannya Choi Si Won? Lalu bagaimana? Bukankah pada akhirnya Choi Si Won dapat tahu keberadaanmu juga?” Tanya Victoria sedikit panik. Gadis itu menghentikan kegiatannya membantu So Eun membereskan bunga-bunganya sesaat dan berbalik melirik So Eun yang membelakanginya.

“Lalu kenapa?” So Eun menyahut miris tanpa berbalik menatap Victoria. “Aku bukan sedang dalam pelarian darinya. Cepat atau lambat juga kami akan bertemu kembali, di pelaminan..”

Victoria tampak terdiam dan menghela nafas, membenarkan ucapan itu. “Lalu sejauh ini bagaimana dengan urusan perceraianmu? Apa Jong Woon-oppa sudah memberi kabar?”

“Aku belum tahu. Terakhir Jong Woon-ssi bilang bahwa surat persetujuan itu sudah dikirim langsung ke rumah Choi Si Won. Namun sampai sekarang tidak ada kabar..”

“Choi Si Won mungkin belum membacanya. Dia baru saja sibuk dengan anak perusahaan barunya, bukan?”

“Huh, bahkan mungkin dia tak mau peduli dan ambil pusing dengan ini..” So Eun lagi-lagi menyahut miris tanpa menghentikan pekerjaannya walau sejenak. Dimana hal itu lagi-lagi mendatangkan decakan dari Victoria.

“Dia memang bodoh dan tak ada gunanya..” ujarnya seenaknya. “Lihat saja, sampai kepalanya terbentur sedikit atau roh jahat yang mempengaruhinya pergi darinya dia mungkin akan sadar dengan kebodohan yang telah ia lakukan. Di saat itu aku akan tertawa keras melihat dia menyesali semuanya..” omelnya kesal. Sementara So Eun tampak terkekeh dan melirik Victoria begitu mendengarnya.

“Haha.. roh jahat apanya? Berhentilah bercanda..” ujar So Eun sambil-sambil menggelengkan kepala. Namun Victoria terus menatapnya serius.

“Itu benar. Aku percaya akan tiba saatnya nanti dimana dia menyadari kebodohannya dan menyesal. Pada saat itu tiba, kau harus menemukan laki-laki baik dan hidup bersamanya So Eun. Tunjukkan padanya buah dari kebodohannya ini..” ujar Victoria berapi-api. Sementara So Eun kali ini terdiam dan tak menyahut, ia hanya menghela nafas sambil berusaha kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Malamnya Si Won tak terlihat berada di bar maupun tempat hiburan lainnya. Pemuda itu tadi terlihat pulang lebih awal dan saat ini tampak berkutat di ruang kerjanya. Wajah pemuda itu tampak serius menunjukkan bahwa ia tengah berkerja keras.

Dilihat lebih dekat maka terlihat bahwa yang saat ini dikerjakan oleh Si Won adalah hal yang berhubungan dengan pertemuannya dengan Dong Hae siang ini. Hal itu bisa dilihat dari layar laptopnya yang menunjukkan id semua karyawan barunya ataupun kertas-kertas yang bertebaran di sekitarnya. Tak lupa juga ponsel yang saat ini menempel di dekat telinganya.

“Ya, tolong periksa semuanya bahkan kalau bisa sewa beberapa orang untuk menyelidiki. Ini adalah kasus yang genting kalau sampai kita tertipu oleh Lee Dong Hae..” ujar Si Won serius sambil berbicara di ponselnya. Sementara itu matanya juga terus menatap serius layar laptopnya. “Secepatnya. Kalau bisa secepatnya. Karna dalam beberapa hari kita sudah mulai berpacu lagi dengan Aiden Corp mengenai tender pulau-Nami..”

“Ya, mintalah beberapa orang lain untuk membantu. Kita harus cepat namun kita juga tidak bisa lengah dan salah memecat orang..”

“Ya, aku akan menghubungimu lagi nanti.”

Dengan itu Si Won tampak selesai berbicara di telepon dan mulai kembali berkutat dengan pekerjaannya. Namun tak lama setelahnya, ia berhenti sejenak karena kerongkongannya yang baru ia sadari terasa kering, Salah satu tangannya tampak berusaha menggapai cangkir minuman yang sejak tadi terletak tak jauh dari jangkauannya. Tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ia tampak berniat meneguk cairan di dalamnya hanya untuk terhenti di detik kemudian, menyadari bahwa sudah tak ada satu tetespun di dalamnya.

“Tch, disaat begini..” omelnya kesal. Si Won berdecak dan berniat untuk mengisinya kembali, namun ia tiba-tiba terhenti ketika sesuatu terbayang dalam fikirannya begitu saja.

Suasananya sama dengan saat ini. Di dalam ruang kerjanya yang juga masih tertata sama Si Won terlihat berkutat dengan pekerjaannya. Wajah seriusnya juga terlihat masih sama, menatap tanpa henti pada layar laptop yang menyala terang di hadapannya.

Di tengah pekerjaannya tiba-tiba saja terdengar suara seseorang memasuki ruang kerjanya itu. Hal itu tentu saja sedikit memancing amarah Si Won yang merasa terganggu dengan suara yang dikeluarkan dari pintu.

“Jangan berisik!” Serunya pada orang yang sudah bisa ia tebak siapa itu. Benar saja, wanita yang telah berstatus menjadi istrinya itu tampak masuk ke dalam ruangan. Tampak sedikit kaget dan kikuk karena seruan Si Won.

“U-Um.. maaf Si Won-ssi, aku tak berniat menganggu. Aku hanya ingin membawakan minuman untukmu karena aku yakin kau pasti haus..” ujar wanita itu masih terlihat kikuk. Namun ia tampak memberanikan dirinya untuk mendekat membawa secangkir minuman yang dibawanya. Ia kemudian meletakkannya dengan hati-hati di atas meja kerja Si Won. “Silahkan dinikmati Si Won-ssi. Aku keluar dulu..” ujar gadis itu sebelum melangkahkan kakinya. Sebelumnya ia tampak memberikan hormatnya pada Si Won.

Sementara Si Won yang sejak tadi tak menoleh sedikitpun tampak mengangkat wajahnya tepat saat gadis itu keluar. Ia mendesah pelan sambil menatap cangkir yang ditinggalkan So Eun, sebelum pada akhirnya meraih benda itu dan meminumnya karena memang ia akui ia sangat haus karena terlalu lama bekerja.

Si Won tampak terdiam setelahnya, kelihatan alpa sejenak, matanya kini menatap kembali cangkir kosong di tangannya. Sesuatu yang lain tampak terfikirkan olehnya.

Mobil mewah Dong Hae terlihat sudah berhenti di depan toko bunga So Eun pagi-pagi sekali. Tak lama juga terlihat pemuda itu keluar dari dalam dengan pakaiannya yang masih juga formal seperti kedatangannya tiga kali berturut-turut hingga hari ini. So Eun pun sepertinya juga tidak terlalu kaget lagi ketika pelanggan pertamanya itu datang ketika ia baru saja selesai membuka tokonya.

“Selamat datang, tuan..” sapa So Eun menghentikan pekerjaannya sejenak dan memberik hormat. Dong Hae tampak tersenyum dan mendekat padanya.

“Aku ingin memngirimkan bunga pada kakak iparku yang baru saja melahirkan hari ini. Aku penasaran bunga apa yang cocok untuk diberikan padanya..”

So Eun tampak tersenyum lembut. Walau ia tak bisa terlalu meyakininya, namun ia tahu bahwa laki-laki tampan dan muda ini mungkin tertarik padanya. Hal itu bisa dilihat dari setiap prilakunya terhadap So Eun yang sejujurnya terkesan gentleman. Contohnya melihat cara pemuda ini selalu datang dan menanyakan beberapa jenis bunga padanya.

“Kalau untuk seseorang yang baru saja melahirkan… saya kira bunga Lily putih adalah pilihan yang tepat..” gumam So Eun setelah menimang beberapa saat.

“Kenapa begitu?” tanya Dong Hae sambil memandang So Eun yang mengambil beberapa bunga yang dimaksud dengan hati-hati. Wajah pemuda itu menunjukkan rasa penasaran dan antusias kini, pandangan yang selalu membuat So Eun juga senang menjelaskan padanya karena pemuda ini sepertinya benar-benar tertarik dengan setiap yang ia katakana.

“Karena Lily putih bisa diartikan sebagai pengabdian, persahabatan, simpati, kemuliaan, dan suci. Bukankah ini adalah bunga yang tepat untuk menyambut kedatangan seorang bayi? Sekaligus ucapan pujian kepada sang ibu yang telah berjuang untuk memberikan kelahiran baginya..”

“Benar..” Dong Hae tersenyum kagum, ia membagi senyuman dan tatapannya itu pada So Eun dan bunga di tangannya. “Lalu apa arti bunga Lily dengan warna yang lainnya. Aku akan sangat senang menerima materi bunga Lily untuk kedatanganku hari ini..”

So Eun lagi-lagi tersenyum. Ia harus mengakui bahwa pemuda di depannya ini benar-benar sangat unik dan cukup membuatnya kagum. So Eun selalu merasakan hal itu setiap kali pemuda ini datang dan menanyakan perihal bunga kepadanya. Dia mungkin senang ketika seseorang menanyakan tentang sesuatu yang ia sukai dan ia tahu banyak soal itu.

“Secara garis besar Lily memiliki arti kemurnian, kesopanan, dan kesucian. Namun setiap warna juga menyampaikan pesan mereka sendiri, ada yang baik dan ada yang buruk…” So Eun menjelaskan sambil mengambil beberapa jenis Lily yang ada disana satu persatu. “Seperti yang saya jelaskan tadi, bunga Lily putih berarti baik, begitupun bunga lily merah muda. Bunga Lily merah muda menyampaikan perhargaan kekayaaan, serta kemakmuran..”

“Lalu yang orange dan kuning memiliki arti yang buruk, begitu?”

“Hum begitulah..” So Eun menunjukkan bunga Lily orange pada Dong Hae. “Bunga Lily orange berarti kebencian, penghinaan, dan kesombongan. Sementara yang kuning mengartikan kebohongan, kepalsuan, dan keriangan..” ia menunjukkan bunga Lily kuning setelahnya. Sementara Dong Hae termangu sambil menatap dua bunga itu.

Bunga-bunga itu cocok kuberikan pada Choi Si Won. Huh, apa yang kufikirkan? Untuk apa lagi aku harus susah-susah memberikan anak itu bunga…’ gumamnya dalam hati. Namun tak lama ia mengangkat wajahnya kembali dan menatap So Eun.

“Sebenarnya, saya tidak terlalu setuju bunga-bunga ini diartikan seburuk itu, padahal mereka juga sama cantiknya dengan bunga yang warnanya berarti baik. Tapi saya tetap mengambilnya kalau saja memang ada pembeli yang ingin menyampaikan pesan seperti, walau jumlahnya sangat sedikit..” jelas So Eun tak lama, sementara Dong Hae tampak menganggukkan kepalanya lagi.

“Apapun itu yang buruk juga tidak bunganya, seburuk apapun pesannya itu adalah fikiran dan pilihan manusia yang memberikannya, bukan?” sahut Dong Hae, dimana hal itu membuat So Eun tersenyum dan menganggukkan kepalanya setuju.

“Benar. Saya setuju dengan anda…” sahut So Eun sambil lagi-lagi tersenyum lembut, dimana Dong Hae juga memberikan senyuman lembut penuh kekaguman yang sama antara keduanya. Hal itu membuat mereka tak sadar bahwa beberapa meter dari keduanya, di seberang jalan toko bunga So Eun sepasang mata tampak memperhatikan keduanya dengan pandangan tidak suka dari atas mobil mewah miliknya. Sepasang mata yang tak lain adalah milik Choi Si Won itu terlihat begitu geram melihat apa yang disaksikannya saat ini.

“Lee Dong Hae.. apa lagi yang kau rencanakan?” gumamnya pelan dan terlihat sangat geram menyaksikan moment di depannya itu.

❤ TBC ❤

Hmmfft.. akhirnya aku bisa ngangsur FF request yang kujanjikan. Aku akan update chapter duanya segera kalau nanti sambungannya udah selesai.

Dan mengenai arti-arti bunga yang disebutkan diatas semuanya aku dapatkan dari sebuah blog yang aku temukan secara acak di google. Aku memang mengambilnya begitu saja tanpa ijin, tapi aku menyertakan alamat blognya di atas sebagai kredit sehingga nantinya tidak terkesan mencuri ataupun plagiat. Aku harap aku sudah memakai prosedur yang tepat, hehe…

Dan dan.. apa yang terjadi pada mereka nantinya? Apakah Si Won benar-benar cemburu atau dia hanya merasa curiga dengan maksud Dong Hae mendekati So Eun? Bagaimana dengan Dong Hae, dia benar-benar suka ama So Eun atau memang dari awal dia sudah tahu siapa So Eun bagi Si Won? Bagaimana juga dengan masalah sengketa keduanya, masalah ibu Si Won, dan perceraian mereka? Apa yang akan terjadi selanjutnya saudara-saudara???!!!!

Dan fiksi ini terinspirasi dari salah satu lagu yang dinyanyikan Cassadee Pope di ajang The Voice beberapa tahun yang lalu. Jadi sejauh ini sifat 2 karakter utama kita Si Won dan So Eun dibuat berdasarkan isi lagu itu. Walau aku yakin banyak yang ingin nimpukin kepala Si Won pake jambul ala alay-nya. Haha. Happy reading and See You later ^^

67 Comments Add yours

  1. rubiah sparkyu angelsso berkata:

    Huaaaa won sso termasuk ff langka. .suja banget eonni bikinin ff won sso. .tapi aduuuuuhhh daddy jejan banget….

    sso yg sabar ne..masih ada abang ikan untuk masa depan

  2. muntaryati berkata:

    wo jadi Siwon-Donghae musuhan.. ahhh kasian Soeun ish Siwon sih cuek banget kan rasain nnt Soeun keburu si rebut Donghae kamu cuma bs nangissss (lebay)

  3. Rika Oktaviani berkata:

    ceritanya keren dan daebak
    ternyata siwon dan soeun sudah menikah selama enam bulan tapi pernikahan mereka tidak didasari oleh cinta, mereka dijodohkan oleh kedua orang tua mereka, sepertinya soeun menyukai siwon tapi sikap dingin dan cuek siwon mengatakan bahwa dia membenci soeun, berbeda dengan kibum yang notabene sahabatnya siwon, dia terpesona dengan kecantikannya soeun, disini siwon adalah seorang namja yang evil, dingin, angkuh dan bodoh, soeun yang notabene adalah istrinya yang cantik, baik, ramah dan anggun tapi disia-siakan dan diabaikan, kasihan soeun selama enam bulan pernikahan tapi sikap dingin siwon semakin menjadi, setelah kepergian soeunpun siwon nggak berubah dan semakin menjadi parah, dia masih pergi ke bar, bermain dengan yeoja dan mabuk-mabukan, dia sama sekali tidak menyesal dan merasa bersalah, disisi lain soeun masih menyimpan perasaan sama suaminya yaitu siwon, sekarang soeun bisa tersenyum dengan kehadiran donghae, pelanggan bunganya kkkk, semoga mereka bisa bersama sehingga soeun bisa membuat siwon menyesal dan merasa bersalah, apalagi donghae dan siwon adalah saingan dalam bisnis dan cinta soeun ^-^
    ditunggu next partnya ya
    fighting

  4. MiaNuneo berkata:

    Nexxxxttt kaka!! upate soon…. sumpah karakter siwon di ff ini bener2 xoxok buat karakter wajahnya dia 😀 berkuasa, seksi, uhhhh ><

  5. kristienuuna berkata:

    Hohohohohoo..
    Sumpah dari awal ampe akhir Choi Siwon bikin geregetan..
    Cuek na k Soeun itu lhoh.. amiet2 kebangetan dech..
    Segitu benci na dia k Sso..
    Tak seberharga na Sso d hidup dia..
    Urghh (`^´)/~┴┴ pengen nimpuk’in Wonppa..

    Hehehehee..
    Donghae berasa jadi murid na Sso dech..
    Tapi.. Haeppa bener2 terpikat ama Sso apa dari awal dia uda tw siapa Sso ya??
    Kug jadi curiga..Q_Q
    Bahaya nech.. sikap gantle na Haeppa bikin Sso kagum.. wedew klo Sso beneran terpesona bagemane ama Wonppa noh hayoooo… = ̄ω ̄=

    Itu padangan mata cemburu ato apa ya??
    Berharap na sich Wonppa cemburu gegara Sso d deket’in ama Haeppa..
    Kyaaaaaa.. bener2 pengen liat Wonppa na cemburu k Sso..
    d sini uda mulai ngerasa kealpaan tanpa ada Sso lagi d hidup na.. tinggal nunggu “GONG” na ajah.. kapan Wonppa nyadar dia mulai terbiasa dengan Sso ada d sisinya..
    Lebih tepat na Sudah Ada Soeun d HATInya..
    Hehehehehehehee.. ::>_<::

  6. Puspa Kyukyu berkata:

    Weeeeehhhh…
    Yeaaaa.. Senangnyaaaa ini FF ada sequelnyaaaaaaa !!! 😀 😀 😀
    akhirnya kesampean juga baca FF sequel dari Drablle ini !!!

    Seneng si FF kya’ gini.. Jd nambah pengetahuan umum juga tentang bunga.. Kya’ FF Haesso dulu yg tentang bintang… 😉 🙂

    syukurin deh tuh Siwon.. Heran deh kenapa benci banget sama Soeun.. Si Siwon disini pemikirannya gak dewasa #eaaaa -_-”

    smoga si Donghae ke Soeun mmg gak tahu klw Soeun itu Istrinya Siwon !!!
    Klw tw, trus nyusun rncana, trus si Hae kepincut, tp ntar klw Soeun ttp jdnya sma Siwon.. Kasihan Hae dong.. Trus hampir sma kya’ Donghae di FF “Fated” v.v 😉

    ditunggu lanjutannya Uni !!
    Semaaangaaaattt..
    ASAP ne 😉 !?

  7. angelf berkata:

    kya…..wonsso suka banget couple langka
    seneng bnget dech ada ff ini ..
    sebel banget sama kelakuanya siwon dia gak ngehargain soeun gak ada rasa bersalah meski soeun ninggalin dia…
    sebenernya kenapa siwon benci banget sama soeun alesanya apa?
    terus kenapa surat cerai dari soeun malah dibiarin aja jngan” mulai nyesel yah…
    donghae tertarik nich sama soeun semoga aja gak ada niat jelek di belakangnya karna donghae musuh siwon…
    klo emang donghae tertariknya tulus sama soeun biarin aja mereka deket biar siwon jeolous
    siwon ngeliatin nie donghae sama soeun yg lagi ngobrol…kyaknya jeolous ni

    next part…. ditunggu lanjutanya penasaran……

  8. elfishylikaalika berkata:

    Asik banget lah akhirnya baca ff cast wonsso lagi 😂Setiap baca ff kak putri, hati aku selali bergetar feelnya dapet banget #iniserius!
    Siwon tumben karakternya gak romantis, tapi bagus sih saya suka sama ff yg kayak begini haha😄 Hm kok aku ngerasa kayaknya donghae ini udah tau kalau sso itu istri siwon terus mau manfaatin sso buat “nyerang” siwon tapi akhirnya malah donghae bakal beneran suka sama so eun😰Terus aja donghae deketin so eun biar nappeun siwon itu terbakar api cemburu👿🔥dan akhirnya bakal ngemis cinta sama so eun #kesel
    Tapi nanti endingnya harus tetep wonsso ya kak👫 next part ditunggu banget. Semoga postnya gak lama2, dan ditunggu juga ff kyusso yg lain + lanjutan BMG & HAML

  9. Elryeleekim_kim berkata:

    Kkk..
    Skrng si won oppa psti berfikir klu hae oppa akn mnghncurkn prshaan’y lwt sso eonni..
    Wkwkw…
    Hae oppa kajja bwt won oppa smkn ksl, yg akhir’y akn membuat won oppa cmbr…

    Ku stuju m vic eonni n ki bum oppa.
    Ku bkl tertawa krs hingga suara tw ku akn trdngr smpai blhn bmi lain saat won oppa menyesal…
    Wkwkw…

    Aisss tr’yt won oppa selain egois n g berperasaan juga licik.. Ckckck…
    Hae oppa jgn ikt2an kyk won oppa ne…

    Aigoo
    won oppa bnr2 cm prdli sm perusahaan’y doang..
    Bukti’y dia g psing saat eomma’y akn plng ke korsel..
    Ku yakin klu won oppa bkl di jadi’in perkedel sm eomma oppa..
    N ku akn dgn senang hati untuk membantu eomma oppa..
    Wkwkw..

    Jgn post’y jgn lm2′ y

  10. andri susilowati berkata:

    Ff baru. Wonsso couple, marriage life dan perjodohan yahh.
    Kesan pertama kerennnnnn.
    Sifat siwon apalah apalah dehhh. Kkk wajar mgkn klo dipaksa nikah. Semoga aja di part selanjutnya siwon bisa sadar.
    donghae beneran bakal jadi ancaman buat siwon. Mgkn yg dimaksud donghae ssi so eun kali ya, donghae bakal ngrebut so eun dr siwonkah….penasaran syekali.
    Ditunggu kelanjutannya thorrr. Bagus critanya, detaillll. Suka sekali

  11. Vhi berkata:

    Wonsso akhirnya. Si won gesrekk nyebelin ngeselin uuhh dasar :@ smoga ajh nnti bner” nyesell udh nyia”n sso :>. Sso sama donghae ajh :D, sbenernya donghae tau gak ya sso itu siapa ?? Hemm 😐 penasran pasti di tunggu ajah lah :)…..

  12. YhuliSoeun berkata:

    Hahaha… Betul bgt,, pngen banget gue tabok kpala.y siwon… Pake palu kalau perlu *teganya :v*
    tpi beneran dah,.. Siwon gak ada peduli.y sama skali ke Sso … Nahh itu dia, Siwon ngeliat HaeSso brdua antara cemburu atau curiga doang yah … ?? Mudah2an sih cemburu :p … Dan perasaanQ Mengatakan*ceilee* Hae oppa kyak.y udh tw syapa sso sbenar.y … Mungkin dy ngedekatin sso krna ada sesuanu eh sesuatu.. Penasaran.. >< next part.y sangat d.tggu …

  13. vaaani berkata:

    wonsso wonsso

    hummm jawab dulu ahhhhh,,,
    sepertinya hae dah tw deh siapa sso,, tp dy jg trtarik dg setiap bahasa lisan dan tubuh sso

    wonppa….
    hahahhahhahahahahaha bar mu makin membuat bodoh,,, trlalu byk halusinasi,,,, dan khilangan momentnya brsama sso ngaruh bgt

    dr bangun mpe malam nyata nya sso brpengaruh besar,,,,,

    wonppa menurutku 22 nya dh ke haeppa,,,,
    curiga iya cemburu iyaaaaaaaaaaaaaa,, hmmmm

    ntr sombongnya akan mendekati prceraian tp jg diragukan akan melepas sso begitu aja,,,
    dan sso yang poloooos,,, hehehehhhhh,,,,, semoga bisa terus bertahan polos full keanggunan dan kekaguman ma hatinya
    part2 segera yak puuut

  14. cici kim berkata:

    Bener pngn bambak rambut y siwon
    Kya y siwon nga crmburu deh cuma curiga sma donghae
    Hei..siwon sadr lah kau telah meyiayiakan orang sebaik sso

  15. anna berkata:

    wuaaa siwon hrs siap2&waspada tdk hny dlm bisnis tp jg cnt niee,,apapun hsil akhrny nnti brhrp tdk ada yg trluka&mrka tulus dgn prsaan msg2,,

  16. wulan azhar berkata:

    aish…terlambat baca nie ff tapi keren coz karakter siwon yg angkuh dan dingin kontras dgn sikap donghae yg hangat
    kira2 siwon berubah pikiran ga ya?
    trus mampu kah donghae menyentuh hati so eun
    ga sabar nunggu part selanjut mya

  17. Jacob berkata:

    Wah wonppa jahat bener sama sso eonni mudahan aja sso sm hae aja byar tau rasa wonppa. Wonppa byar sm gue aja :v
    hehe
    #ditaboksiwonest

  18. Rani Annisa berkata:

    terima kasih kak udah dibuatin ff-nya 🙂
    ff-nya juga memuaskan banget dan suka banget sama ceritanya ceritanya 🙂

    siwon nih bener-bener keterlaluan banget,, tapi kayaknya donghae mau menghancurkan siwon dengan mendekati so eun..

    wah siwon kayaknya cemburu lihat so eun sama donghae..

    apa mereka akan bersama kembali dan saling mencintai???

    next part

  19. Rani Annisa berkata:

    terima kasih kak udah dibuatin ff-nya 🙂
    ff-nya juga memuaskan banget dan suka banget sama ceritanya 🙂

    siwon nih bener-bener keterlaluan banget,, tapi kayaknya donghae mau menghancurkan siwon dengan mendekati so eun..

    wah siwon kayaknya cemburu lihat so eun sama donghae..

    apa mereka akan bersama kembali dan saling mencintai???

    next part

  20. Rani Annisa berkata:

    terima kasih kak udah dibuatin ff-nya 🙂
    ff-nya juga memuaskan banget dan suka baca ceritanya 🙂

    siwon nih bener-bener keterlaluan banget,, tapi kayaknya donghae mau menghancurkan siwon dengan mendekati so eun..

    wah siwon kayaknya cemburu lihat so eun sama donghae..

    apa mereka akan bersama kembali dan saling mencintai???

    next part

  21. Devi berkata:

    wonppa d FF nich karakter’a agak jahat ma eonnie so eun,,,,
    tpi seneng bangeeeet ad FF won sso,meskipun karakter wonppa agak jahat,,,
    d FF ni wonppa ma haeppa saling musuhan untuk memperrebutkan tender yg mereka incar,,,,,
    tpi kira2 wonppa menyadari gk yh klo wonppa tuh dh menyia2kn eonnie so eun,,,,
    d tunggu kelanjutan’a,,,,

  22. anastasia erna berkata:

    wah…bagus ini ceritanya put…
    baru part ke 1 aja da seru..
    kasian sso ga di anggap istri ma si won kebangetan banget deh..
    skrg dong hae kaya lg pdkt ma sso…
    jgn sampai sso dipermainkan baik ma siwon jg donghae..

  23. dizha adrya berkata:

    hoho choi siwon benar” babo entah mngpa gak suka bgt ma karakternya choi siwon, suka bgt ma karakternya bang hae, n lbh suka sso ma bang hae drpd choi siwon hehehe 🙂

  24. wahyuSsoAngel berkata:

    ini pairing baru tapi sumpah feelnya dpt bgt,, aq yg baca dr awal jd gregetan sndiri am klakuan siwon .. Jdi curiga jgn2 nanti donghae mnfaatin kepolosan soeun buat bles dendam am siwon 😦
    Excited bgt buat nunggu klanjutannya 😀

  25. hellolina97 berkata:

    jadi…. mereka dijodohkan, dan selama pernikahan itu siwon bersikap buruk sama soeun :(, walaupun soeun sllu melakukan hal2 yg seharusnya seorang istri kerjakan.
    emng Donghae merencanakan apa siwon ? kayaknya donghae jg nggk tau kalau pemilik toko bunga yg ia taksir itu istri dr lawan bisnisnya ~~

  26. ticha_ berkata:

    akhir’a bisa baca plus komen …wkwkwkw :3
    hm….ga cuma mau nimpukin siwon oppa doank…tapi lebih dari.timpukan
    hahahahaha 😀
    habis gemesss bgt…ama sikap wonppa yg cuek bebek ga ketulungan…
    moga ajda ucapak ki bum oppa ama vic eonnie kenyataan… kkkk :v
    yg wonppa bkln nyesel #kabuuurr
    kasian sso yg terabaikan dan tersakity… #huft 😦
    penasaran…apa haeppa udah tau klw sso istri wonppa atw emang blm tau…
    huuaaa…..penasaran tingkat tinggi gmn selanjut’a… :3
    putrriiiii…..daebakkk!!!!!
    ditgg next part’a… »»»»»
    lanjuuuttt ^o^)/

  27. nita berkata:

    jd siwon sm donghae mshn, kyk ny nnt mrka gk cmn saingn dlm hal bisnis tpi jga brsaing dlm mmprbtkn hti sso. kkkk
    y ampun siwon tega bngt y sm sso, kshn sso :(.
    part 2 ny d tnggu. 🙂

  28. mothisan berkata:

    Istri yg tidak pernah d anggap oleh suami,,
    Mulai merasa kehilangan sosok istri d rumah,,,,

  29. Ayu ChoKyulate berkata:

    timpukin won dad :v
    tuh holang kaya emang bodoh banget yakk, perempuan sebaik sso di sia sia in ckck #terkadang disitu saya merasa sedih XD
    hae modus banget dah ahh, mau beli bunga nya apa mau ngeliatin florist nya hahah~
    next eon… penasaran sama kelanjutan nya 😀

  30. HaeNy Choi93 berkata:

    Yaa Rasanya emang pengen nimpuk kepalanya Si Siwon. Yaelah.. Kenapa bang blagu bgt si.
    Ampuuunn.. Rasanya jauh banget sm kepribadian Wonppa yg asli.

    Soeun. Jd istri yg terbuang. Udah tinggalin aja tuh si Visual alay. Trs cinta2an sm di Ikan mokpo. Kan bagus. Heheheh

    nextnya put. Ditunggu ya.

  31. lavender berkata:

    Tulisanmu selaku keren,, daebak

  32. Aisparkyu berkata:

    .d saat lagii suka”nya ff wonSso ech ternyata arthour bkin,,glaaa kpngen jdtin tuh kpla dady gue,,hran tuh terbuat dari apa sich ampe jhat bnget ma unnie ku,,pnsran ma k lnjutannya moga happy ending brsa dtel nie mlut kpngen bilang aaach dady loe oraaaang pling bdoh sdunia karna udah nyianyian sso unnie

  33. Luthfiangelsso berkata:

    Demi apa disini sih siwon nyebelin bgt ih, nanti kalo bener” udah ngerasa krhilangan sso nyaho sia siwon :p
    Bikin siwon nyesel udah ninggalin sso. Disini perasaan mereka masih abu” jadi blom bisa menebak” hehe
    Di lanjut put di tunggu kelanjutannya semangat ^^

  34. haekyusso berkata:

    Waahhhh…womppa knp jd sekejam ntu sm sso????
    Haduchhh…bikin ati panas pas baca kelakuan y wonppa atas tindakan y sm sso…
    Udh hae kejar sso, buat sso y jd jatuh cinta sm hae..biar wonppa tahu rasa >,<
    Dan kira" pas won tahu klo hae dekat sm sso!! kira" dia bkl berani kgk yach buat nyeraiin sso???
    aishh…penasaran kelanjutan cinta sso wonppa sm hae…
    Ditunggu kelanjutan y… ♡ 🙂

  35. Miumi berkata:

    Jarang” nih ada FF yg pairingnya WonSso.
    Tak kira Won sama Hae temenan ternyata malah musuh bebuyutan.
    Sso kasian banget disini tersiksa, sebel samakelakuan Won ke Sso pengen nyakar Won jadinya.
    si Hae deketin Sso ada maksud terselubung atau emang bener” suka???

    Ditunggu kelanjutannya kak 🙂

  36. Nana berkata:

    Wah.. gak nyangka bisa ketemu sama ff bias gue… bagus juga ff nya.. lanjutin author.. jangan lama-lama y..

  37. ..Dilah berkata:

    Aigoo siwon oppa memang stupid siasia’n so eun eoni…..
    Biar tahu rasa noh siwon oppa kalau nanti so eun berpaling ama donghae
    next

  38. Esnaria Gultom berkata:

    sekarng di sia- siain tp entr klw udah benar bersama donghae dia g rela gitu

    ayoo put di lanjut
    dan di tunggu next

  39. safriyanti berkata:

    Sbnr@ pa alsan siwon bgtu bnci ma sso,
    Kyak@ da ssuatu ne,,
    Ki bum ma hae j trpesona ma sso,,,
    Msak siwon mlah bosan liat wjah imut sso,,,,,sngguh trlalu,,,
    Nah skrg hae mlai jtuh cnta ne ma sso,,
    Mga j haesso sling cnta biar kapok to siwon,,,
    Aish ksel ma siwon

  40. senrumi berkata:

    Sso sm hae aja dah sabar pengertian lg gk makan hati ky siwon

  41. GG berkata:

    haloooooo ~ waktu kosong baca ff ini deh.
    tumben LDH jd org ketiga? hahahahhaha tp gpp lah~ masa main character terus hihihiii.. author jdiin siwon jd main character buat dukung film terbarunya dragon blade yak? btw, gak nyangka CSW dpt karakter kyk gini.. jarang2 lhooo~

    okeey lanjutlah~
    author bs gak kalo karakternya LDH dibuat lebih jahat ntar? hahahhah biar ada sensasinya 😉
    itu aja sih sebenernya wkwwkwkw

    okey di tunggu next chap nya

  42. Fee berkata:

    Wow swru bgt ffnya. Jarang2 bc ff pairing wonsso.

    Next thor…

  43. shaneyida berkata:

    Siwon anak orng kya yg kaya raya cm blom kaya hati hhhe sdgkan soeun org g kaya yak (?) Tp kaya hati ..nah ini sling melengkapi klo d aduk2 ke dlm adonan d jadiin satu trus d panggang k dlm oven slama 30 menit sj habis ntu dpt di santap sambil novi deh *eoh hhhhhhe d tendang puput k pelukan mark ..asyek hhhh*
    Hmmm klo ngeliat dr luar keknya ga suka bgt won ma sso krna dia ga siap dpt jodoh menddk dr ortu + ga nrima klo sso jodohnya hhhe sedngkan dia msh mau bebas kek bebek *eoh*
    Kehadiran hae mungkinkah iso membantu hub wonsso membaik apa makin runyam yak hhhmmmm (?)

    Nah itu juga yg aye mau tanyaiin ttg klanjutan d nextpartnya ..tp udeh puput jabarin duluan hhhhe *ngikut2* 😉
    Yg paling bergelayut kek monyet d kpala aye ttg donghae sperti yg pu2t blg …apkah dia udeh thu posisi soeun yg sbg istri siwon sebleumnya or mmng dia blom tau hmmmm ????? Takutnya kan soeun jd korban cinta gt ¨Ħiii¨¨Ħiii¨¨Ħiii ƪ(˘⌣˘)ʃ•´¯`• ♥ mengingat hae keknya lembut ma soeun dan soeun sumringah gaje d depan hae hhhe *gubrak* nah lo berharap itu siwon memng beneran cembokur melihat sang istri berada d area hae ˚◦°•hмм…
    Mengingat jg kek nya siwon merasa kehilangan stelah d tinggal soeun walopun blom d sadari nya kek ketika dia teriak2 menyuruh soeun membukakan pintu ..pdhall soeun udeh g ada lgi trus ada lg jg td saat won btuh minum *eoh* hhe smoga dg soeun menghilang dr jangkaunnya ini membuat dia menyadari kebodohannya krna tlah menyia nyiakan istri soleha kek soeun yak hihii bagaimana peranan soeun ketika tlah resmi menjdi istrinya soeun begtu setia dan patuh sbg seorang istri 😉
    Trus jg moment d akhir part ini akan menghancurkan otak siwon yg tertimbun batu akik *eoh* hhhhe XD

    Anggrek merah muda melambangkan kasih sayang yang tulus, anggrek putih berarti cinta yg murni , sementara anggrek kuning berarti ucapan kagum karena keanggunan « hum angguk3 !!sdgkan Bunga lili orange n kuning melambangkan kjahatan bla..blaa… Cocok untuk siwon yak dlm pemikiran soeun haaaahaahaaaaa ngakak aye .. ettss Yg kuning melambangkan taii tauuu hhhe *plakk*

    Lanjuut ~ bravoooo turtle princess (y) Kissue (♥͡з♥͡)muach*~♡

    Thumbs Up (y)

    #lempar keringet bang jong untuk puput ..eeets untuk kakk dong :нĭ°°:pнĭ°°:pнĭ °°

  44. elfika berkata:

    kereen put q kangen pairing haesso ..lagi galau akhir” ini susah nemu ff haesso
    semngat put nulisnya hhhaha semoga sso sma bang dongek ya 🙂
    Btw q gnti username lagi hahha lupa sm username lama

  45. tesya berkata:

    Kok saya pengenya soeun sama donghae aja?
    Gasabar liat siwon nyesel aku suka nih genre kyk gini.

    Next next next kak put

  46. yehaesso berkata:

    cepet dilanjut author udah penasaran karena emang jarang banget wonsso disatuin dalam satu ff, selama ini kyusso sepertinya masih megang rekornya, semoga wonsso cepat menyusul kkkeke

  47. Elisa berkata:

    Wah cincha daebak….awas siwon oppa….sso unie kan cute ….
    Di tunggu ff yg lainnya
    faighting author…..

  48. Kim Ra rA berkata:

    waaaah ada WonSso ^_^

    Ada apa sebenarnya sama Won daddy kok seperti ada ‘sesuatu’ tapi gak ada wanita lain yang jadi alasan dia untuk membenci So eun, hmmmm jadi pemgen teriak sambil bilang CEPAT TEMUI SO EUN ATAU KAU AKAN MENYESAL!!! hehehe kebawa arus sayanya

    My fishy prince ikutan! apa dia punya motif lain buat deketin so eun kok kaya nya Siwon sama Donghae gak akur gitu,

  49. Esaa berkata:

    Udahlah Soeun biar sama Donghae aja, biar tau rasa tu Siwon.
    Apa-apaan dia menyia-nyiakan gadis sebaik Soeun..

  50. Cityvizena berkata:

    Waaahhhh da ff wonso….salah satu couple favorit q. Kkkkk…..
    Disni siwon bner2 tega ma so. Dan ngga da prsaan apapun ma so.
    Sepertinya donghae brsha ngdeketin so buat nglhin bisnis siwon. Tpi harapan q tujuan donghae yg bt mnfaatin so berubah mnjdi rasa cinta yg membuat siwon jdi mnydari bebodohannya udh nyia2in so slma ini.nextnya ditnnggu….
    Gomawoooo…..

  51. urri cassiopeia berkata:

    yeyeyeyeye…..aq lebih setuju sso onnie sama haeppa drpda ma siwon oppa hbs wonppa jahat see hehehehe

    Ayoo kak….bwt wonppa menyesal cz uda nelantarin sso onnie…..next part dTunggu jngan lma2 kak hehehehe

  52. aina freedom berkata:

    mau comen apa ya ?sdh pd di wakili member lain ..emg gregetan sikap siwon ke sso ,tp itulh daya tarik dr cerita ff putri kli ini .yg aku salut dr semua member suju itu ,krn mrk punya ciri khas sendiri jk di pasangkn dg sso di setiap ff yg aku bc dg author yg beda2 ,feelnya slalu dpt di setiap cerita yg berbeda2 judulnya .salut banget put sama kamu ,inspirasi kamu slalu mengalir dan membuahkn ide cerita yg sllu berbeda dan keren bngt .
    tp klo boleh request..bikin ff dg cast kyusso lagi dong put ??

  53. Endang widiyati berkata:

    Kereeennn…..Part 2nya udh ada blm yaaaa????Ecxited bgt bacanya…Bahasanya lugas…Meski agak berbelit2 but so far semua terasa kerennnn!!!!

  54. aikurasin berkata:

    jgn spe haeppa m’manfaatkan sso . . . next

  55. auliaveronica berkata:

    Keren ffnya eon :3
    Duh kenapa mau cerai, entar kalo eommanya siwon udh tau gimana?
    Siwon cuek bgt sih sama sso -_-
    Ditunggu next chapnya eon
    Fighting!^^

  56. Moli berkata:

    Halo, aku reader yang baru komen di web ini. Kesan pertamanyaaaa ceritanya baguuuus dan aku harap bisa baca kelanjutannya secepetnya hehe. Salam kenal untuk authornya, semangat! ☺️

  57. Endang widiyati berkata:

    Kapan mau dilanjutt:::::::::plisss jgn diproteksi

  58. Frozen berkata:

    Wah so eun bakalan sama Dong hae apa balik sama Siwon ya????
    Kim So Eun sama Dong hae pun bagus biar Siwon menyesal sampai mati ha ha ha

    please lanjut thor

  59. mira berkata:

    semoga siwon cepat menyadari perasaan sama sso kasihan ibu nya siwon pasti dia bakalan kecewa.
    ff ini feel nya dapat dan membawa para reader jadi tegan sama kelanjutan cerita nya.gomawo

  60. pipip berkata:

    Waaah bru bca ff ini nih
    critanya sperti biasa bkin pnsrn bnget
    emg dri awal siwon bnci bnget kyknya dgn soeun
    pdhal shbatnya kibum aja udh trpesona dgn soeun eh siwon malah enggk
    siwon cmburu gak yg ngliat soeun dgn donghae be2an gtu??
    Trus rncana yg dkasi tau donghae itu bneran atau hnya pnglihan buat siwon ya??

  61. nur chofidah berkata:

    Asslmkm, reader baru nih, ijin bc ff nya

  62. octa berkata:

    Sumpah yakin siwon bodoh bgt

  63. sesanti berkata:

    siwon ngeselin banget si, pengen nimpukin aja deh.

  64. meon96 berkata:

    Siwon ssi jeongmal jeongmal babo namja.
    aku brharap dia menyesal dgn apa yg dia lkukn pda so eun euunie

  65. meon96 berkata:

    Aigoo jengmal,, siwon jeongmal jeongmal babo babo namja. Soeun eunni krg apa coba? udh cantik, baik, ramah, imut tpi mlh disia2in.. nyesel bru tau rasa lho bang siwon. Wkwkwkwk #ketawaepilbrengkyupa
    Hahaha 😀

  66. Annisa Rahmadiah berkata:

    huwaaa…
    siwon melihat donghae ditempatnya soeun gimana ya??
    penasaran sama lanjutannya..

    next thor, fighting..

  67. rizki berkata:

    bacanya jdi gereget sendiri, knapa siwonnya gak sadar-sadar sih,, mending so eun sma donghae aja… biar kapok siwonnya,,

Tinggalkan Balasan ke haekyusso Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.